Danayanti Azmi Dewi Nusantara
ITS

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH SEDIMENTASI TERHADAP KOEFISIEN DEBIT PADA MODEL ALAT UKUR FAIYUM Dede Rianto; Wasis Wardoyo; Danayanti Azmi Dewi Nusantara
Jurnal Hidroteknik Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/jh.v3i2.14041

Abstract

Alat ukur ambang lebar tipe Faiyum mulai banyak dikenal dan digunakan di jaringan Irigasi di Indonesia. Perbedaan alat ukur Faiyum dengan alat ukur ambang lebar terletak pada posisi bangunan ukur yang dipasang langsung melintang saluran tanpa adanya saluran pengarah seperti pada alat ukur ambang lebar.Setiap alat ukur yang dipasang di jaringan irigasi di Indonesia seharusnya memenuhi standarisasi jenis alat ukur yang dikeluarkan oleh pihak Pemerintah dalam Standard Perencanaan Irigasi Departemen PU, 1986 dan memenuhi ISO Standart Hanbook 16 tahun 1983. Sedangkan alat Ukur Faiyum baik penggunaan maupun alatnya belum ada ketentuan peraturan yang memuat.Maka dari itu perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai penerapan penggunaan alat ukur tipe Faiyum, terutama pada penetapan koefisien debit (Cd) yang digunakan. Semakin besar nilai Cd yang di dapatkan makan semakin efektif pula alat ukur tersebut. Besarnya koefisien debit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi geometri penampang dan sedimen yang ada pada alat ukur. Sehingga dilakukan suatu studi dengan membuat model eksperimental dilaboratorium dengan skala 1 : 2.667 beserta dengan kondisi sedimentasi yang terjadi. Model tersebut dibuat dengan mengacu pada kondisi di lapangan sehingga duharapkan model tersebut dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara hasil koefisien debit alat ukur Faiyum dengan alat lain yaitu dengan alat ukut Thompson. Alat ukur Thompson juga berfungsi sebagai kalibrator untuk mengetahui keakuratan dari alat ukur Faiyum karena selain sudah terkalibrasi dengan baik, letak alat ukur Thompson sejajar dan tidak terlalu jauh (satu saluran)  dengan alat ukur Faiyum.
SIMULASI KESTABILAN KONSOLIDASI-DAM DI HILIR SYPHON LEMURUNG KALI KONTO TERHADAP FUNGSI BEBAN STATIS DAN DINAMIS Ahmad Na’im Musyafiq; Wasis Wardoyo; Danayanti Azmi Dewi Nusantara
Jurnal Hidroteknik Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/jh.v3i1.14031

Abstract

Gunung Kelud yang berada di wilayah Kabupaten Kediri Jawa Timur. Pasca erupsi pada awal tahun 2014, Gunung Kelud menyisakan sejumlah material vulkanik yang masih tertahan di lereng gunung berupa abu, pasir, pasir dan kerikil. Material tersebut apabila bercampur dengan air akan membentuk suatu aliran yang disebut lahar dingin. Bangunan konsolidasi dam di hilir syphon lemurung merupakan salah satu upaya menghindari bencana yang diakibatkan oleh bahaya aliran lahar Gunung Kelud yang melewati aliran Kali Konto. Dari hasil analisa didapatkan kapasitas volume tampngan sedimen maksimum konsolidasi dam syphon lemurung adalah 30926,25 m3. Laju sedimen pada kali konto adalah 67,1875 m3/hari. Waktu untuk memenuhi tampungan sedimen adalah u460 hari. Dari hasil simulasi kestabilan diketahui semakin tinggi massa jenis material (W) maka semakin rendah kestabilan bangunan. Syarat kestabilan mempengaruhi  ketinggian tampungan sedimen pada kondisi kritis. Dari hasil simulasi rasio kelangsingan didapatkan dimensi rencana yang memenuhi syarat kestabilan adalah tinggi dam (h1) = 1m – 5m dan lebar dam (b) = 8m - 10m. Sehingga dimensi eksisting konsolidasi dam syphon lemurung merupakan dimensi yang sudah efektif.