Anak Agung Made Sucipta
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya, Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada anak usia 6-59 bulan di RSUD Wangaya, Denpasar, Bali, Indonesia tahun 2019 Elien Yuwono; I Wayan Bikin Suryawan; Anak Agung Made Sucipta
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 1 (2020): (Available online: 1 April 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.421 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i1.572

Abstract

Background: Anemia is one of the four micronutrient problems in Indonesia. Based on Global Prevalence on Anemia, the Southeast Asian region is one of the areas with the highest prevalence of anemic populations, more than 53.8% of children aged 6-59 months were classified as mild anemia, and 3.6% of them are severe anemia. In the first 1000 day birth gold period, anemia was associated with delays and developmental disorders, both motor and intellectual, which may be irreversible. This study aims to analyze the risk factors for the incidence of anemia to optimize child development.Objective: To analyze the relations of the risk of age under two years old, low birth weight, underweight, short stunting, and not exclusive breastfeeding, to the incidence of anemia in children aged 6-59 months in Kaswari Room, Wangaya General Hospital, Denpasar in 2019.Methods: Observational analytic epidemiology design with case-control study. The research subjects were determined by consecutive sampling method and fulfilled the inclusion criteria with a comparison of case and control groups, namely 1: 1. Data were analyzed bivariate by chi-square statistical test and Odds Ratio (OR) at the significance limit of α=5%, and multivariate analysis was performed with logistic regression test. Data was processed using the Statistical Package for Social Science (SPSS) version 23 for Windows program.Results: The research subjects were 62 samples, consisting of 31 anemia samples, and 31 samples had no anemia. The results showed that there was no significant relationship between the risk of low birth weight and the incidence of anemia (95% CI = 0.80 - 22.29; p: 0.073), the risk of malnutrition with the incidence of anemia (95% CI = 0.81 - 63.85; p: 0.052), and the risk of not exclusive breastfeeding with the incidence of anemia (95% CI = 0.21 - 1.63; p: 0.440). However, there was a significant relationship between the risk of age <2 years with the incidence of anemia (OR 3.870; 95% CI = 1.34 - 11.17; p: 0.022) and the risk of short stature with the incidence of anemia (OR 7.686; 95% CI = 1, 92 - 30.70; p: 0.002). Logistic regression test results obtained significant results in short stature variables (sig 0.020; OR 5.379).Conclusion: age <2 years and short stature (stunting) have a significant relationship with the incidence of anemia in children aged 6-59 months in Kaswari Room, Wangaya Hospital, Denpasar in 2019. Latar belakang : Anemia merupakan salah satu dari empat masalah gizi mikro masyarakat Indonesia. Berdasarkan Global Prevalence on Anaemia, regio Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan dengan prevalensi tertinggi populasi anemia, lebih dari 53,8% anak usia 6-59 bulan diklasifikasikan anemia ringan, serta 3,6% di antaranya adalah anemia berat1. Pada periode emas 1000 HPK, anemia berhubungan dengan keterlambatan dan gangguan perkembangan baik motorik maupun intelektual yang mungkin irreversible2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko kejadian anemia sebagai langkah mengoptimalkan tumbuh kembang anak.Tujuan : Menganalisis hubungan risiko usia  < 2 tahun, berat badan lahir rendah, gizi kurang (underweight), perawakan pendek (stunting), dan tidak ASI eksklusif, terhadap kejadian anemia pada anak usia 6-59 bulan di Ruang Kaswari, RSUD Wangaya, Denpasar tahun 2019.Metode : Rancangan epidemiologi analitik observasional dengan desain studi case control. Subyek penelitian ditentukan dengan metode consecutive sampling, serta memenuhi kriteria inklusi dengan perbandingan kelompok kasus dan kontrol yaitu 1:1. Data dianalisis bivariat dengan  uji statistic chi-square dan Odds Ratio (OR) pada batas kemaknaan α 5%, serta dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistic. Data diproses menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 23 for Windows.Hasil : Subjek penelitian sejumlah 62 sampel, terdiri dari 31 sampel anemia dan 31 sampel tidak anemia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak didapatkan hubungan bermakna antara risiko berat badan lahir rendah dengan kejadian anemia (95% CI = 0,80 – 22,29; p:0,073), risiko gizi kurang dengan kejadian anemia (95% CI = 0,81 – 63,85; p:0,052),  serta risiko tidak ASI eksklusif dengan kejadian anemia (95% CI = 0,21 – 1,63; p:0,440). Namun didapatkan hubungan bermakna antara risiko usia < 2 tahun dengan kejadian anemia (OR 3,870; 95% CI = 1,34 – 11,17; p:0,022) dan risiko perawakan pendek dengan kejadian anemia (OR 7,686; 95% CI = 1,92 – 30,70; p:0,002). Hasil uji regresi logistic, didapatkan hasil bermakna pada variabel perawakan pendek (sig 0,020; OR 5,379).Kesimpulan:  usia < 2 tahun dan perawakan pendek (stunting) memiliki hubungan bermakna dengan kejadian anemia pada anak usia 6-59 bulan di Ruang Kaswari, RSUD Wangaya, Denpasar tahun 2019.
Hubungan nilai mean platelet volume dengan derajat klinis demam berdarah dengue di RSUD Wangaya Kota Denpasar Callista Beatrice; I Wayan Bikin Suryawan; Anak Agung Made Sucipta
Intisari Sains Medis Vol. 13 No. 1 (2022): (Available Online : 1 April 2022)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.377 KB) | DOI: 10.15562/ism.v13i1.1231

