Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN MENONTON TELEVISI DAN BERMAIN GAME ONLINE YANG MENGANDUNG TAYANGAN KEKERASAN DENGAN PERILAKU AGRESIVE PADA HUBUNGAN MENONTON TELEVISI DAN BERMAIN GAME ONLINE YANG MENGANDUNG TAYANGAN KEKERASAN DENGAN PERILAKU AGRESIVE PADA ANAK USIA SEKOLAH DI M Umi Faridah; Yulisetyaningrum Yulisetyaningrum; Indanah Indanah; Yuke Liza Fitri Dhadila
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.257 KB)

Abstract

Background: Increasing cases of aggressive behavior in school throughout the year 2010 was 21.6 % (YKAI. 5-10% of school-age children to behave aggressively. (Anggraeni, 2011) Objective: To explore the relationship between watching television and playing online games with aggressive behavior in MI Muhammadiyah 02 Kudus 2016 Method: analytical correlation. Cross sectional method, a sample 133 respondents out of 199 students in grade 1-6 with stratified random sampling technique with a questionnaire measuring instrument. Test research relationships using Chi Square Results: The study of the relationship between television viewing to aggressive behavior in MI Muhammadiyah Kudus 02 shows the correlation is very weak, (p.value: 0.015; α: 0.05; r: 0.262). The relationship between playing online games with aggressive behavior in MI Muhammadiyah Kudus 02 shows the strength of weak correlation (p.value; 0024; α = 0.05; r: 0.231 Conclusion: There was a significant correlation between television viewing to aggressive behavior of children of school age in MI Muhammadiyah Kudus 02). There is a correlation between playing online games with aggressive behavior of children of school age in 02 MI Muhammadiyah Kudus
Halotherapy pada Anak dengan Penyakit Respirasi: A Scooping Review Kartika Alifah; Suci Dewi Utami; Yuke Liza Fitri Dhadila; Tazkiah Aulia; Anita Apriliawati; Nyimas Heny Purwati; Titin Sutini; Awaliah
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.4458

Abstract

Latar Belakang: Penyakit pernapasan merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada anak, dengan angka kejadian tinggi di tingkat global dan nasional. Implementasi kebijakan seperti Practical Approach to Lung Health (PAL) masih menghadapi kendala, terutama dalam hal fasilitas diagnostik dan akses terapi inhalasi. Haloterapi, sebagai pendekatan non-farmakologis, menunjukkan potensi membantu meredakan gejala dan memperbaiki fungsi paru pada anak dengan gangguan pernapasan. Tujuan: Tinjauan cakupan ini bertujuan untuk memetakan bukti ilmiah terkait penerapan halotherapy pada anak-anak dengan gangguan respirasi. Metode: Studi ini menggunakan kerangka kerja PCC (Population, Concept, Context) dengan populasi anak usia <18 tahun yang mengalami gangguan respirasi, konsep halotherapy, dan konteks pelayanan kesehatan (RS dan klinik) tanpa batasan geografis. Literatur dicari melalui database PubMed, ProQuest, dan ScienceDirect menggunakan kombinasi kata kunci dan operator boolean. Seleksi dilakukan berdasarkan kriteria inklusi. Hasil: Terdapat 9 artikel yang diinklusikan yang menunjukkan bahwa halotherapy menjanjikan dalam meningkatkan fungsi paru, mengurangi gejala, dan memperpendek masa rawat inap pada berbagai kondisi respirasi anak. Efektivitas paling konsisten ditemukan pada penggunaan saline hipertonik 3% pada pasien bronkiolitis. Kombinasi halotherapy dan senam pernapasan juga menunjukkan manfaat tambahan pada anak dengan asma. Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan, namun hasil antar studi masih bervariasi. Kesimpulan: Halotherapy dapat dipertimbangkan sebagai terapi komplementer yang aman dan menjanjikan bagi anak-anak dengan gangguan respirasi ringan hingga sedang, serta menjadi bagian dari pendekatan multidisiplin dalam layanan kesehatan anak.
Efektivitas Family Centered Care Terhadap Kadar Glukosa Darah Dan HBA1C Pada Anak Dengan DM Tipe 1: Tinjauan Sistematis Dan Meta-Analisis Suci Dewi Utami; Ika Novika; Yesa Junita Sari; Kartika Alifah; Nuryati; Yuke Liza Fitri Dhadila; Tazkiah Aulia; Elmi Susanti; Nyimas Heny Purwati; Dhea Natashia
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.4464

