Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Satu dengan Kejadian Stunting pada Balita di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang M. Alstassyura Wiranatagama Aryanto; Dadi S Argadiredja; R. Kince Sakinah
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.5635

Abstract

Masa perkembangan anak dimulai saat masih dalam kandungan dan banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan janin. Anemia pada saat kehamilan sangat berisiko terhadap perkembangan bayi yang akan dilahirkan yang dapat menyebabkan anak mengalami stunting pada balita. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar hemoglobin ibu hamil trimester satu dengan kejadian stunting pada balita di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang pda Desember 2018–Juni 2019. Desain penelitian, yaitu analitik observasional dengan pendekatan case control. Subjek penelitian ini 67 anak dengan kondisi stunting. Teknik pengambilan sampel yang digunakan simple random sampling dengan jumlah 50 balita stunting dan 50 balita normal sebagai kontrol (1:1). Analisis data menggunakan uji chi square dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 orang ibu hamil dengan anemia yang terdiri atas 25 orang (25%) anaknya normal dan 29 orang (29%) anaknya stunting. Sementara 46 orang ibu hamil dengan Hb normal yang terdiri atas 25 orang (25%) anaknya normal dan 21 orang (21%) anaknya mengalami stunting. Berdasar atas uji hubungan dengan uji chi square nilai p=0,547. Simpulan,  tidak terdapat hubungan antara kadar haemoglobin ibu hamil trimester satu dan kejadian stunting pada balita di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. THE RELATION 0F HAEMOGLOBIN LEVEL ON THE FIRST TRIMESTER PREGNANCY WITH STUNTING INCIDENCE AMONG TODDLERS IN CONGGEANG SUB-DISTRICT, SUMEDANG DISTRICT The development period of the child begins in the womb. There are many factors could affect fetus development, including haemoglobin of the mother. Anemia during pregnancy is very risky for the fetus development and could cause children under five years to experience stunting. The purpose of this study was to find relation of haemoglobin level in first trimester of pregnant woman with the stunting incidence in Conggeang Sub-district, Sumdeang District during December 2018–June 2019. The study design was observasional analytic with case control approach. The subject of this study is 67 children with stunting. The sampling technique used simple random sampling with total 50 stunted children and 50 normal children as control group (1:1). Data analysis used chi square test with α = 0.05. The result of this study shows that 54 pregnant woman with anemia, 25 (25.0%) of them have children with normal condition and 29 (29.0%) have stunted children. Based on chi square test (p=0.547), there was no relation between haemoglobin level in first trimester of pregnant woman with stunting incidence in Conggeang Sub-district, Sumedang District. In conclusion, there is no relation beetween haemoglobin level in first trimester of pregnant woman and stunting incidence in Congeang Sub-District in Sumedang District.
HUBUNGAN POSTUR TUBUH DENGAN NYERI LEHER DAN BAHU PADA MAHASISWA KEDOKTERAN SELAMA PEMBELAJARAN DARING Budiman Budiman; R. Kince Sakinah; Rd. Ganang Ibnusantosa
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 4 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.642 KB)

Abstract

Situasi pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) mengharuskan mahasiswa mengikuti pembelajaran secara daring dari rumah, termasuk fakultas kedokteran. Padatnya waktu belajar dan banyaknya tugas di fakultas kedokteran menyebabkan mahasiswa harus berada dalam kondisi yang lama di depan layar monitor. Kondisi tersebut dapat menyebabkan timbulnya gangguan pada berbagai area tubuh termasuk leher dan bahu. Terlebih lagi apabila postur tubuh saat belajar mahasiswa tidak ergonomis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara postur tubuh dengan nyeri leher dan bahu pada mahasiswa fakultas kedokteran selama pembelajaran secara daring. Penelitian bersifat kuantitatif, analitik observasional, dengan desain potong lintang. Responden penelitian adalah mahasiswa pada salah satu fakultas kedokteran di Jawa Barat dengan jumlah total 158 orang. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2020. Penentuan postur tubuh berdasarkan penilaian terhadap posisi kepala dan siku dari foto saat belajar yang dikirimkan mahasiswa kepada peneliti, sedangkan nyeri pada leher dan bahu ditentukan berdasarkan pengisian mandiri pada kuesioner Nordic Body Map (NBM). Data yang didapat dianalisis dengan Chi Square dan Fisher Exact menggunakan software SPPS 20. Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar posisi kepala dan siku tidak ergonomis. Keluhan muskuloskeletal dirasakan lebih banyak pada leher leher atas (62%) dan leher bawah (58,2%). Terdapat hubungan yang bermakna antara posisi leher dengan nyeri leher bawah (p = 0,036) dan posisi siku dengan nyeri bahu kiri (p = 0,031). Diperlukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik posisi tubuh yang ergonomis untuk menurunkan kemungkinan terjadinya nyeri pada berbagai area tubuh. DOI : 10.35990/mk.v4n4.p447-460
Hubungan Aktivitas Fisik Ringan Sedang dengan Gejala Nyeri Punggung Bawah pada Mahasiswa Selama Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi COVID-19 Syahida Khidma 'Aliya Djajalaga; Ieva B. Akbar; R. Kince Sakinah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.612

