Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

The Historiography of Islamic Law: The Case of Tārīkh al-Tashrī‘ Literature Maftuhin, Arif
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 54, No 2 (2016)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2016.542.369-391

Abstract

Tārīkh al-Tashrī‘ (the history of sharia affairs) is a relatively new genre of Islamic historiography and very popular among students of Islamic Law. Despite its popularity, academics of Islamic historiography seem not interested in studying it. There is hardly any academic paper seriously studied the literature. This paper is a first effort to explore the Tārīkhu’t-tashrī‘ literature through a historiographical analysis. As an initial exploration, it argues that Tārīkh al-Tashrī‘ is the latest development of Islamic historiography, developed in the 19th century, but it is a genre of the old Islamic historiography with some new elements. The new elements are influenced by both modern Western historiography and the need to re-open the supposedly closed gate of ijtihād. The paper studied books of Tārīkh al-Tashrī‘ available during the research between 2013-2015. [Tārīkh al-Tashrī‘ adalah genre yang relatif ‘baru’ dalam matarantai perkembangan historiografi Islam­. Literatur ini sangat popular dan menjadi mata kuliah wajib di fakultas-fakultas Syariah di Indonesia maupun Timur Tengah. Hanya saja, meskipun ia sangat populer sebagai mata pelajaran, Tārīkh al-Tashrī‘ belum banyak menarik minat para peneliti historiografi. Makalah in berusaha mengeksplorasi literatur Tārīkh al-Tashrī‘ dengan pendekatan historiografi. Makalah ini berpendapat bahwa Tārīkh al-Tashrī‘, meski terlihat ‘modern’ dari segi kelahirannya, tidak banyak berbeda dengan literatur historiografi klasik. Perbedaan terjadi karena adanya pengaruh historiografi Barat dalam model penulisannya dan karena kebutuhan untuk membuka kembali pintu ijtihad yang tertutup. Kajian dilakukan terhadap kitab-kitab Tārīkh al-Tashrī‘ yang dapat ditemukan selama riset antara 2013-2015 ]
HAMBATAN INKLUSI MAHASISWA DIFABEL DALAM KULIAH KERJA NYATA (KKN) DI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Maftuhin, Arif
EDUKASIA Vol 12, No 2 (2017): EDUKASIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/edukasia.v12i2.2735

Abstract

Penelitian ini berawal dari upaya UIN Sunan Kalijaga untuk mewujudkan pendidikan tinggi inklusif. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan mahasiswa difabel dalam mengikuti program KKN (Kuliah Kerja Nyata). Penelitian mengambil kasus KKN Angkatan 93 yang diselenggarakan pada Juli-Agustus 2017 dan diikuti oleh delapan mahasiswa difabel. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengidentifikasi tujuh jenis hambatan inklusi yang ditemui mahasiswa selama persiapan, penerjunan, pelaksanaan, dan penyelesaian KKN. Penelitian berkesimpulan bahwa hambatan yang dialami oleh mahasiswa adalah hambatan lingkungan fisik dan hambatan komunikasi ang terutama dialami oleh mahasiswa tunadaksa dan mahasiswa Tuli. Dalam hal lain, mahasiswa difabel dapat mengikuti KKN dengan baik, terlibat secara aktif dalam kelompok dan masyarakat. Panitia KKN, teman sekelompok, dan masyarakat setempat relatif dapat menerima dan akomodatif terhadap kebutuhan mereka. This research is aimed at identifying barriers in the implementation of an inclusive service-learning program (KKN) at the State Islamic University of Sunan Kalijaga, a self-determined and pioneer of inclusive higher education in Indonesia. The case of this study is the 93rd batch KKN organized in July-August 2017, in which 8 students with disabilities were involved. This is a qualitative study to elaborate seven barriers to inclusion faced by students with disabilities during the preparation, the field-implementation, and the post implementation of the service learning program. The research found that KKN 93 was a relatively inclusive with few barriers found in seven areas. The most prominent barriers are environmental and communication barriers, faced particularly by handicapped and deaf students.
MENYINGKAP STRUKTUR MAKNA PAKAIAN ARAB Maftuhin, Arif
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 10 No. 1 (2011)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2011.101.157-170

Abstract

Isu jilbab di Indonesia banyak memiliki perbedaan bila dibandingkan dengan isu semisal di Timur Tengah. Di Indonesia, perdebatannya adalah antara mereka yang “mau mengenakan” dan mereka yang “tidak mau mengenakan”. Sedangkan di dunia Arab, perdebatannya adalah antara mereka yang “mau mempertahankan” dengan yang “mau menanggalkan” (hijâb versus sufûr). Selagi di Indonesia orang berdebat tentang apakah mengenakan jilbab itu kewajiban Islami atau sebagai adat Arab tentang kesantunan; di dunia Arab baik Muslim maupun non-Muslim yang telah berabad-abad mengenakan jilbab menanggalkannya sebagai bentuk perlawanan terhadap tradisi patriarki dan atau simbol modernitas. Demikian pula secara geografis, jika di Indonesia gerakan berjilbab adalah gerakan kaum urban, di Arab kaum urban-lah justru yang memulai gerakan menanggalkan jilbab.
SOSIOLOGI TUBUH DAN BUSANA MUSLIMAH Maftuhin, Arif
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 16 No. 1 (2017)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2017.161.19-31

