Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN KECENDERUNGAN MENJADI OBJEK PERUNDUNGAN PADA SISWA BERASRAMA Zhafira Mardhatillah Maulia; Basti Tetteng; Andi Nasrawaty Hamid
JIVA : Journal of Behavior and Mental Health Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/jiva.v2i1.1523

Abstract

ABSTRACTBullying is one form of delinquency that is often found among adolescents, especially in schools. Bullying is an act that intimidates objects that are considered weaker. Individuals less assertive and not assertive tend to be objects of bully. Assertive behavior is expressing self directly, honestly, positively to fight for personal rights without neglecting the rights of others to meet needs or express feelings without anxiety. This study aims to look at the relationship between assertive behavior and the tendency to be objects of bully to boarding students. The method used in this research is quantitative. The respondents of this study were 205 teenage students, 12-17 years old from boarding schools A and high school B. The analysis technique used in this study was the Spearman rank correlation. The results showed that there was a negative relationship between assertive behavior with a tendency to be the object of bully in boarding students (p = -0.22 r = 0.002). This means that the higher assertive behavior, the lower tendency to be object of bully in boarding students. The results of this study an evaluation for adolescents to develop assertive behavior to avoid bullying and as a basis for schools and adolescent environments for bullying prevention program. Keywords: objects of bullying, assertive behavior, boarding student ABSTRAKPerundungan merupakan salah satu bentuk kenakalan yang kerap ditemukan dikalangan remaja terutama di sekolah. Perundungan merupakan tindakan yang dengan sengaja mengintimidasi objek yang dianggap lebih lemah. Individu yang kurang tegas dan tidak asertif cenderung menjadi objek perundungan. Perilaku asertif merupakan tindakan mengekpresikan diri secara langsung, jujur, positif dan tegas untuk memperjuangkan hak pribadi tanpa mengabaikan hak orang lain untuk memenuhi kebutuhan atau mengungkapkan perasaan tanpa mengalami kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perilaku asertif dengan kecenderungan menjadi objek perundungan pada siswa berasrama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Responden penelitian ini adalah 205 siswa usia remaja yakni 12-17 tahun dari sekolah berasrama pesantren A dan SMA B. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spearman rank correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara perilaku asertif dengan kecenderungan menjadi objek perundungan pada siswa berasrama (p= -0,22 r=0,002). Artinya semakin tinggi perilaku asertif maka semakin rendah kecenderungan menjadi objek perundungan pada siswa berasrama. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi remaja agar lebih mengembangkan perilaku asertif untuk menghindari terjadinya perundungan serta sebagai dasar bagi sekolah dan lingkungan remaja untuk membuat program pencegahan terjadinya perundungan. Kata Kunci: objek perundungan, perilaku asertif, siswa berasrama
PSIKOEDUKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI SEKRETARIAT PERSIDANGAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN DPRD PROVINSI SULAWESI SELATAN Basti Tetteng; Brilian Putra Adhitama; Syifa Nur Intan; Tarizha Khaerunnisa; Wanda Eka Saputri
Afeksi: Jurnal Psikologi Vol. 3 No. 2 (2024): Afeksi: Jurnal Psikologi
Publisher : Afeksi: Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motivasi kerja adalah aspek penting yang sering menjadi topik diskusi di kalangan pemimpin organisasi, baik secara eksplisit maupun implisit. Meskipun setiap individu memiliki motivasi kerja, tingkat kegigihan dalam bekerja dapat berbeda-beda. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman pegawai Sekretariat bagian Persidangan dan Perundang-undangan DPRD mengenai motivasi kerja. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah psikoedukasi melalui leaflet. psikoedukasi dilakukan dengan menyebarkan kuesioner Google form secara online kepada pegawai di Sekretariat bagian Persidangan dan Perundang-undangan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengumpulkan data awal serta melakukan evaluasi setelah pembagian leaflet. Psikoedukasi dilakukan dengan membagikan leaflet yang berisi informasi tentang motivasi kerja kepada 30 pegawai. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank dengan perangkat lunak SPSS versi 26. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai Asymp.Sig.(2-tailed) < 0.05, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara nilai pre-test dan post-test, dengan mean post-test (M=98.7) lebih tinggi dibandingkan mean pre-test (M=60.0). Hasil dari kegiatan ini bahwa psikoedukasi yang dilakukan terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman pegawai tentang motivasi kerja, yang ditunjukkan oleh peningkatan signifikan pada nilai post-test dibandingkan pre-test.
Kematangan Emosi Dan Perilaku Agresi Pada Remaja Andi Haslinda; Basti Tetteng; Muhammad Nur Hidayat Nurdin
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 5: Agustus 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v1i5.648

Abstract

Perilaku agresi dapat dilakukan secara fisik atau verbal, salah satu penyebab terjadinya perilaku agresi di kalangan remaja adalah ketidakmatangan emosi. Kematangan emosi merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan emosinya, mampu memahami dirinya maupun orang lain dan menerima kenyataan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dan perilaku agresi pada remaja yang tinggal di permukiman Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan pengumpulan data menggunakan skala Likert. Responden terdiri dari 147 remaja akhir yang berusia antara 18 hingga 21 tahun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi antara kematangan emosi dan perilaku agresi dengan nilai p=0,01 (p<0,05). Koefisien korelasi r= -0, 212 menunjukkan nilai hubungan negatif antara emosi dan perilaku kekerasan. Nilai koefisien korelasi menunjukkan nilai negatif berarti semakin tinggi kematangan emosi maka semakin rendah perilaku agresi dan sebaliknya semakin rendah kematangan emosi maka semakin tinggi perilaku agresi.
Hubungan Kesadaran Diri Dengan Kepatuhan Berlalu Lintas Pada Pengendara Kendaraan Bermotor Di Kota Makassar Rezki Amelia Jalil; Basti Tetteng
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 3 No. 1: Desember 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v3i1.2649

Abstract

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas terjadi akibat tiga faktor utama yang mempengaruhi yaitu faktor manusia, kendaraan, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesadaran diri dengan kepatuhan berlalu lintas pada pengendara kendaraan bermotor di kota makassar Responden dalam penelitian ini adalah pengendara kendaraan bermotor berusia dewasa awal hingga madya di Kota Makassar sebanyak 402 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dengan uji hipotesis Spearman Rho. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi r=0,852 dan nilai signifikansi sebesar p=0,000(p<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan signifikan kesadaran diri dengan kepatuhan berlalu lintas. Sedangkan, nilai R square sebesar 0,726 yang berarti bahwa terdapat 72,6% kesadaran diri mempengaruhi tingkat kepatuhan berlalu lintas. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan ilmiah bagi pengguna kendaraan bermotor untuk senantiasa meningkatkan kepatuhannya dalam berkendara melalui kesadaran diri yang juga tinggi.