Abstract

Abstract. Low back pain is a cause of disability that can affect all ages and has an impact on quality of life, especially in adults. One of the factors associated with low back pain is an inactive lifestyle. In students, especially medical students, distance learning causes restrictions on their physical activity. This is a risk factor for symptoms of low back pain in medical school students. The purpose of this study is to find out the association of physical activity with symptoms of low back pain in medical students of Unisba 2018 during distance learning during the COVID-19 pandemic. The research design used is by cross-sectional observational analysis method. Data in the form of the results of filling out lower back pain questionnaires and IPAQ were taken from June 2021 - August 2021. A total of 96 study subjects met the inclusion and exclusion criteria. The results showed from 96 samples, it was found that 39 students experienced low back pain. Chi-square analysis found that the p-value of 0.67 (p>0.05) indicates that there is no significant association between physical activity and low back pain because physical activity is not the only factor that can affect low back pain, but one of the factors that can affect low back pain. These factors include age, BMI, exercise habits, smoking, etc. Abstrak. Nyeri punggung bawah merupakan penyebab disabilitas yang dapat mengenai semua usia dan berdampak pada kualitas hidup terutama pada orang dewasa. Salah satu faktor yang terkait dengan nyeri punggung bawah adalah gaya hidup yang tidak aktif. Pada mahasiswa, khususnya mahasiswa kedokteran, pembelajaran dilakukan secara jarak jauh yang menyebabkan adanya pembatasan aktivitas fisik yang dilakukan. Hal ini yang menjadi faktor risiko adanya gejala nyeri punggung bawah pada mahasiswa fakultas kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan gejala nyeri punggung bawah pada mahasiswa fakultas kedokteran selama pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19. Desain penelitian yang digunakan adalah dengan metode analisis observasional jenis cross-sectional. Data berupa hasil pengisian kuesioner keluhan nyeri punggung bawah dan IPAQ yang diambil dari Juni 2021 - Agustus 2021. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa FK Angkatan 2018 berjumlah 96 sampel yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan dari 96 sampel, ditemukan terdapat 39 mahasiswa yang mengalami nyeri punggung bawah. Pada analisis Chi-square didapatkan bahwa nilai p sebesar 0.67 (p>0.05) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan nyeri punggung bawah. Hal ini disebabkan karena aktivitas fisik bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi nyeri punggung bawah, melainkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nyeri punggung bawah. Faktor tersebut diantaranya adalah usia, IMT, kebiasaan berolahraga, merokok, dsb.
Hubungan Durasi Total Penggunaan Gadget Perhari dengan Kejadian Computer Vision Syndrome pada Mahasiswa Selama Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi COVID-19 Salsabila Berlianisa; Nanan Sekarwana; R. Kince Sakinah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1787

Abstract

Abstract. Since the government imposed PSBB during the Covid-19 pandemic, all people have been indirectly required to remain productive in carrying out all their activities, without exception for students who must continue their studies through online lectures. For students, gadgets are media that can support online lectures during the implementation of the PSBB. Gadgets are electronic devices that have practical functions. In addition to producing images and writing, this gadget emits wave radiation such as UV rays and X-rays. Computer Vision Syndrome (CVS) also known as visual fatigue or digital eye strain, is a combination of eye and vision related problems with prolonged use of gadgets. The purpose of this study was to analyze the total duration of gadget use per day with the incidence of computer vision syndrome in FK Unisba students' class of 2018 during distance learning during the COVID-19 pandemic. Collecting data using a questionnaire through a goggle form that has been validated and analyzed using bivariate analysis with the chi-square method. This research was conducted at FK Unisba with the subject being FK Unisba students' class 2018. This type of research is quantitative research with analytical observational methods accompanied by a cross-sectional approach for the period March–September 2021.The result for this research, the total duration of gadget use carried out by FK Unisba students' batch 2018 is >120 minutes per day or 2 hours continuously with a percentage of 100% (sig. o, ooo 0.05). This means that there is a relationship between the total duration of gadget use per day and the incidence of computer vision syndrome. Abstrak. Sejak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh pemerintah di masa pandemi Covid-19, semua masyarakat secara tidak langsung dituntut agar tetap produktif menjalani segala aktivitasnya tanpa terkecuali bagi mahasiswa yang harus tetap melanjutkan perkuliahannya melalui perkuliahan daring. Gadget merupakan media yang dapat menunjang perkuliahan daring selama diberlakukannya PSBB. Gadget adalah peranti elektronik yang memiliki fungsi praktis. Selain mengeluarkan gambar dan tulisan, gadget juga mengeluarkan radiasi gelombang seperti sinar UV dan sinar X. Computer Vision Syndrome (CVS) atau yang dikenal dengan istilah visual fatigue atau digital eye strain merupakan kombinasi masalah pada mata dan penglihatan yang terkait dengan penggunaan gadget yang berkepanjangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan durasi total penggunaan gadget perhari dengan kejadian Computer Vision Syndrome pada mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan di FK Unisba dengan subjek yaitu mahasiswa FK Unisba angkatan 2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik yang disertai dengan pendekatan cross sectional periode Maret – September 2021. Pengambilan data menggunakan kuesioner dalam bentuk goggle form yang telah tervalidasi dan di analisis menggunakan analisis bivariat dengan metode chi-square. Hasil penelitian menunjukan total durasi penggunaan gadget yang dilakukan oleh mahasiswa FK Unisba angkatan 2018 yaitu >120 menit per hari atau 2 jam secara terus menerus dengan persentase 100% (sig. o,ooo < 0,05). Artinya terdapat hubungan antara durasi total penggunaan gadget per hari dengan kejadian computer vision syndrome.