Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Improvement Strategy of Porong Kanal Irrigation Network Performance in Delta Brantas Irrigation Area with Swot Analysis (Strength, Weakness, Opportunities, and Threats) Fitri, Melani; Wardoyo, Wasis; Sri S., Theresia
IPTEK Journal of Proceedings Series No 1 (2017): The 2nd International Conference on Civil Engineering Research (ICCER) 2016
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i1.2186

Abstract

Delta Brantas Irrigation Area with total covering irrigated area 21,984 Ha, located entirely in Sidoarjo. Irrigation system performance in Delta Brantas Irrigation Area especially in Porong Kanal Primary Network tended to decline. So improvement strategy required in order to provide better irrigation services that fit the needs of the farming community. This problem can be studied by analyzing the existing condition, determining priority handling factors and a strategy for improving the irrigation network performance. From research results indicated that the degradation of the irrigation system performance in Delta Brantas Irrigation Area from 2012 to 2014 amounted to 3.66%. The priority handling factors that influencing the performance of Delta Brantas irrigation network are the condition of regulator structures, conditions of complementary structures, sewer condition, the completeness of operation and maintenance equipment, total personnel of operation and maintenance, personnel assignment of the operation and maintenance, legal status GP3A/P3A, institutional conditions of P3A, and P3A actively in search of irrigation networks, and P3A contribution to repair the irrigation networks. From SWOT analysis resulted a strategy position used to improve the performance of Porong Kanal Irrigation Network Delta Brantas Irrigation Area is turn-around strategy which minimizing the weaknesses to take advantage of opportunities.
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro pada Bendung Gerak Waru Turi Nadira Fildzah Tasya Hutagalung; Wasis Wardoyo; Mohamad Bagus Ansori
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.50958

Abstract

Bendung Gerak Waru Turi yang dilintasi oleh Sungai Brantas memiliki fungsi utama sebagai irigasi pesawahan, air baku, pengendali air dan pariwisata edukasi. Bendung tersebut mensuplai air irigasi pada Warujayeng menuju Ponorogo dengan debit inflow maksimal sebesar 18.36 m3/detik dan Turi Tunggoro yang menuju Mojokerto memiliki debit inflow maksimal sebesar 18.90 m3/detik. Pada saluran irigasi Waru dan Turi terdapat debit intake melimpah dan beda tinggi yang belum dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik untuk keperluan operasional bending tersebut. Sehingga dibutuhkan perencanaan pembangkit listrik yang baik untuk keperluan Bendung Gerak Waru Turi dan sekitar. Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah yang diambil adalah menghitung debit andalan Sungai Brantas dan debit andalan saluran irigasi untuk mendapatkan debit perencanaan PLTA. Perhitungan beda tinggi pada hulu bendung ke hilir dilakukan dan diolah untuk mencari perhitungan Analisa daya dan energi yang dihasilkan, sehingga dapat merencanakan komponen-komponen PLTA seperti intake, saluran pengarah, kolam tampung, pipa pesat dan rumah turbin. Hasil dari studi ini adalah pembangkit listrik pada saluran irigasi Waru menghasilkan daya sebesar 1158.57 kW selama satu tahun dengan debit sebesar 10.67 m3/detik, sedangkan saluran irigasi Turi menghasilkan daya sebesar 1119.24 kW selama satu tahun dengan debit sebesar 10.44 m3/detik. Sehingga jenis pembangkit listrik dapat dikategorikan pembangkit listrik mini-hidro yang dapat mengurangi biaya tagihan listrik dengan memanfaatkan listrik yang ada sehingga dana dapat dialokasikan ke pengembangan lainnya.
Prediksi Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek Faradilla Ayu Rizki Shiami; Umboro Lasminto; Wasis Wardoyo
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.545 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24577

