Ahmad Paturusi
Universitas Negeri Manado

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Penerapan Gaya Mengajar Latihan Terhadap Kemampuan Gerak Dasar Passing Menggunakan Kaki Bagian Dalam Pada Siswa SMP Negeri 5 Rian A Soeda; Ahmad Paturusi; Mesak A.S.F Rambitan
OLYMPUS: Jurnal Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Vol. 3 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.771 KB) | DOI: 10.53682/jo.v3i1.4232

Abstract

Penerapan gaya mengajar latihan dalam proses pembelajaran permainan sepakbola dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar passing menggunakan kaki bagian dalam pada siswa SMP Negeri 5 Tondano. Rumusan masalah penelitian yaitu apakah penerapan gaya mengajar latihan dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar passing menggunakan kaki bagian dalam pada siswa SMP Negeri 5 Tondano? Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan gaya mengajar latihan terhadap kemampuan gerak dasar passing menggunakan kaki bagian dalam pada siswa SMP Negeri 5 Tondano. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan sampel penelitian seluruh siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Tondano berjumlah 20 orang yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing berjumlah 10 orang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Randomized control group pre – test and post – test design.” Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Rubrik penilaian menendang bola pada permainan sepak bola.” Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara tes awal dan tes akhir menendang bola dengan kaki bagian untuk kedua kelompok. Teknik analisa data yang digunakan yaitu teknik analisis statistik uji-t. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh penerapan gaya mengajar latihan terhadap kemampuan gerak dasar passing menggunakan kaki bagian dalam pada siswa SMP Negeri 5 Tondano, hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yakni t hitung = 4,165 ttabel = 2,101.
GAMBARAN AKTIVITAS FISIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS MODAYAG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR Nancy Bawiling; Ahmad Paturusi; Novelia Novia Lumowa
OLYMPUS: Jurnal Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Vol. 4 No. 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jo.v4i1.7115

Abstract

Penyakit Diabetes Melitus tipe II adalah penyakit tidak emenular yang menjadi masalah kesehatan di berbagai negara. Salah satu faktor resiko terjadinya penyakit Diabetes Melitus Tipe II ialah kurangnya melakukan aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui karakteristik penderita Diabetes Melitus dan untuk menilai tingkat aktivitas fisik pada penderita Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis dan data primer dari kuesioner IPAQ yang sudah di uji reabilitas dan validitas. Populasi berjumlah 145 orang dan sampel di dapati sebanyak 40 orang menggunakan teknik Accidencial Sampling ditentukan dengan memperhatikan kriteri inklusi dan eksklusi di dapati berusia terbanyak 46-55 tahun, jenis kelamin terbanyak ialah perempuan 31 responden, pekerjaan IRT 25 responden dan lama menderita Diabetes Melitus Tipe II kurang lebih 10 tahun. Aktivitas fisik penderita Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Modayaag Kab Bolaang Mongondow Timur, 10 (25.0%)responden melakukan aktivitas fisik ringan berupa kegiatan domestik contohnya mencuci piring dan memasak , 16 (40.0%) responden melakukan aktivitas fisik sedang berupa transportasi contohnya bersepeda dan aktivitas berat 14 (35.0%) responden melakukan aktivitas fisik berat berupak kegiatan waktu santai contohnya jogging. Kesimpulannya bahwa aktivitas fisik pada penderita Diabetes Melitus Tipe II ditemukan penderita lebih banyak melakukan aktivitas sedang. Dan diharapkan penderita Diabetes Melitus Tipe II perlu lebih meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga.
GAMBARAN AKTIVITAS FISIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS MODAYAG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR Ahmad Paturusi; Nancy Bawiling; Novelia Novia Lumowa
Olympus : Jurnal Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Vol. 4 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jo.v4i2.8604

Abstract

Penyakit Diabetes Melitus tipe II adalah penyakit tidak emenular yang menjadi masalah kesehatan di berbagai negara. Salah satu faktor resiko terjadinya penyakit Diabetes Melitus Tipe II ialah kurangnya melakukan aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui karakteristik penderita Diabetes Melitus dan untuk menilai tingkat aktivitas fisik pada penderita Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis dan data primer dari kuesioner IPAQ yang sudah di uji reabilitas dan validitas. Populasi berjumlah 145 orang dan sampel di dapati sebanyak 40 orang menggunakan teknik Accidencial Sampling ditentukan dengan memperhatikan kriteri inklusi dan eksklusi di dapati berusia terbanyak 46-55 tahun, jenis kelamin terbanyak ialah perempuan 31 responden, pekerjaan IRT 25 responden dan lama menderita Diabetes Melitus Tipe II kurang lebih 10 tahun. Aktivitas fisik penderita Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Modayaag Kab Bolaang Mongondow Timur, 10 (25.0%)responden melakukan aktivitas fisik ringan berupa kegiatan domestik contohnya mencuci piring dan memasak , 16 (40.0%) responden melakukan aktivitas fisik sedang berupa transportasi contohnya bersepeda dan aktivitas berat 14 (35.0%) responden melakukan aktivitas fisik berat berupak kegiatan waktu santai contohnya jogging. Kesimpulannya bahwa aktivitas fisik pada penderita Diabetes Melitus Tipe II ditemukan penderita lebih banyak melakukan aktivitas sedang. Dan diharapkan penderita Diabetes Melitus Tipe II perlu lebih meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga.
EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN PENDEKATAN KTSP DAN K-13 TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA-SISWA MAN MODEL MANADO Ahmad Paturusi; Melky Pangemanan
Olympus : Jurnal Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Vol. 4 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jo.v4i2.8841

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis data empiris mengenai dampak program pembelajaran Penjas menggunakan pendekatan KTSP dan K-13 terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa-siswa MAN Model 1 Manado serta perbedaannya. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan pendekatan deskriptif dan eksperimen, dengan desain "randomized control group pre-test and post-test". Populasi studi mencakup seluruh siswa putera kelas X, XI, dan XII di MAN Model Manado, dengan jumlah total 120 siswa. Sampel diambil sebanyak 50% dari setiap kelas menggunakan teknik "stratified random sampling", dengan 30 siswa untuk kelompok KTSP dan 29 siswa untuk kelompok K-13. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan fisik dan tingkat kesegaran jasmani siswa meliputi tes lari cepat 60 meter, tes angkat tubuh 60 detik, tes baring duduk 60 detik, tes loncat tegak, dan tes lari jauh 1.200 meter. Analisis data meliputi uji statistik deskriptif, uji-t satu sampel, dan uji-t dua sampel independen, dengan tahapan pengujian normalitas dan homogenitas terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Program pembelajaran Penjas dengan pendekatan KTSP berdampak positif terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putra MAN Model 1 Manado. (2) Program pembelajaran Penjas dengan pendekatan K-13 juga memiliki dampak positif terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putra MAN Model 1 Manado. (3) Terdapat perbedaan dalam dampak program pembelajaran Penjas antara pendekatan KTSP dan K-13 terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putra MAN Model 1 Manado, di mana pendekatan K-13 menunjukkan peningkatan kesegaran jasmani yang lebih cepat dibandingkan KTSP.