Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS SALURAN DAN MARGIN TATA NIAGA BAWANG MERAH (Studi Kasus di Kelompok Tani Sari Tani II Desa Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon) Joko Sugiharto; Iman Sungkawa; Dodi Budirokhman
Paradigma Agribisnis Vol 5 No 1 (2022): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v5i1.6819

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Saluran tataniaga bawang merah, (2) Besarnya marjin tataniaga pada masing-masing lembaga tataniaga bawang merah di bawang merah, (3) Saluran tataniaga mana yang lebih menguntungkan untuk para petani bawang merah, dan (4) Besarnya bagian harga yang diterima petani bawang merah (farmer’s share) pada berbagai saluran tataniaga bawang merah di Desa Gebang  Kecamatan Gebang  Kabupaten Cirebon. Penelitian dilakukan Desa Gebang  Kecamatan Gebang  Kabupaten Cirebon pada bulan Agustus 2021. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah medode kuantitatif, dengan pendekatan survey, dengan jumlah petani sampel 30 orang, pedagang pengumpul sebanyak 10 orang, pedagang besar 3 orang, pedagang perantara 7 orang, dan pedagang pengecer 8 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui saluran tataniaga dan fungsi tataniaga. Sedangkan analisis statistik digunakan untuk mengetahui marjin tataniaga dan besarnya bagian harga yang diterima petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat dua sistem saluran tataniaga bawang merah di Desa Gebang Kecamatan Gebang  Kabupaten Cirebon, yaitu Petani–Pedagang Pengumpul–Pedagang Pengecer–Konsumen dan Petani–Pedagang Pengumpul–Pedagang Besar-Pedagang Pengecer–Konsumen, (2) Marjin tataniaga bawang merah yang paling besar adalah pada saluran tataniaga II yakni Rp. 11.000 per kg (59,86%) dan yang terkecil pada saluran tataniaga I yakni Rp. 10.200 per kg (54,22%), (3) Saluran tataniaga I lebih menguntungkan dengan nilai keuntungan lebih besar dan saluran tataniaga II, dan (4) Famer’s Share atau bagian harga yang dieterima petani bawang merah pada saluran tataniaga I sebesar 52,99% dan bagian harga yang diterima petani bawang merah saluran tataniaga II sebesar 51,11%. Kata Kunci : Analisis Saluran, Margin Tataniaga, Bawang Merah
The Effect of Differences In Etefon Concentrations On The Level of Riteness And Quality of Melon (Cucumis Melo L.) Nugrah Fahera; Rismawati; Dodi Budirokhman
Agricultural Science Vol. 9 No. 1 (2025): September
Publisher : Faculty of Agriculture, Merdeka University Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/agriscience.v9i1.177

Abstract

Melons (Cucumis melo L.) are a high-value horticultural commodity that faces challenges in terms of irregular ripening, especially in the Cirebon area and its surroundings. This study aims to evaluate the effect of different concentrations of the growth regulator ethephon on the acceleration of ripening and melon fruit quality. The study was conducted using a completely randomized design with six levels of ethephon concentration (0, 25 ml/L, 50 ml/L, 75 ml/L, 100 ml/L, and 125 ml/L) applied to post-harvest melons, and observations were made on days 2, 4, and 6 of storage. The parameters observed included weight loss, total soluble solids, vitamin C, chlorophyll, anthocyanin, and carotenoids. Meanwhile, the organoleptic test was conducted subjectively using human senses as the primary assessment tool. The results showed that the 75 mL/L concentration provided the best effect on ripening acceleration, as indicated by increased anthocyanin, chlorophyll degradation, and softer fruit texture, as well as high panelist preference. Although the 50 mL/L concentration showed the highest taste and total soluble solids, the optimal quality characteristics were found at 75 mL/L. It is recommended to use ethephon at a concentration of 75 mL/L to accelerate ripening while maintaining optimal melon fruit quality during storage.