Abstract

Hal terpenting dalam perencanaan waduk selain desain hidrolis bendungan adalah sedimentasi. Sedimen yang mengendap di waduk merupakan faktor pembatas kapasitas tampungan efektif waduk, sehingga jumlah sedimen di waduk biasa digunakan untuk menetapkan masa guna waduk. Prediksi sedimentasi yang terjadi pada waduk dilakukan dengan memperhitungkan besar laju sedimentasi berdasarkan metode perhitungan analitik, namun untuk mempermudah dalam menggambarkan sedimentasi yang terjadi pada waduk dilakukan metode pemodelan menggunakan software HEC-RAS. Program HEC-RAS sendiri merupakan salah satu program pemodelan analisis angkutan sedimen pada saluran maupun sungai. Tujuannya adalah untuk memprediksi besar laju sedimentasi pada Waduk Tugu dengan metode perhitungan analitik dan pemodelan software HEC-RAS, kemudian kedua hasilnya dibandingkan. Pada perhitungan maupun pemodelan sedimentasi menggunakan HEC-RAS data yang dibutuhkan adalah data geometri sungai, data hidrolika, debit sungai, dan parameter sedimen. Pemodelan sedimentasi dengan HEC-RAS dilakukan dengan mencoba beberapa model. Pemodelan pertama berupa sungai dan tubuh bendung. Pemodelan kedua dengan penambahan ambang pelimpah. Pemodelan ketiga, sungai yang dimodelkan hanya alur sungai bagian hilir. Pemodelan keempat penambahan culvert sebagai saluran pengambilan. Pemodelan kelima dengan menambah lateral inflow pada hulu tubuh bendung sebagai alternatif lain untuk memodelkan saluran pengambilan. Pemodelan keenam sama dengan pemodelan keempat namun dengan debit inflow pertama yang dibesarkan sebagai asumsi bahwa waduk terisi penuh baru dioperasikan. Perhitungan analitik dihitung dengan metode total load Laursen yang juga digunakan dalam pemodelan HEC-RAS dan dihitung pada penampang melintang bagian hulu. Hasil perhitungan analitik berupa besar angkutan sedimen yang kemudian dibandingkan dengan pemodelan HEC-RAS. Angkutan sedimen hasil dari perhitungan analitik cenderung lebih kecil daripada hasil dari pemodelan HEC-RAS, dimana perkiraan besar laju sedimentasi dari metode pemodelan HEC-RAS sebesar 22.000 m3/th sedangkan laju sedimentasi hasil perhitungan analitik sebesar 19.400 m3/th. hal ini dikarenakan penyederhanaan geometri penampang pada perhitungan analitik, sedangkan geometri pada model lebih detail.
Analisis Sensitivitas Kecepatan Rata-rata Kedalaman dan Tinggi Muka Air terhadap Parameter Masukan Setting Model pada Saluran Berbelok 180° dengan Menggunakan Program Bantu Delft3D Willy Lucyta Nugraha; Mahendra Andiek Maulana; Wasis Wardoyo; Satria Damar Negara
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 19, No 1 (2021)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1292.147 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v19i1.8664

Abstract

Aliran pada belokan sungai merupakan suatu hal yang komplek. Pada saat ini, penyelesaian permasalahan belokan sungai masih menggunakan teori aliran saluran lurus. Sedangkan karakteristik aliran belokan sungai berbeda dengan karakteristik aliran sungai lurus. Dalam upaya menyelesaikan permasalahan belokan sungai, perlu dilakukan suatu pendekatan yaitu dengan analisis model numerik saluran berbelok prismatik. Analisis model numerik dilakukan dengan software Delft3D. Dalam membuat model numerik pada Delft3D, banyak parameter masukan untuk setting model yang dapat berpengaruh terhadap hasil simulasi. Sehingga diperlukan analisis yang bertujuan untuk mengetahui parameter setting model yang paling besar pengaruhnya terhadap hasil model numerik berupa kecepatan rata-rata kedalaman dan tinggi muka air. Analisis dilakukan dengan mengganti salah satu parameter masukan pada setting model, kemudian model dijalankan dan selanjutnya dianalisis hasil dari perubahan parameter masukan tersebut dengan meninjau nilai R2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk hasil simulasi tinggi muka air, parameter masukan setting model yang paling berpengaruh adalah jumlah grid dengan prosentase beda nilai R2 sebesar 9,39% sedangkan untuk hasil simulasi kecepatan rata-rata kedalaman parameter masukan setting model yang paling berpengaruh adalah kekasaran dasar saluran dengan prosentase beda nilai R2 sebesar 2,01%.
Simulasi Tampungan Bendung Gerak Sembayat Sebagai Longstorage Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Dan Irigasi Di Kabupaten Lamongan Dan Wilayah Utara Kabupaten Gresik Mona Is Aziza; Wasis Wardoyo; Nadjadji Anwar
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 15, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1659.144 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v15i2.2560

