Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perancangan Fasilitas Kerja untuk Mengurangi Risiko Kerja Menggunakan Metode WERA dan Antropometri Siti Siryana; Nugraha; Nur Rahman As'ad
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.953 KB) | DOI: 10.29313/bcsies.v2i1.1443

Abstract

Abstract. Dena Collection company is a home industry company engaged in producing women's bags. the employees at the Dena Collection company, are worked manually. However, at the pattern-making work station, cutting work station, also QC and packing work stations the employees often experienced complaints and the employees work without using the work facilities. The aims of this research were; 1) identifying the complaints of employees at the pattern-making, cutting, as well as QC and packing work stations, 2) identifying the work risks experienced by employees at the pattern-making, cutting, also QC and packing work stations, 3) determining the proposed work facility design at pattern-making, cutting, as well as QC and packing work stations. The methods used based on these conditions included the Nordic Body Map method to determine the level of complaints felt by employees while at work. The WERA method utilized to determine the level of risk experienced by employees and the steps that must be taken, The antropometri to determine the physical size of humans to make it easier to do a design. The research results obtained were; 1) the biggest complaint felt by employees was a pain of the body such as the necks, backs, wrists, and feet, 2) the work risks experienced by employees at the three work stations had a final score of 28-38 including in the medium level. 3) the proposed work facility design carried out at the three work stations, namely the facilities addition of two workbenches, the first workbench is used for the pattern-making work station and the cutting work station, the second workbench is used for the QC and packing work station. Abstrak.Perusahaan Dena Collection merupakan perusahaan home industry pembuat tas wanita. Pekerja di perusahaan Dena Collection bekerja secara manual, namun pada stasiun kerja pembuatan pola, stasiun kerja pemotongan, stasiun kerja QC & packing para pekerja sering mengalami keluhan dan pekerja bekerja tanpa menggunakan fasilitas kerja. Tujuan dari penelitian ini 1) Mengidentifikasi keluhan pekerja pada stasiun kerja pembuatan pola, pemotongan, QC & packing, 2) Mengidentifikasi risiko kerja yang dialami oleh pekerja pada stasiun kerja pembuata pola, pemotongan, QC& packing, 3) Menentukan usulan perancangan fasilitas kerja pada stasiun kerja pembuatan pola, pemotongan, QC & packing. Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode Nordic Body Map untuk mengetahui tingkat keluhan yang dirasakan oleh pekerja pada saat sedang bekerja. Metode WERA untuk mengetahui tingkat risiko yang dialami oleh para pekerja serta langkah yang harus dilakukan. antropometri untuk mengetahui ukuran fisik manusia dan memudahkan dalam melakukan suatu perancangan. Hasil penelitian yang didapatkan adalah 1) Keluhan yang dirasakan oleh perkerja terbesar yaitu terdapat pada bagian tubuh seperti leher, daerah punggung, pergelangan tangan dan kaki. 2) Risiko kerja yang dialami oleh pekerja pada ketiga stasiun kerja memiliki skor akhir 28-38 termasuk dalam tingkatan sedang. 3) Usulan perancangan fasilitas kerja yang dilakukan pada ketiga stasiun kerja tersebut yaitu penambahan fasilitas kerja meja dengan 2 meja kerja, meja pertama digunakan untuk stasiun kerja pembuatan pola dan stasiun kerja pemotongan, meja kedua digunakan untuk stasiun kerja QC & packing.
Pengukuran Beban Kerja Fisik pada Bagian Mesin Binding Nita Anita; Eri Achiraeniwati; Nur Rahman As'ad
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.938 KB) | DOI: 10.29313/bcsies.v2i1.1444