Abstract

Background: DHF is a health problem in Indonesia because the morbidity and mortality rates are high, so a practical examination is needed to assess the progression of DHF to reduce its morbidity and mortality. MPV is a simple laboratory test that has not been widely studied in DHF. This study aims to determine the relationship between the MPV and the clinical degree of DHF. Method: The study was conducted with a cross-sectional design on pediatric patients aged 0 – < 18 years with DHF and treated in June 2020 – August 2021 at Wangaya General Hospital, Denpasar, Bali. DHF diagnosis was based on WHO 2011 criteria, divided into groups of DHF and DSS. The normal reference MPV is 7,5-11,5fl, and values ​​>11,5 fl are considered high. Data were analyzed by SPSS 25. Result: Eighty patients participated in the study, 56 DHF patients and 24 DSS patients. High MPV values ​​>11.5 fl were found more in the DSS patient group (54,16%) than the DHF group (30,35%) (OR: 3,5; 95% CI: 1,29-9,68; p = 0,023). There was a moderate negative correlation between MPV and platelet count values ​​(r: -0,438; p < 0,05). Conclusion: MPV value has a relationship with the clinical degree of DHF. High MPV values ​​(> 11,5 fl) have a 3,5 times risk higher for the occurrence of DSS compared to patients with normal MPV values ​​(7,5-11,5 fl). The degree of thrombocytopenia in dengue is inversely proportional to the MPV value.   Latar belakang: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di Indonesia karena angka kesakitan dan kematiannya yang cukup tinggi, sehingga diperlukan pemeriksaan praktis yang dapat digunakan dalam menilai progresivitas DBD agar dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit ini. Mean platelet volume (MPV) adalah pemeriksaan laboratorium sederhana yang yang belum banyak diteliti perannya pada DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nilai MPV dengan derajat klinis DBD. Metode: Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang tehadap pasien anak usia 0 – <18 tahun dengan DBD dan dirawat pada bulan Juni 2020 – Agustus 2021 di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Diagnosis DBD berdasarkan kriteria WHO 2011, dibagi menjadi kelompok DBD tanpa syok dan sindrom syok dengue (SSD). Acuan nilai normal MPV 7,5-11,5 fl dan nilai >11,5 fl dianggap tinggi. Analisa menggunakan SPSS versi 25. Hasil: Didapatkan 80 pasien mengikuti penelitian, 56 pasien DBD tanpa syok dan 24 pasien SSD. Nilai MPV tinggi >11,5 fl didapatkan lebih banyak pada kelompok pasien SSD (54,16%) dibandingkan kelompok DBD tanpa syok (30,35%) (OR: 3,5; 95% IK: 1,29-9,68; p= 0,023). Didapatkan hubungan korelasi negatif berkekuatan sedang antara nilai MPV dan trombosit (r: -0,438; p< 0,05). Kesimpulan: Nilai MPV memiliki hubungan dengan derajat klinis DBD. Nilai MPV tinggi (>11,5 fl) memiliki risiko 3,5 kali untuk terjadinya SSD dibandingkan pasien dengan nilai MPV normal (7,5-11,5 fl). Derajat trombositopenia pada dengue berbanding terbalik dengan nilai MPV, semakin berat derajat trombositopenia semakin tinggi nilai MPV.