Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Potensi Kampung Kedunggudel Sebagai Kampung Wisata di Kelurahan Kenep Sukoharjo Dina Putri Wijayanti; Indrawati Indrawati
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 1: Januari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1606.104 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i1.10870

Abstract

Kampung Kedunggudel di Kelurahan Kenep Kabupaten Sukoharjo memiliki banyak daya tarik yang terdiri dari daya tarik alam, budaya dan manusia. Kampung ini menarik untuk diangkat sebagai kampong wisata. Pengembangan kampung wisata diperlukan sarana dan prasarana yang memadai serta atraksi yang tepat untuk mengelola daya tarik yang ada, sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tarik yang terdapat di Kampung Kedunggudel sehingga terpilih menjadi kampung wisata, serta mengetahui atraksi yang dapat dikembangkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kampung ini memiliki daya tarik alam, budaya dan manusia. Sarana prasarana yang tersedia yaitu akomodasi, toko kelontong, pasar tradisional, salon, jalan, listrik, air bersih, air minum, pelayanan informasi dan masjid. Sedangkan sarana dan prasarana yang belum tersedia yaitu tempat makan, transportasi, papan petunjuk arah dan toilet umum. Atraksi yang tersedia sebatas pembelajaran, belum bersifat rekreatif. Keberhasilan pengembangan kampong ini menuntut adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah melalui keberagaman atraksi dan beragam sarana prasarana yang dibutuhkan dalam kampung wisata.
Evaluasi Kesesuaian Penataan Area Kuliner Kawasan Obyek Wisata Pantai Widuri terhadap Standar Pariwisata Pantai Ayu Candra Pratami; Indrawati Indrawati
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 1: Januari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2371.355 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i1.10872

Abstract

Area kuliner non-formal di Pantai Widuri Pemalang menjadi spot yang paling diminati oleh pengunjung. Namun, pembangunan area kuliner non-formal dinilai belum sesuai dengan aturan dan standar pariwisata pantai. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi mengenai penataan area kuliner Pantai Widuri dengan tujuan untuk mengetahui penyebab dan proses terbentuknya area kuliner non-formal, mengidentifikasi pelanggaran-pelanggaran berkenaan dengan standar fasilitas, serta mengetahui tanggapan masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan objek dan pendekatan subjek. Pendekatan objek dilakukan terhadap aspek fisik area kuliner Pantai Widuri dengan acuan Permenpar Nomor 3 Tahun 2018 tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata dan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun 20112031. Pendekatan subjek penelitian dilakukan kepada pengunjung area kuliner formal dan non-formal dengan metode kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa area kuliner non-formal Pantai Widuri belum sesuai dengan standar maupun aturan yang berlaku. Area kuliner non-formal terbentuk karena kondisi morfologi Pantai Widuri dan preferensi pengunjung, yaitu pencapaian yang mudah, tarif parkir, dan makanan terjangkau, serta view yang menarik. Hasil evaluasi ini dapat menjadi pertimbangan bagi pengelola dalam mengembangkan kawasan Pantai Widuri agar sesuai dengan standar, aturan, serta minat pengunjung.
TANTANGAN MEMBANGUN DI LAHAN RTH (KAJIAN TATA RUANG PEMBANGUNAN EDUTORIUM DI EDUPARK UMS) Indrawati Indrawati; Alfa Febela Priatmono; Nurhasan Nurhasan
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2019
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.676 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v3i1.191