Abstract

Abstract. PT. Thursina Mediana Utama is a company engaged in. The book production process at the company has several stages including the pre-printing stage, the printing stage, and the post-printing stage. The post-print stage, especially in the operator of the binding machine work station, there is an excess workload, causing the operator to experience fatigue. The method used for workload measurement is the 10-pulse method, this method is used to assess cardiovascular load. The pulse data is then classified that the workload for both operators is excessive and has a risk of fatigue, and nordic body map to determine complaints and pain levels felt by the operator. The results of this study were 1) The heaviest pain complaints felt by the operator of the binding machine are in the lower back, upper back, shoulders, and, shoulders, and wrists. 2) Based on the classification of workloads with cardiovascular load shows that both operators have excess workload (% CVL > 30%) which is 32.10% and 31.59% which means exceeding the risk limit of fatigue, 3) The recommendation given is the addition of 1 person, and it is expected that the workload of each operator is reduced to 7 boxes, so as to reduce the % CVL below 30% which means the workload received in the inload category. Abstrak. PT.Thursina Mediana Utama merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang percetakan. Proses produksi buku yang dilakukan memiliki beberapa tahapan di antaranya tahap pracetak, tahap cetak, dan pascacetak. Pada tahap pasca cetak khususnya pada operator stasiun kerja mesin binding terdapat beban kerja berlebih, sehingga menyebabkan operator mengalami kelelahan. Metode yang digunakan untuk pengukuran beban kerja yaitu metode 10 denyut, metode ini digunakan untuk menilai cardiovascular load. Data denyut nadi tersebut kemudian diklasifikasikan bahwa beban kerja untuk kedua operator berlebih dan mempunyai resiko kelelahan, dan nordic body map untuk mengetahui keluhan yang dirasakan oleh operator. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Keluhan sakit terberat yang dirasakan oleh operator mesin binding terdapat pada punggung bawah, punggung atas, bahu, serta, bahu, serta pergelangan tangan. 2) Berdasarkan klasifikasi beban kerja dengan cardiovascular load menunjukkan bahwa kedua operator memiliki beban kerja yang berlebih (% CVL > 30%) yaitu 32,10% dan 31,59% yang berarti melebihi batas resiko kelelahan, 3) Rekomendasi yang diberikan adalah penambahan tenaga kerja yaitu 1 orang, dan diharapkan beban kerja tiap operator berkurang menjadi 7 kotak, sehingga dapat menurunkan % CVL di bawah 30% yang artinya beban kerja yang diterima dalam kategori inload.
Pengukuran Risiko Kerja menggunakan Assessment Of Repetitive Task (Art) pada Stasiun Kerja Rotary di PT. Goenoeng Poetri Lestari Yoga Pratama Suwandi; Nur Rahman As'ad; Yanti Sri Rejeki
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i1.10026

Abstract

Abstract. Musculosceletal Disorders (MSDs) are a common problem that often arises in workers who do repetitive work. PT. Goenoeng Poetri Lestari is a wood industry, which produces Veneer, Plywood and Blockboard. The process of making veneer requires the operator to move it from the top of the conveyor to the pallet which is located at ankle level. This can result in dangerous work risks if carried out over a long period of time. The research method used is a quantitative method, with data collection through direct observation in the field. The measurement method used is Assessment of Repetitive Task (ART). ART is used to measure work risk for each operator for each work element. Work risk assessment using ART was carried out for both work elements. The work elements are taking the veneer and lowering the veneer. The work element of taking veneers for four operators received a score of 29 (high work risk). The work element of lowering the veneer received a score of 30 (high work risk) for the four operators. Abstrak. Musculosceletal Disorder (MSDs) menjadi permasalahan umum yang seringkali timbul pada pekerja yang melakukan pekerjaannya secara berulang. PT. Goenoeng Poetri Lestari merupakan industry kayu, yang memproduksi Veneer, Plywood, dan Blockboard. Proses pembuatan veneer mengharuskan operator untuk melakukan pemindahan dari atas konveyor ke atas palet yang terletak sejajar dengan mata kaki. Hal tersebut dapat mengakibatkan risiko kerja yang berbahaya apabila dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif, dengan pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung ke lapangan. Metode pengukuran yang digunakan yaitu Assessment Of Repetitive Task (ART). ART digunakan untuk mengukur risiko kerja pada setiap operator untuk masing-masing elemen kerja. Penilaian risiko kerja menggunakan ART dilakukan untuk kedua elemen kerja. Elemen kerja tersebut yaitu mengambil veneer dan menurunkan veneer. Elemen kerja mengambil veneer untuk empat orang operator mendapatkan skor sebesar 29 (risiko kerja tinggi). Elemen kerja menurunkan veneer mendapatkan skor 30 (risiko kerja tinggi) untuk keempat orang operator.
Penerapan Budaya Kerja 5S Untuk Memperbaiki Kondisi Kerja dan Mereduksi Pemborosan Waktu Mencari Tools di PT. Bara Sugema Multiguna 10070217077, Adinda Putri Ganida; Nur Rahman As'ad
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i1.10904

