Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Aktivitas Fisik Ringan Sedang dengan Gejala Nyeri Punggung Bawah pada Mahasiswa Selama Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi COVID-19 Syahida Khidma 'Aliya Djajalaga; Ieva B. Akbar; R. Kince Sakinah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.612

Abstract

Abstract. Low back pain is a cause of disability that can affect all ages and has an impact on quality of life, especially in adults. One of the factors associated with low back pain is an inactive lifestyle. In students, especially medical students, distance learning causes restrictions on their physical activity. This is a risk factor for symptoms of low back pain in medical school students. The purpose of this study is to find out the association of physical activity with symptoms of low back pain in medical students of Unisba 2018 during distance learning during the COVID-19 pandemic. The research design used is by cross-sectional observational analysis method. Data in the form of the results of filling out lower back pain questionnaires and IPAQ were taken from June 2021 - August 2021. A total of 96 study subjects met the inclusion and exclusion criteria. The results showed from 96 samples, it was found that 39 students experienced low back pain. Chi-square analysis found that the p-value of 0.67 (p>0.05) indicates that there is no significant association between physical activity and low back pain because physical activity is not the only factor that can affect low back pain, but one of the factors that can affect low back pain. These factors include age, BMI, exercise habits, smoking, etc. Abstrak. Nyeri punggung bawah merupakan penyebab disabilitas yang dapat mengenai semua usia dan berdampak pada kualitas hidup terutama pada orang dewasa. Salah satu faktor yang terkait dengan nyeri punggung bawah adalah gaya hidup yang tidak aktif. Pada mahasiswa, khususnya mahasiswa kedokteran, pembelajaran dilakukan secara jarak jauh yang menyebabkan adanya pembatasan aktivitas fisik yang dilakukan. Hal ini yang menjadi faktor risiko adanya gejala nyeri punggung bawah pada mahasiswa fakultas kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan gejala nyeri punggung bawah pada mahasiswa fakultas kedokteran selama pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19. Desain penelitian yang digunakan adalah dengan metode analisis observasional jenis cross-sectional. Data berupa hasil pengisian kuesioner keluhan nyeri punggung bawah dan IPAQ yang diambil dari Juni 2021 - Agustus 2021. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa FK Angkatan 2018 berjumlah 96 sampel yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan dari 96 sampel, ditemukan terdapat 39 mahasiswa yang mengalami nyeri punggung bawah. Pada analisis Chi-square didapatkan bahwa nilai p sebesar 0.67 (p>0.05) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan nyeri punggung bawah. Hal ini disebabkan karena aktivitas fisik bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi nyeri punggung bawah, melainkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nyeri punggung bawah. Faktor tersebut diantaranya adalah usia, IMT, kebiasaan berolahraga, merokok, dsb.
Perbedaan Tingkat Kecemasan Orang Tua Anak Penderita Leukemia Sebelum dengan Sesudah Kemoterapi Suchi Aulia Nur Silmi; Ieva B. Akbar; Sara Puspita
Jurnal Riset Kedokteran Volume 3, No.1, Juli 2023, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.vi.1875

