Christianto Roesli
Universitas Bina Nusantara

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONSERVASI BANGUNAN BERGAYA ART DECO DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus: Hotel Preanger dan Hotel Savoy Homann) Sri Rachmayanti; Christianto Roesli; Mila A. Savitri
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 14 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2023.293 KB) | DOI: 10.25105/dim.v14i1.2329

Abstract

AbstractPreanger Hotel and Savoy Homann Hotel in Bandung, are two historical building that has established since long time ago. They were historical Dutch heritage building that interesting as a research object, where these hotels are the first hotel in Bandung city.Historically, this hotel was originally owned and run by a Germany family, Homann. Hotel Savoy Homan then reconstructed to Neogothik Romantik style that was popular at the time. Furthermore, in the year 1937-1939 a Dutch architect A.F. Aalbers was assigned to redesign and brought the Art Deco style. During his trip, the hotel had a chance to witness history in the important events of Asian and African Conference that held in Bandung in 1955. As the overview of the history of Grand Hotel Preanger,which is located on Jl. Asia Afrika 81, Bandung. This hotel is built in the early 1884. In 1929 the hotel's style was Indische Empire Stijl then renovated and redesigned in 1929 by C.P. Wolff Schoemaker and by his student assisted, Ir. Soekarno (former first President of Indonesia) to be in Art Deco style. In this research, documentation, which hope will be useful and utilized for anyone in need. The data will be grouped based onthe history, the development of the style and the characteristic style that is consistent their conservation process. The research objective is to analyzed their conservation and preservation of the Art Deco style that is the hallmark of the Savoy Homan hotel and Preanger Hotel. It has been quite successful conservation efforts in preserving historic buildings in Indonesia, through documentation and study of the interior elements andarchitecture can be generated complete documentation on the historic building.  AbstrakBangunan Hotel Preanger dan Hotel Savoy Homann di kota Bandung, sebagai bangunan bersejarah yang telah berdiri dari tahun. Salah satu bangunan bersejarah warisan Belanda yang menarik untuk dijadikan objek penelitian, yang mana hotel ini merupakan hotel pertama di kota Bandung. Dalam sejarahnya, hotel ini pada awalnya dimiliki dan dijalankan oleh keluarga asal Jerman, Homann. Hotel Savoy Homann kemudian direkonstruksi ke gaya Neogothik Romantik yang sedang populer kala itu. Selanjutnya di tahun 1937- 1939 seorang arsitek Belanda A.F. Aalbers ditugaskan mendesain ulang dengan mengusung gaya Art Deco. Selama perjalanannya, hotel ini sempat menjadi saksi sejarah dalam peristiwa penting Konferensi Asia dan Afrika yang diselenggarakan di Bandung tahun 1955. Sekilas sejarah Grand Hotel Preanger, yang berlokasi di kawasan Jl. Asia Afrika No.81, Bandung. Hotel ini pada masa awalnya di tahun 1884. Pada tahun 1929 hotel yang bergayaIndische Empire Stijl ini kemudian direnovasi dan didesain ulang pada tahun 1929 oleh C.P. Wolf Schoemaker dibantu oleh muridnya, Ir. Soekarno (mantan Presiden RI-1) dengan gaya Art Deco. Dalam penelitian ini dilakukan pendokumentasian, yang diharapkan dapat dimanfaatkan bagi siapa saja yang memerlukan. Data akan dikelompokan berdasarkan sejarahnya, berkembangnya gaya tersebut dan karakteristik gaya yang ada sejalan dengan proses konservasi yang dilakukan oleh kedua hotel tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengalisa upaya konservasi dan pelestarian gaya Art Deco yang merupakan ciri khas pada hotel Savoy Homann dan Preanger. Pada  akhirnya diharapkan upaya konservasi yang berhasil dalam melestarikan bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia, melalui pendokumentasian dan melakukan studi terhadap elemen-elemen interior dan arsitektur dapat dihasilkan dokumentasi lengkap mengenai bangunan bersejarah tersebut.
Pemberdayaan Komunitas Batik Bayat di Klaten-Jawa Tengah dalam Kreativitas Desain Produk sebagai Keberlanjutan Batik di Era Pandemi Covid-19 Polin M Simanjuntak; Christianto Roesli; Amarena Nediari
SENADA : Semangat Nasional Dalam Mengabdi Vol. 1 No. 3 (2021): SENADA: Semangat Nasional Dalam Mengabdi
Publisher : Politeknik Bina Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56881/senada.v1i3.69

Abstract

Batik sebagai warisan budaya dan falsafah hidup masyarakat Nusantara, ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009. Keberlanjutan batik sebagai warisan budaya harus dapat diwariskan ke generasi muda. Masyarakat desa Bayat di Klaten, Jawa Tengah, merupakan penghasil batik tembayat yang sangat berpegang teguh pada tatanan kehidupan budaya Jawa. Batik tembayat dikenal memiliki warna lembut yang dihasilkan oleh material alami. Di era pandemi covid-19 saat kebutuhan pasar menurun, Batik Tembayat berupaya mencari alternatif untuk dapat meningkatkan daya jual batik melalui kreatifitas produk batik yang dihasilkan. Pemberdayaan masyarakat di desa Bayat dilakukan untuk memberikan solusi alternatif selain fesyen agar pemasaran dari batik dengan proses sekali celup ini dapat semakin luas, diantaranya sebagai desain aksesoris interior maupun furnitur yang mengambil inspirasi batik tembayat sebagai material utama maupun pendukung. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan melakukan studi literatur terhadap ragam batik tembayat, wawancara dengan pihak Batik Tembayat sebagai narasumber dan mengajukan sketsa desain terkait pengembangan kreatifitas produk batik tembayat. Diharapkan kontribusi ini dapat memperkaya ragam desain dalam produk batik tembayat, menambah pengetahuan masyarakat akan kekayaan ragam batik Indonesia juga berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan batik tembayat sebagai warisan budaya Indonesia