Abstract

Bendung Gerak Sembayat (BGS) terletak di Desa Sragen, Kecamatan Bungah, Gresik sekitar 29 km dari arah hilir sungai Bengawan Solo hulu hilir. Luas waduk BGS adalah dari Babat sampai ke Sembayat Barrage ± 1487 km2. DAS Bengawan Solo keadaan hidrologi Hilir dalam kondisi kritis, akibatnya, sebagian besar DAS Bengawan Solo hilir terletak di Kabupaten Gresik Utara dan Lamongan, setiap tahunnya dibanjiri oleh luapan air dari hulu. Sebaliknya hulu Lamongan selalu kekurangan air di musim kemarau. Studi ini akan memanfaatkan Bendung Gerak Sembayat sebagai reservoir penampung yang bisa menyimpan air selama musim kemarau dan bisa menguras air di musim hujan. Inflow waduk BGS diperoleh dengan metode pembangkitan data menggunakan Thomas Fiering. Data rata-rata debit harian setiap bulan selama 24 tahun dinaikkan menjadi data arus statistik yang bisa digunakan selama 50 tahun ke depan. Perhitungan kebutuhan air baku berdasarkan kriteria perencanaan air bersih Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2000, sedangkan kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi (KP-01) pada tahun 1986. Ada 6 simulasi Untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Sebelas alternatif ini diproses dengan metode Water Balance untuk menganalisis kebutuhan air untuk perikanan, irigasi, domestik dan industri. Hasil simulasi alternatif diperoleh grafik kuadran optimal paling optimal yaitu pada neraca air Tanaman Biji-bijian yang ada dengan total kebutuhan air 61411.61 (106 m3)
Analisa Pengaruh Penyuplaian Air Bendungan Bener Terhadap Pola Distribusi Air dan Hasil Panen Daerah irigasi Boro Kabupaten Purworejo Pangkit Arjunajati; Mahendra Andiek Maulana; Wasis Wardoyo
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 20, No 1 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1436.74 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v20i1.9546

Abstract

Berdasarkan Surat Kesepakatan Rapat Koordinasi Pengaturan Air dan Evaluasi Masa Tanam D.I. Boro Kabupaten Purworejo, D.I. Boro mengalami gagal panen pada MK2 di tahun 2016 dan tahun 2017. Gagal panen ini terjadi dikarenakan terjadi kekeringan diperkuat dengan beberapa indikator salah satunya adalah dengn dibangunnya Bendungan Bener. Bendungan ini nantinya akan dimanfaatkan untuk keperluan irigasi seluas 15519 ha, yang salah satunya adalah DI Boro yang memiliki luas 5126 ha. Suplay air yang diberikan oleh bendungan bener sebesar 456,08 liter/dt. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh suplay air Bendungan Bener terhadap Daerah Irigasi Boro. Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan metode yang tepat dan akurat, yakni menggunakan program dinamik dengan membuat 15 skenario dari 1,A hingga 3,C berdasarkan perubahan parameter seperti genotipe padi, awal musim tanam, pola tanam, dan prosentase pembagian debit tersedia. Dari data tersebut dicari nilai paling optimal berdasarkan keuntungan tertinggi dari hasil panen. Dari hasil optimasi yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa jatah air yang diberikan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada keadaan eksisiting. Keuntungan paling optimum didapatkan pada skenario 2,A dengan dengan awal masa tanam Desember II, pola tanam padi-padi-padi, genotipe padi yang digunakan adalah padi Ciherang. Keuntungan yang didapatkan sebelum dilakukannya optimasi sebesar Rp. 84.689.993.353,12 sedangkan keuntungan setelah dilakukannya optimasi sebesar Rp.161.050.654.000,00 dengan prosentase kenaikan keuntungan sebesar 52,59%.
STUDI PERENCANAAN PIPA TRANSMISI DALAM PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR UMBULAN UNTUK KOTA SURABAYA Indra Cahya Purnama; Nadjadji Anwar; Wasis Wardoyo
Jurnal Hidroteknik Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.959 KB) | DOI: 10.12962/jh.v1i1.1662