Abstract

Abstract. Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is children's most common type of cancer. Acute lymphoblastic leukemia can be cured with chemotherapy. The initial treatment for ALL is induction chemotherapy, lasting 4–6 weeks using 3 or 4 drugs. Parents who have children with ALL will experience anxiety, especially mothers. This study aims to analyze the differences in the anxiety levels of parents of children with acute lymphoblastic leukemia before and after the induction phase of chemotherapy. The research was conducted in July–October 2022. The research method is a comparative research design with a longitudinal study approach. The sample of this study was 45 people using a total sampling technique on the parents of children with ALL at Al-Islam Hospital in Bandung. Data collection was carried out using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Data analysis used the McNemar test. The results showed that 28 mothers experienced severe–very severe levels of anxiety before the induction phase of chemotherapy, and 28 experienced mild–moderate anxiety levels after the induction phase of chemotherapy. The results of the McNemar test obtained a value of p=0.001 (p<0.05). In conclusion, parents' anxiety in children with ALL increased before chemo and tended to decrease after the induction phase of chemotherapy. Abstrak. Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi pada anak. Leukemia limfoblastik akut dapat disembuhkan dengan kemoterapi. Terapi awal LLA yaitu kemoterapi fase induksi, berlangsung 4–6 minggu menggunakan 3 atau 4 obat. Orangtua yang memiliki anak LLA akan mengalami kecemasan terutama ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan tingkat kecemasan orangtua anak penderita leukemia limfoblastik akut sebelum dengan sesudah kemoterapi fase induksi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli–Oktober 2022. Metode penelitian adalah desain penelitian komparatif dengan pendekatan studi longitudinal. Sampel penelitian ini adalah 45 orang dengan teknik total sampling pada orangtua anak penderita LLA di RS Al-Islam Bandung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisis data menggunakan uji McNemar. Hasil penelitian menunjukan ibu mengalami tingkat kecemasan berat–sangat berat sebelum kemoterapi fase induksi sebanyak 28 dan mengalami tingkat kecemasan ringan–sedang sesudah kemoterapi fase induksi sebanyak 28. Hasil uji McNemar didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05). Simpulan, kecemasan orangtua pada anak penderita LLA meningkat sebelum kemoterapi dan cenderung menurun sesudah kemoterapi fase induksi.
Perbedaan Tingkat Kecemasan Orang Tua Anak Penderita Leukemia Sebelum dengan Sesudah Kemoterapi Suchi Aulia Nur Silmi; Ieva B. Akbar; Sara Puspita
Jurnal Riset Kedokteran Volume 3, No.1, Juli 2023, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.vi.1875

Abstract

Abstract. Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is children's most common type of cancer. Acute lymphoblastic leukemia can be cured with chemotherapy. The initial treatment for ALL is induction chemotherapy, lasting 4–6 weeks using 3 or 4 drugs. Parents who have children with ALL will experience anxiety, especially mothers. This study aims to analyze the differences in the anxiety levels of parents of children with acute lymphoblastic leukemia before and after the induction phase of chemotherapy. The research was conducted in July–October 2022. The research method is a comparative research design with a longitudinal study approach. The sample of this study was 45 people using a total sampling technique on the parents of children with ALL at Al-Islam Hospital in Bandung. Data collection was carried out using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Data analysis used the McNemar test. The results showed that 28 mothers experienced severe–very severe levels of anxiety before the induction phase of chemotherapy, and 28 experienced mild–moderate anxiety levels after the induction phase of chemotherapy. The results of the McNemar test obtained a value of p=0.001 (p<0.05). In conclusion, parents' anxiety in children with ALL increased before chemo and tended to decrease after the induction phase of chemotherapy. Abstrak. Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi pada anak. Leukemia limfoblastik akut dapat disembuhkan dengan kemoterapi. Terapi awal LLA yaitu kemoterapi fase induksi, berlangsung 4–6 minggu menggunakan 3 atau 4 obat. Orangtua yang memiliki anak LLA akan mengalami kecemasan terutama ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan tingkat kecemasan orangtua anak penderita leukemia limfoblastik akut sebelum dengan sesudah kemoterapi fase induksi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli–Oktober 2022. Metode penelitian adalah desain penelitian komparatif dengan pendekatan studi longitudinal. Sampel penelitian ini adalah 45 orang dengan teknik total sampling pada orangtua anak penderita LLA di RS Al-Islam Bandung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisis data menggunakan uji McNemar. Hasil penelitian menunjukan ibu mengalami tingkat kecemasan berat–sangat berat sebelum kemoterapi fase induksi sebanyak 28 dan mengalami tingkat kecemasan ringan–sedang sesudah kemoterapi fase induksi sebanyak 28. Hasil uji McNemar didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05). Simpulan, kecemasan orangtua pada anak penderita LLA meningkat sebelum kemoterapi dan cenderung menurun sesudah kemoterapi fase induksi.