AbstrakStudi lapangan ini memiliki tujuan untuk menuntaskan perihal problematika peranan lurah sebagai motivator, fasilitator, dan mobilisator dalam memberdayakan masyarakat dengan menempuh acara pada program bank sampah di Kelurahan Tobek Godang Kecamatan Bina Widya Kota Pekanbaru. Tata cara penelitian yang dipakai pada studi ini, yaitu studi deskriptif dengan memanfaatkan pendekatan kualitatif. Teknik mengumpulkan informasi ataupun data menggunakan observation (observasi), interview (wawancara) serta documentation (dokumentasi), yang dilakukan pada 4 informan, diantaranya ialah Lurah, Kader Bank Sampah, Sekretaris Lurah, serta Masyarakat. Kemudian data yang didapat diolah melalui teknik analisis data yang terdiri dari reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan (verification).Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa problematika peranan lurah dalam memberdayakan asosiasi lewat acara dar program bank sampah atas pemberian motivasi masih kurang efektif karena tidak dilakukan secara berkelanjutan dan tidak dapat merangkul seluruh masyarakat sehingga hanya sebagian masyarakat yang mengerti dan mengikuti program bank sampah di Kelurahan. Pihak kelurahan dalam menjalankan perannya sebagai fasilitator, terdapat problematika yang ditemui yaitu pengalokasian dan transaksi keuangan bank sampah yang rendah berpengaruh terhadap jalannya kegiatan bank sampah. Kurangnya minat masyarakat mengikuti bank sampah menyebabkan turunnya transaksi keuangan yang ada. Adapun problematika peranan lurah sebagai mobilisator program bank sampah yaitu kesibukan dan keterbatasan waktu yang dimiliki lurah sehingga hanya memiliki sedikit kesempatan mengikuti kegiatan pemberdayaan.Kata Kunci: Problematika Peranan Lurah, Pemberdayaan Masyarakat, Bank Sampah AbstractThis field study has a goal to complete the problem of role of the rule of masterpiece as a motivator, facilitator, and mobilisator in empowering the community by taking an event on the Waste Bank program in Tobek Tagek Godang District of Bina Widya City of Pekanbaru. The procedures of research used in this study, the descriptive study by utilizing qualitative approach. The technique of collecting information or data using observation, interview (interview) and documentation, documents), which is performed at 4 informants, among them are the lurah, cadres of the waste bank, the secretary of the lurah, and the community. Then the data obtained is processed through data analysis techniques consisting of data reduction, data presentation and conclusions.The findings in this study indicate that the problematic role of the lurah in empowering associations through events from the waste bank program for providing motivation is still ineffective because it is not carried out in a sustainable manner and cannot embrace the whole community so that only some people understand and participate in the waste bank program in the Kelurahan. The kelurahan party in carrying out its role as a facilitator, there are problems encountered, namely the low waste bank allocation and financial transactions that affect the running of waste bank activities. The lack of public interest in participating in waste banks has led to a decline in existing financial transactions. The problem with the role of the lurah as a mobilizer for the waste bank program is that he is busy and has limited time, so he has few opportunities to participate in empowerment activities.Keywords: Problems With The Role of The Village Head, Community Empowerment, Waste Banks