Abstract

Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Timur berencana untuk memanfaatkan sumber air artesis di Umbulan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakatnya. Air tersebut akan dialirkan melalui pipa ke beberapa daerah, yaitu Umbulan, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, dan Kota Gresik. Pipa yang akan terbentang dari Umbulan hingga Kota Gresik ini akan dibangun oleh Pemprov Jawa Timur. Pemprov Jawa Timur akan menyediakan offtake pada setiap kota yang dilewati pipa tersebut. Selanjutnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) masing-masing kota akan mengelola air tersebut dan didistribusikan kepada masyarakat. PDAM Surya Sembada Kota Surabaya direncanakan menerima debit 1000 liter/detik dari proyek ini. Saat ini Surabaya memiliki enam instalasi penjernihan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih warganya. Instalasi tersebut tersebar di dua tempat yaitu tiga unit di Ngagel dan tiga unit di Karang Pilang. Kapasitas dari instalasi tersebut adalah 10.830 liter/detik. Studi ini dilakukan terhadap pipa transmisi yang akan dibangun oleh PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dalam pemanfaatan sumber mata air Umbulan. Analisanya meliputi perhitungan debit kebutuhan air di wialayah rencana pelayanan, dimensi pipa, volume reservoir, pemilihan tipe pompa dan analisa perkiraan biaya untuk membangun pipa transmisi tersebut. Dari hasil studi didapat pipa transmisi yang efisien dalam mengalirkan air umbulan ini adalah pipa steel berdiameter 500 dengan pompa bertekanan 70,23 meter.
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM Titis Haryani; Wasis Wardoyo; Abdullah Hidayat
Jurnal Hidroteknik Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.422 KB) | DOI: 10.12962/jh.v1i2.1672

Abstract

Saluran Irigasi Mataram adalah saluran irigasi yang menghubungkan Sungai Progo di Yogyakarta sebelah Barat dan Sungai Opak di Yogyakarta sebelah Timur. Meskipun letaknya strategis, namun potensi aliran air di Saluran Irigasi Mataram belum dimanfaatkan secara maksimal dalam hal pembangkit listrik tenaga air. Menurut kapasitas daya yang dihasilkan, ada beberapa macam pembangkit listrik tenaga air, salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro adalah pembangkit listrik skala kecil dengan daya kurang dari 100 KW. Tenaga air yang digunakan dapat berupa aliran sungai yang dibendung, air terjun, dan aliran air pada sistem irigasi. Ditinjau dari ketersediaan air di Saluran Irigasi Mataram, yaitu debit andalan 85% sebesar 1,7 m³/detik dan beda tinggi sebesar 3,56 meter, Saluran irigasi Mataram berpotensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ini berdasarkan pada studi literatur, survei lapangan, dan analisa data. Dari perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ini akan menghasilkan daya sebesar 59,37 kW dan energi listrik yang dihasilkan sebesar 358938, 69 KWH per tahun
EVALUASI JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH WILAYAH ZONA 2 PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA DENGAN PROGRAM WATERGEMS V8I Evieq Riyanto; Wasis Wardoyo
Jurnal Hidroteknik Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/jh.v3i2.14036

