Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STIGMA MASYARAKAT DAN KONSEP DIRI KELUARGA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) H Hanifah; Arnika Dwi Asti; Tri Sumarsih
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.231 KB)

Abstract

Stigma merupakan pandangan negatif yang melekat pada seseorang dan dipengaruhi lingkungan. Stigma salah satu faktor penghambat penyembuhan gangguan jiwa. Keluarga pasien dengan gangguan jiwa dapat terkena dampak stigma yang diberikan masyarakat pada ODGJ. Keluarga yang mendapatkan stigma berlebih akan berdampak pada peningkatan beban psikologis dan mempengaruhi konsep diri.Tujuan penelitian ini yaitu memberi gambaran stigma masyarakat dan konsep diri keluarga pasien gangguan jiwa terhadap gangguan jiwa. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Cara pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel yang diambil 247 responden untuk stigma masyarakat dan 58 responden untuk konsep diri keluarga dengan gangguan jiwa. Intrumen penelitian yaitu kuesioner CAMI (Community Attitude towards the Mental Illness) untuk masyarakat dan untuk konsep diri keluarga dengan kuesioner konsep diri. Hasil penelitian yaitu stigma masyarakat terhadap ODGJ yang paling tinggi pada aspek kebajikan (pandangan humanistik dan simpatik terhadap ODGJ) dengan mean 34 (SD =4), diikuti aspek ideologi kesehatan mental (penerimaan layanan kesehatan mental di masyarakat) dengan mean 33 (SD=4), aspek otoriterisme (pandangan terhadap ODGJ sebagai individu yang lemah) dengan mean 29 (SD=3), dan aspek pembatasan sosial (ODGJ merupakan ancaman yang harus dihindari) dengan mean 28 (SD=4). Sedangkan untuk konsep diri keluarga mayoritas keluarga dengan gangguan jiwa memiliki konsep diri positif sebanyak 49 keluarga (84.5%). Stigma yang paling tinggi di masyarakat adalah kebajikan dan yang paling rendah adalah pembatasan sosial. Sedangkan konsep diri keluarga dengan gangguan jiwa sudah menunjukkan hasil yang positif.