Abstract

Latar Belakang: Diabetes Mellitus tipe 1 (DM tipe 1) merupakan penyakit kronis yang memerlukan manajemen yang kompleks. Pada anak, dukungan keluarga sangat penting untuk meningkatkan kontrol glikemik dan mencegah komplikasi. Pendekatan family-centered care (FCC) diyakini efektif untuk meningkatkan keterlibatan keluarga dalam pengelolaan diabetes anak. Tujuan: Mengidentifikasi dan mengevaluasi efektivitas intervensi berbasis keluarga terhadap kadar glukosa darah dan HbA1c pada anak dengan DM tipe 1. Metode: Systematic review dan meta-analisis dilakukan sesuai pedoman PRISMA. Pencarian artikel dilakukan melalui PubMed, ProQuest, dan ScienceDirect menggunakan kata kunci MeSH. Artikel yang disertakan merupakan randomized controlled trial (RCT) yang melibatkan anak dengan DM tipe 1, melaporkan hasil kadar glukosa darah dan HbA1c, serta menggunakan intervensi berbasis keluarga. Hasil: Dari 1.862 artikel yang diidentifikasi, enam memenuhi kriteria inklusi. Intervensi berbasis keluarga secara signifikan menurunkan kadar HbA1c (p < 0.05) dan kadar gula darah puasa dibandingkan perawatan rutin. Beberapa model efektif yang ditemukan termasuk family-centered empowerment model, edukasi keluarga intensif, dan intervensi berbasis web. Kesimpulan: Intervensi berbasis keluarga terbukti efektif meningkatkan kontrol glikemik anak dengan DM tipe 1. Penerapan FCC perlu diintegrasikan dalam praktik keperawatan anak untuk mendukung manajemen jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien serta keluarga.
Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gagal Ginjal Akut dan Gangguan Kebutuhan Dasar Dengan Pendekatan Teori Self-Care Orem Yuke Liza Fitri Dhadila; Nyimass Heny P
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.4618

Abstract

Latar Belakang: Gagal ginjal akut (GGA) pada anak merupakan kondisi kritis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara mendadak sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan proses metabolik. Kondisi ini memerlukan asuhan keperawatan komprehensif yang mencakup aspek fisiologis maupun psikososial. Tujuan: Laporan kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Teori Self-Care Orem dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan gagal ginjal akut. Metode: Studi kasus deskriptif dilakukan pada seorang anak dengan diagnosis GGA yang dirawat di ruang perawatan kritis. Data diperoleh melalui pengkajian keperawatan, pemeriksaan fisik, dan rekam medis. Diagnosa keperawatan dirumuskan, intervensi direncanakan, serta diimplementasikan berdasarkan Teori Self-Care Orem dengan fokus pada self-care deficit dan sistem supportive–educative. Metode: Studi kasus deskriptif dilakukan pada seorang anak yang didiagnosis GGA dan dirawat di unit perawatan kritis. Data diperoleh melalui pengkajian keperawatan, pemeriksaan fisik, dan rekam medis. Diagnosa keperawatan dirumuskan serta intervensi direncanakan dan diimplementasikan berdasarkan Teori Self-Care Orem, khususnya yang berfokus pada self-care deficit dan sistem supportive–educative. Hasil: Masalah keperawatan utama yang diidentifikasi meliputi ketidakseimbangan cairan, ketidaknyamanan akibat nyeri, risiko ketidakseimbangan elektrolit, serta kecemasan pada pasien dan keluarga. Intervensi diarahkan pada pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit, manajemen nyeri, dukungan adaptasi psikososial, serta edukasi keluarga terkait kondisi anak. Evaluasi menunjukkan adanya peningkatan stabilitas hemodinamik, penurunan ketidaknyamanan, dan keterlibatan keluarga yang lebih baik dalam perawatan. Kesimpulan: Penerapan Teori Self-Care Orem memberikan kerangka kerja yang bermanfaat dalam memberikan asuhan keperawatan holistik pada anak dengan GGA. Perawat berperan penting sebagai caregiver, edukator, dan pendukung keluarga untuk mengoptimalkan hasil kesehatan.