Abstract

Surabaya memiliki pertumbuhan penduduk dan pembangunan infrastruktur yg pesat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan fasilitas umum maka kebutuhan air bersih akan meningkat. Sebagai contoh kasus di wilayah Surabaya Timur sering terjadi kekurangan air pada saat jam puncak. Wilayah Surabaya Timur dan sekitarnya termasuk dalam zona 2 PDAM Kota Surabaya . IPAM Ngagel III sebagai penyedia air bersih di wilayah zona 2 memiliki kapasitas produksi 1750 lt/dt dengan cakupan pelayanan 92.65 % dan kehilangan air 24.79 %. Dalam penelitian ini akan ditinjau kebutuhan air di wilayah zona 2 untuk 20 tahun ke depan.Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: analisa pertumbuhan penduduk, analisa kebutuhan air, dan analisa hidraulik dari jaringan yang sudah ada. Analisa pertumbuhan penduduk digunakan 3 metode yaitu aritmatik, geometrik, dan least square. Analisa kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan air domestik, non domestik dan kehilangan air. Untuk analisa parameter hidraulik menggunakan software WaterGEMS v8i.Hasil dari analisa penduduk digunakan metode geometrik dengan pertumbuhan penduduk 1.88 % didapatkan jumlah  penduduk pada tahun 2036 sebesar 897867 jiwa. Kebutuhan harian rata-rata air bersih pada tahun 2016 adalah 1931.83 lt/dt dan pada tahun 2036 kebutuhan harian rata-rata sebesar 2816.47 lt/dt. Dari analisa menggunakan debit pelanggan  dan jaringan pipa eksisting didapatkan besarnya tekanan pada saat jam puncak   (-1.19 atm – 3.32 atm) dan kecepatan aliran  (0.04 m/dt – 3.86  m/dt).
PENGARUH SEDIMENTASI TERHADAP KOEFISIEN DEBIT PADA MODEL ALAT UKUR FAIYUM Dede Rianto; Wasis Wardoyo; Danayanti Azmi Dewi Nusantara
Jurnal Hidroteknik Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/jh.v3i2.14041

Abstract

Alat ukur ambang lebar tipe Faiyum mulai banyak dikenal dan digunakan di jaringan Irigasi di Indonesia. Perbedaan alat ukur Faiyum dengan alat ukur ambang lebar terletak pada posisi bangunan ukur yang dipasang langsung melintang saluran tanpa adanya saluran pengarah seperti pada alat ukur ambang lebar.Setiap alat ukur yang dipasang di jaringan irigasi di Indonesia seharusnya memenuhi standarisasi jenis alat ukur yang dikeluarkan oleh pihak Pemerintah dalam Standard Perencanaan Irigasi Departemen PU, 1986 dan memenuhi ISO Standart Hanbook 16 tahun 1983. Sedangkan alat Ukur Faiyum baik penggunaan maupun alatnya belum ada ketentuan peraturan yang memuat.Maka dari itu perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai penerapan penggunaan alat ukur tipe Faiyum, terutama pada penetapan koefisien debit (Cd) yang digunakan. Semakin besar nilai Cd yang di dapatkan makan semakin efektif pula alat ukur tersebut. Besarnya koefisien debit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi geometri penampang dan sedimen yang ada pada alat ukur. Sehingga dilakukan suatu studi dengan membuat model eksperimental dilaboratorium dengan skala 1 : 2.667 beserta dengan kondisi sedimentasi yang terjadi. Model tersebut dibuat dengan mengacu pada kondisi di lapangan sehingga duharapkan model tersebut dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara hasil koefisien debit alat ukur Faiyum dengan alat lain yaitu dengan alat ukut Thompson. Alat ukur Thompson juga berfungsi sebagai kalibrator untuk mengetahui keakuratan dari alat ukur Faiyum karena selain sudah terkalibrasi dengan baik, letak alat ukur Thompson sejajar dan tidak terlalu jauh (satu saluran)  dengan alat ukur Faiyum.