Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Pre Eklamsia Berat dengan Masalah Ansietas melalui Metode Terapi Warna Hijau di Ruang Flamboyan RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto Sarifatul Mabruroh; Tri Sumarsih
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.46 KB)

Abstract

Latar belakang :Pada ibu hamil pre eklamsia dibutuhkan cara untuk mengatasi kecemasan dalam menghadapi persalinan. Perawat berperan dalam penanggulangan kecemasan melalui pendekatan nonfarmakologis yaitu terapi warna. Terapi warna adalah terapi yang memberikan unsur relaksasi yang mampu mengurangi kecemasan pada individu. Tujuan : menganalisis asuhan keperawatan pada ibu hamil pre eklamsia berat dengan masalah ansietas melalui metode terapi warna hijau di Ruang Flamboyan RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo Purwokerto. Metode : analisis asuhan keperawatan ini menggunakan metode deskriptif berupa studi kasus pada tiga pasien dengan tindakan keperawatan dilakukan selama 3 hari. Subjek adalah ibu hamil pre eklamsia berat dengan masalah ansietas. Instrumen studi kasus ini menggunakan lembar observasi kecemasan skala HARS. Hasil asuhan keperawatan : masalah keperawatan yang muncul adalah ansietas. Intervensi dan implementasi meliputi kaji ansietas, diskusi tentang ansietas, ajarkan teknik distraksi relaksasi dengan terapi warna hijau. Hasil evaluasi keperawatan dari ketiga klien dengan pre eklamsia berat menunjukkan bahwa masalah keperawatan ansietas teratasi. Pada P1 dari skor 26 (kecemasan berat) menjadi skor 12 (tidak ada kecemasan), P2 dari skor 28 (kecemasan berat) menjadi skor 12 (tidak ada kecemasan), P3 dari skor 30 (kecemasan berat) menjadi skor 15 (kecemasan ringan). Penurunan tingkat kecemasan terjadi pada ketiga klien, P1 sebanyak 25%, P2 sebanyak 28,5% dan P3 sebanyak 26,8%. Evaluasi kemampuan ketiga klien dalam mengontrol kecemasan setelah diberikan terapi warna hijau, rata-rata sebanyak 94,4%. Terapi warna hijau sangat efektif dalam menurunkan kecemasan pada klien pre eklamsia berat. Rekomendasi : terapi warna hijau perlu diaplikasikan kepada pasien dengan masalah ansietas pada ibu hamil pre eklamsia berat.
Pengaruh Relaksasi Spiritual terhadap Perubahan Tingkat Ansietas dan Stres Pasien Tuberkulosis Paru di RS PKU Muhammadiyah Sruweng Tri Sumarsih; Tri Wahyuningsih; S Sawiji
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.6 KB)

Abstract

Latar belakang: Jumlah kasus Tuberkulosis (TB) Paru terus mengalami peningkatan, penderita TB Paru mempunyai resiko mengalami gangguan psikologis di antaranya cemas dan stres. Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat ansietas/ansietas dan stres salah satunya dengan metode relaksasi spiritual. Terapi spiritual yang dilakukan meliputi berdoa, meditasi, dan membaca doa sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dapat meningkatkan adaptasi pasien terhadap stresor. Tujuan: Mengetahui perubahan tingkat ansietas dan stres pasien Tuberkulosis Paru sebelum dan setelah diberikan relaksasi spiritual di RS PKU Muhammadiyah Sruweng. Metode: Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan rancangan one grup pre test - post test design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 responden dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Tingkat ansietas dan stres diukur menggunakan kuesioner DASS-42 dengan 14 item pernyataan. Data berdistibusi normal dengan uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov, sedangkan analisa data menggunakan uji paired t- test. Hasil Penelitian: Hasil penelitian sebelum diberikan relaksasi spiritual menunjukkan mayoritas responden mengalami tingkat ansietas sedang sebanyak 38 responden (58.4%) dan tingkat stres dalam kategori sedang sebanyak 24 responden (36.8%), Setelah diberikan terapi relaksasi spiritual, responden mengalami perubahan baik tingkat ansietas maupun stres, di mana tingkat ansietas menurun menjadi skala ringan sebanyak 27 responden (42%) dan tingkat stres menurun menjadi normal sebanyak 40 responden (61.5%). Hasil analisa data menggunakan uji paired t- test menunjukkan nilai p value = 0,000. Kesimpulan: Metode relaksasi spiritual dapat menurunkan tingkat ansietas dan stres pasien Tuberkulosis Paru di RS PKU Muhammadiyah Sruweng Rekomendasi: Metode relaksasi spiritual direkomendasikan dalam intervensi keperawatan supportif sebagai upaya menurunkan tingkat ansietas dan stres pasien tuberkulosis paru.
STIGMA MASYARAKAT DAN KONSEP DIRI KELUARGA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) H Hanifah; Arnika Dwi Asti; Tri Sumarsih
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.231 KB)