Abstract

Abstract: The objective of this paper is the approval of the development of Edutorium on Edupark land which has been designated as RTH on the Surakarta City regional planning. This study was presented descriptively using content analysis methods. After being analyzed, conclusions are obtained; (a) The UMS must obtain permission from the Surakarta City Government to obtain Edupark land; (B) If UMS agrees to permit the construction of Edutorium with a simple building category and has an open land of at least 70%, it is expected that permit will be issued so on. But if Edupark has a building character is not simple and important for the environment, the management of permit for more than 4 months; (c) If no open space rules are accepted, the permit is not issued; (d) UMS has a significant opportunity to submit a request for changes in Edupark's land function through the regional planning revision process. This revision process estimates 1 to 2 years; (e) if UMS applies the green concept of public space in Edutorium buildings, it is truly one of the advantages of UMS in applying Islamic architecture. Based on the conclusions above, the following are recommended: (1) Requirement documents and development permits need to be approved before construction is carried out in the field; (2) In order to be more flexible, this year, the approved UMS immediately requested a change in Edupark from green open space to a cultivation area (yellow); and (3) Before the Edutorium is built, the fulfillment of convention needs can be done by using convention buildings around the UMS. Keywords: Green Open Space, Spatial Planning, UMSAbstrak: Tulisan ini bertujuan memahami regulasi pembangunan Edutorium  di lahan Edupark yang telah ditetapkan sebagai RTH dalam RTRW Kota Surakarta. Penelitian ini dipaparkan secara deskriptif menggunakan metode analisis konten. Setelah dianalisis diperoleh kesimpulan; (a) UMS harus mendapat ijin dari Pemkot Surakarta untuk memanfaatkan lahan Edupark; (b) Jika UMS mengajukan ijin pembangunan Edutorium dengan kategori bangunan sederhana serta memiliki lahan terbuka minimal 70%, diperkirakan IMB terbit dalam waktu dekat. Namun jika Edupark memiliki karakter bangunan tidak sederhana serta berdampak penting bagi lingkungan, pengurusan IMB memakan waktu lebih dari 4 bulan; (c) Jika tidak mengikuti kaidah-kaidah RTH, dimungkinkan IMB tidak akan terbit; (d) UMS memiliki peluang cukup besar untuk mengajukan permohonan perubahan fungsi lahan Edupark melalui proses revisi RTRW. Proses revisi RTRW diperkirakan 1 hingga 2 tahun; (e) jika UMS menerapkan konsep public space yang hijau pada bangunan Edutorium, sesungguhnya merupakan salah satu kelebihan UMS dalam mengaplikasikan arsitektur Islam. Berdasarkan kesimpulan di atas, direkomendasikan beberapa hal berikut: (1) Dokumen persyaratan dan perijinan pembangunan perlu dipenuhi sebelum dilakukan pembangunan di lapangan; (2) Agar lebih fleksibel, pada tahun ini UMS sebaiknya segera  mengajukan permohonan perubahan fungsi lahan Edupark dari RTH (hijau) menjadi kawasan budidaya (kuning); dan (3) Sebelum Edutorium terbangun, pemenuhan kebutuhan konvensi dapat dilakukan dengan menyewa gedung-gedung konvensi yang ada di sekitar UMS. Kata Kunci: RTH, Tata Ruang, UMS
MOTIVASI WISATA ZIARAH DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA MENJADI WISATA HALAL DI DESA MAJASTO KABUPATEN SUKOHARJO Indrawati Indrawati; Nurhasan Nurhasan; Achmad Muthali’in
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2018
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.878 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v2i2.34

Abstract

Abstract: In general, this study aims to integrate the potential of the cultural landscape to be an important component in the planning of Majasto Tourism Village. While the specific objectives are 1) Identify the characteristics of pilgrimage tourism at the Tomb of Bumi Arum Majasto; 2) Understanding the grave position for the local community; and 3) Estimating tourism development strategy in Majasto Village. This research is an explorative research. The information is explored and presented by qualitative descriptive method. The field data was collected qualitatively and presented descriptively according to existing facts, organized and systematic. After the analysis and discussion, it was found that (1) overall tourism motivation contradicts by the Islamic perspective, especially (a) strong motivation for blessing and prayers to the ancestor, and (b) There is no learning motivation (history) and da'wah; (2) The community has a place attachment by the grave, it has a very important position for the Majasto community; and (3) Such conditions imply the importance of prudence in the development of Majasto Tourism Village.Keyword: Pilgrimage Tourism, Halal Tourism, Majasto Abstrak: Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan potensi lanskap budaya di Desa Majasto menjadi komponen penting dalam perencanaan Desa Wisata Majasto. Sedangkan tujuan khususnya adalah  1) Mengidentifikasi karakteristik wisata ziarah di Makam Bumi Arum Majasto; 2) Memahami kedudukan makam bagi masyarakat setempat; dan 3) Memperkirakan strategi pengembangan kepariwisataan di Desa Majasto. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Informasi digali dan disajikan dengan metoda deskriptif kualitatif. Data lapangan dikumpulkan secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif sesuai fakta yang ada, terorganisisr dan sistematis.Setelah dilakukna analisis dan pembahasan, diperoleh temuan bahwa (1) secara keseluruhan  motivasi wisata kotradiktif terhadap cara pandang Islam, terutama (a) kuatnya motivasi ngalab berkah, meminta restu serta nyenyuwun atau lambaran doa, serta (b) Tidak dijumpai motivasi belajar (sejarah) dan dakwah; (2) Masyarakat memiliki kelekatan yang kuat dengan makam (place attachment), memiliki kedudukan yang sangat penting bagi masyarakat Majasto; dan (3) Kondisi demikian berimplikasi pentingnya kehati-hatian dalam pengembangan Desa Wisata Majasto.Kata Kunci: Wisata Ziarah, Wisata Halal, Majasto
THE SHIFTING OF ISLAMIC HERITAGE FROM EDUCATION CENTER TO WORSHIP TOMB (THE EFFECT OF THE POLITICAL POLICY) Indrawati Indrawati; N Nurhasan; Sugiono Soetomo
Journal of Islamic Architecture Vol 7, No 1 (2022): Journal of Islamic Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, UIN Maliki Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jia.v7i1.15127