Abstract

Abstract. PT. Bara Sugema Multiguna is a manufacturing company specializing in the production of custom industrial machines. The production process operates on a make-to-order (MTO) system, where employees spend 19 minutes searching for and retrieving tools and work materials. Initial observations revealed time wastage due to disorganized storage, mixed tools and materials, and the absence of labels on storage boxes. Additionally, irregular working conditions and employee habits, such as not returning used items to their original places, contributed to time wastage.To address these issues, the company employed the 5S methodology (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, and Shitsuke) and the Motion Time Method (MTM). The improvement process involved using a 5S checklist to assess current working conditions and calculate time wastage before addressing the issues. application of 5S principles on the shop floor, reassessment using the 5S checklist after improvements, and calculation of time spent searching for tools post-improvement were key steps.Research results indicated significant improvements, reducing time spent searching for tools from 19 to 15 minutes. The 5S score also increased from 27%, categorized as poor, to 78%, categorized as good, post-improvement. This study underscores the effectiveness of implementing the 5S principles in reducing time wastage and improving overall efficiency. Abstrak. PT. Bara Sugema Multiguna adalah perusahaan manufaktur yang mengkhususkan diri dalam produksi mesin industri sesuai pesanan. Proses produksi dilakukan dengan menggunakan sistem make-to-order (MTO), di mana karyawan memerlukan waktu 19 menit untuk mencari dan mengambil alat serta bahan kerja. Pengamatan awal menunjukkan pemborosan waktu akibat penyimpanan yang tidak teratur, alat dan bahan yang tercampur, dan ketiadaan label pada kotak penyimpanan. Selain itu, kondisi kerja yang tidak teratur dan kebiasaan karyawan, seperti tidak mengembalikan barang ke tempat semula, juga berkontribusi pada pemborosan waktu. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan menerapkan metodologi 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) dan Metode Waktu Gerak (MTM). Proses perbaikan melibatkan penggunaan checklist 5S untuk menilai kondisi kerja saat ini dan menghitung pemborosan waktu sebelum mengatasi masalah. Penerapan prinsip 5S di lantai kerja, penilaian ulang menggunakan checklist 5S setelah perbaikan, dan perhitungan waktu mencari alat setelah perbaikan menjadi langkah kunci. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan, mengurangi waktu pencarian alat dari 19 menjadi 15 menit. Skor 5S juga meningkat dari 27%, dikategorikan sebagai buruk, menjadi 78%, dikategorikan sebagai baik, setelah perbaikan. Studi ini menekankan efektivitas penerapan prinsip 5S dalam mengurangi pemborosan waktu dan meningkatkan efisiensi keseluruhan
Usulan Perancangan Fasilitas Kerja untuk Mengurangi Risiko Kerja pada Stasiun Kerja Gerinda Tangan Di PT. Sanjaya Tekhnik Winardi; Nur Rahman As'ad; Anis Septiani
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i2.14465

Abstract

Abstract. Work facilities are physical supporting means in a company's activities used in production activities. PT. Sanjaya Tekhnik is a company engaged in the manufacturing industry of industrial machine spare parts. The company is experiencing losses due to monthly delays. This is caused by operators not coming to work because they are sick due to their work. Operators complain of several parts of their bodies such as back and spine pain due to constant bending, neck pain due to looking down, pain in the upper arm because operators need force to use tools, and pain in the thighs and calves due to sitting with bent legs. The research method employed involved measuring pain complaints using the Nordic Body Map (NBM) questionnaire and assessing work risks using Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA). Pain complaints experienced by operators included neck, shoulder, upper back, lower back, buttocks/thighs, and knees. The assessment of work risks falling into the medium risk level means it requires further investigation and suggests changes in the operator's working posture. The proposed design of work facilities includes a table for hand grinder workstation 1, equipped with drawers, clamping vise, racks/hooks, dividers, storage tubes, and wheels. Meanwhile, for hand grinder workstation 2, the table includes drawers, cushioned pads, racks/hooks, dividers, storage boxes, and wheels. This design was simulated using CATIA software, and the results of the work risk assessment after design and simulation show that they fall into the Low action level, indicating that the work is safe with no resulting work risks. Abstrak. Fasilitas kerja merupakan sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan berbentuk fisik yang digunakan dalam kegiatan produksi perusahaan. PT. Sanjaya Tekhnik merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur pembuatan sparepart mesin industri. Perusahaan mengalami kerugian karena setiap bulannya terjadi keterlambatan pengiriman. Hal ini disebabkan oleh adanya operator yang tidak masuk kerja karena operator mengalami sakit akibat pekerjaannya. Operator mengalami keluhan dibeberapa bagian tubuh seperti sakit pinggang dan punggung karena selalu membungkuk, nyeri pada tengkuk leher karena menunduk, nyeri pada bagian lengan atas karena operator memerlukan tenaga untuk menggunakan alat bantu, dan nyeri pada paha dan betis karena sikap kerja duduk dengan kaki menekuk. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan pengukuran keluhan rasa sakit menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM), penilaian risiko kerja menggunakan Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) dan perancangan fasilitias kerja menggunakan pendekatan antropometri. Keluhan rasa sakit yang di alami operator pada bagian leher, bahu, punggung atas, punggung bawah, bokong/paha dan lutut. Hasil penilaian risiko kerja masuk kedalam risk level medium artinya membutuhkan investigasi lebih lanjut dan disarankan adanya perubahan pada postur kerja operator. Perancangan fasilitas kerja yang di usulkan yaitu berupa meja untuk stasiun kerja gerinda tangan 1 yang dilengkapi laci, ragum penjepit, rak/gantungan, pembatas, tabung penyimpanan dan roda. Sedangkan meja untuk stasiun kerja gerinda tangan 2 yang dilengkapi laci, alas bantalan, rak/gantungan, pembatas, kotak penyimpanan dan roda. Perancangan tersebut dilakukan simulasi menggunakan software CATIA, hasil penilaian risiko kerja setelah dilakukan perancangan ketika disimulasikan berada pada action level Low, menunjukan bahwa pekerjaan aman dan tidak adanya risiko kerja yang ditimbulkan.