Abstract

Stigma merupakan pandangan negatif yang melekat pada seseorang dan dipengaruhi lingkungan. Stigma salah satu faktor penghambat penyembuhan gangguan jiwa. Keluarga pasien dengan gangguan jiwa dapat terkena dampak stigma yang diberikan masyarakat pada ODGJ. Keluarga yang mendapatkan stigma berlebih akan berdampak pada peningkatan beban psikologis dan mempengaruhi konsep diri.Tujuan penelitian ini yaitu memberi gambaran stigma masyarakat dan konsep diri keluarga pasien gangguan jiwa terhadap gangguan jiwa. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Cara pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel yang diambil 247 responden untuk stigma masyarakat dan 58 responden untuk konsep diri keluarga dengan gangguan jiwa. Intrumen penelitian yaitu kuesioner CAMI (Community Attitude towards the Mental Illness) untuk masyarakat dan untuk konsep diri keluarga dengan kuesioner konsep diri. Hasil penelitian yaitu stigma masyarakat terhadap ODGJ yang paling tinggi pada aspek kebajikan (pandangan humanistik dan simpatik terhadap ODGJ) dengan mean 34 (SD =4), diikuti aspek ideologi kesehatan mental (penerimaan layanan kesehatan mental di masyarakat) dengan mean 33 (SD=4), aspek otoriterisme (pandangan terhadap ODGJ sebagai individu yang lemah) dengan mean 29 (SD=3), dan aspek pembatasan sosial (ODGJ merupakan ancaman yang harus dihindari) dengan mean 28 (SD=4). Sedangkan untuk konsep diri keluarga mayoritas keluarga dengan gangguan jiwa memiliki konsep diri positif sebanyak 49 keluarga (84.5%). Stigma yang paling tinggi di masyarakat adalah kebajikan dan yang paling rendah adalah pembatasan sosial. Sedangkan konsep diri keluarga dengan gangguan jiwa sudah menunjukkan hasil yang positif.
Attitude and family support to family members who are having mental disorders at Community Health Center, Central Java, Indonesia Tri Sumarsih; Irfanuddin Wakhid; Arnika Dwi Asti
International Journal of Health Science and Technology Vol 1, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.403 KB) | DOI: 10.31101/ijhst.v1i2.1099

Abstract

The phenomenon of mental disorders is currently experiencing a significant increase and always increase every year in various parts of the world. Family support is a form of providing support to other family members who experienced problems. The family influences the client's values, beliefs, attitudes and behavior. Based on data at Kutowinangun Health Center related to mental disorder patient visited in 2016 totaling 330 patients, the average number of monthly visit was around 11% or 28 patients. To find out family attitudes and support for family members who experienced mental disorders in Kutowinangun Health Center. This research is a descriptive study with a survey approach. The method of taking respondents in this study uses purposive sampling from the results of sample calculations obtained 75 respondents. Based on the research conducted, it was found that family attitudes toward family members who experience mental disorders in Kutowinangun Primary Health Center, the majority of the category is very good as many as 54 respondents (72,0%) and family support in the majority of good categories as many as 46 respondents (61,3% ). Nurses motivate families to invite family members with mental disorders to exercise control at the Kutowinangun Health Center and families to monitor medication regularly.