Prevalensi maloklusi di Indonesia masih sangat tinggi yaitu sekitar 80% dari jumlah penduduk dan merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup besar. Maloklusi sering ditemukan pada anak-anak masa periode gigi campur, yaitu saat gigi sulung dan gigi permanen secara besamaan berada di dalam rongga mulut yang di mulai dari sekitar usia 6 tahun hingga usia 12 tahun. Deteksi kelainan maloklusi dapat dimulai pada usia 7 tahun. Tujuan kegiatan ini adalah membiasakan anak-anak untuk menyikat gigi sedini mungkin dan memberikan pengetahuan tentang cara sikat gigi yang baik dan benar dalam rangka pencegahan maloklusi. Pelaksanaan program merawat gigi pada anak serta mengenali kelainan maloklusi meliputi tahapan proses ceramah, dan tanya jawab melalu media Webinar Zoom. Materi meliputi alasan pembatasan kunjungan ke dokter gigi di masa pandemi, penyebab terbanyak kunjungan ke dokter gigi (sakit karena gigi berlubang), proses terjadinya, cara pencegahannya, dan tips deteksi dini dalam rangka pencegahan maloklusi. Dengan 34 peserta, keberhasilan kegiatan ini dilihat dari peningkatan pengetahuan. Skor hasil dari pretest dan posttest selanjutnya akan dibandingkan dan diketahui apakah ada perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil kegiatan yang dilakukan melalui media webinar menunjukkan hasil yang memuaskan. Terdapat peningkatan nilai posttest para peserta penyuluhan sebesar 10,5%.