Abstract

Many Islamic heritages are not well maintained. This condition also occurs in the Ki Ageng Majasto cemetery, an Islamic heritage site near Surakarta City, Central Java. The function of the area has changed, from the education area in the early time into the Worship Tomb in the present. Therefore, it is important to investigate to find out: (1) Why there was a shift in the function of the area (from an educational area to a worship tomb); (2) what factors influenced it; and (3) What the impact on the regional constellation is. The systematic steps of the grounded research approach are used in this research. After the analysis carried out, it was discovered that the shifting function from the Education area to the Worship Tomb in Majasto Village occurred: (1) when KAM, which functions as the Islamic guardian, has died; (2)  The influence of political factors are dominated in the past (The Pajang I King) although the present governments are Sukoharjo Regency and Majasto Village Government; (3)  The changing of function has its implications for the development of the functions of area and agglomerations as well as regional constellations. This finding provides direction on the importance of documenting historical information in determining regional/urban planning policies.
Pengaruh Makam Punden terhadap Perkembangan Desa Wisata (Kajian Master Plan Desa Wisata Majasto Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah) Indrawati Indrawati; Nurhasan Nurhasan; Zaini Musthofa
JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) Volume 7 No. 2 September 2023: JRST
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jrst.v7i2.15286

Abstract

Di Desa Majasto terdapat Makam Punden Ki Ageng Majasto (KAM) dan beberapa tempat sacral lainnya yang banyak dikunjungi peziarah. Berdasarkan potensi ini kemudian Pemerintah Desa Majasto  menyusun master plan Desa Wisata. Terdapat hal unik dan menarik untuk diteliti karena potensi wisata ziarah berupa makam punden dan tempat-tempat sacral lainnya tidak menjadi kawasan yang diprioritaskan. Oleh karenanya permasalahan penelitian dirumuskan menjadi: Bagaimana pengaruh Makam Punden terhadap pengembangan atraksi Desa Wisata Majasto? Adapun tujuannya: mengetahui seberapa besar peran Makam Punden dalam pengembangan Atraksi Desa Wisata Majasto. Master plan dan profil desa sebagai data utama dalam penelitian ini memiliki metode yang berbeda-beda sesuai tahapan kegiatan. Metode masing-masing tahap sebagai berikut: (1) Penyusunan profil Desa menggunakan metode sekunder (penelusuran dokumen) dan primer (wawancara dan observasi); (2) Identifikasi potensi unggulan dan strategi pengembangan menggunakan metode SWOT; (3) Perumusan konsep dasar master plan menggunakan metode FGD; dan (4) pendembangan rencana menggunakan metode eksplorasi desain. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten. Konten potensi tempat-tempat sacral di profil desa dikomparasikan dengan kawasan prioritas yang ada di master plan. Setelah dilakukan penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Secara substantif, Makam Punden tidak berpengaruh pada pengembangan jenis atraksi wisata baru yang dikembangkan, namun demikian 2) Secara branding, Makam Punden menjadi satu-satunya sumber ‘brand’ atau ‘citra’ atau ‘legenda’ yang digunakan untuk memberi nama masing-masing objek agar lebih terkesan ‘bermakna’ dan unik, yaitu: Taman ‘Bumi Arum’, Pemancingan ‘Sutawijaya’, Lapangan OR dan Taman  ‘Sutawijaya’, serta Sentra Busana ‘Majasto’.