Abstract

This paper aims at exploring sociological theories of body as an alternative approach for developing interdisciplinary Islamic studies. Three importants poinst are made trough reviewing relevant theories and literatures. First, it offers understanding of the new development in sociological theories of the body. Second, it gives emphasize on, and elaborates, the theory of docail body, which was initially developed by Michel Foucault. Third, it will analyze the Panduan Busana Muslimah book as a sample of how to use the theory of body to study one of the most prominent Islamic symbols of Islamic revivalism, the jilbab.[Artikel ini bertujuan untuk menawarkan teori tubuh sebagai salah satu alternatif pendekatan dalam kajian Islam interdisiplin, yang sering kita sebut sebagai pendekatan integrasi-interkoneksi. Untuk mencapai hal dimaksud, tiga aspek akan dibahas secara mendalam. Pertama, makalah ini menjelaskan teori-teori baru yang berkembang dalam sosiologi tubuh. Kedua, makalah ini menekankan pentingnya teori docail body yang digagas oleh Michel Foucault. Dan ketiga, makalah ini memberikan contoh aplikasi singkat bagaimana teori tubuh itu dapat digunakan untuk menganalisis salah satu fenomena revivalisme Islam.]
Adakah Ruang Ijtihad Untuk Isu Homoseks? Maftuhin, Arif
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 2 No. 1 (2003)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2003.21.29-40

Abstract

Thus far the views of experts of Islamic jurisprudence regarding homosexuality have been very clear in forbidding it. The Alqur'an, Hadith and Ijma' are the bases of the prohibition on marriages of this kind, although jurists differ in their views on the punishment for homosexual behaviour. Malik, ash-Shafi'i and Ahmad equate the punishment for homosexual acts with that for adultery, whereas Abu Hanifah views it as a ta'zir punishment (one determined by the government). Meanwhile, the· view of some that homosexuality is a natural and predetermined phenomenon presents its own challenges: how will Islamic law respond to the claim that homosexuality is a part of our basic human rights that must be protected?
Aksesibilitas Ibadah bagi Difabel: Studi atas Empat Masjid di Yogyakarta Arif Maftuhin
INKLUSI Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.453 KB) | DOI: 10.14421/ijds.010207

Abstract

This study was inspired by a project in the United States called “accessible congregation”, a project that promotes accessibility in the places of worshsip. While idea of “accessible congregation” is not less known in Indonesia, it is important to study how accessible are Indonesian mosques. Modifying what are considered to be more relevant indicators of accessibility for mosques in Indonesia, this researh studies four main mosques in Yogyakarta. This study found that most mosques are not acceessible and one mosque are less accessible, meaning that no mosque in Yogyakarta are fully accessible.1
Mengikat Makna Diskriminasi: Penyandang Cacat, Difabel, dan Penyandang Disabilitas Arif Maftuhin
INKLUSI Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.639 KB) | DOI: 10.14421/ijds.030201

Abstract

The research is about the ‘struggle’ to name persons with disabilities in Indonesia. As in other countries that find naming as an important tool in the fight for equality, Indonesia witnessed various naming influenced by the way people see disability and persons with disability.  The research is aimed at understanding which naming that is more popular in terms of its usage and how a term is used. The data are gathered from the online use of three words: penyandang cacat, difabel, dan penyandang disabilitas. It seeks to see the poplarity of the words in three different levels: their trends, popular use in the online news media, and their academic use in the journals and books. The method to gather and analyze the data is mostly helped by Google search engine and its rich features. The researh concluded that there has been a dynamic use of the words across the level. ‘Difabel’ is the most popular word in trend; ‘Penyandang Disabilitas’ shared the popularity with ‘Difabel’ among news media; and surprisingly ‘Penyandang Cacat’ is still the most used term among scholars.[Penelitian ini difokuskan untuk meneliti ‘perebutan makna’ dan penggunaan berbagai istilah terkait dengan difabel. Penelitian bertujuan melihat istilah mana yang paling banyak digunakan dan bagaimana istilah-istilah itu digunakan. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data daring (online) terkait dengan tiga istilah kunci dalam wacana disabilitas di Indonesia: penyandang cacat, difabel, dan penyandang disabilitas. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data online dan menganalisisinya dalam tiga aspek: tren penggunaan istilah; popularitas di dunia berita daring; dan penggunaan di dunia akademik. Penelitian menunjukkan bahwa ada dinamika menarik dalam penggunaan ketiga istilah itu di ketiga wilayah pencarian. Istilah ‘difabel’, meskipun tidak diakui sebagai istilah resmi undang-undang, adalah istilah yang paling populer di tren. Sementara istilah ‘penyandang disabilitas’ mencatatkan skor popularitas yang sedikit lebih tinggi dari ‘difabel’ dalam penggunaan di media daring. Sementara istilah ‘penyandang cacat’ justru masih sangat populer dalam penggunaan akademik.]
Menelisik Pengalaman Relasi Agama dan Disabilitas Arif Maftuhin
INKLUSI Vol. 3 No. 1 (2016)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.29 KB) | DOI: 10.14421/ijds.030108

Abstract

Universitas Inklusif: Kisah Sukses atau Gagal? Arif Maftuhin; Siti Aminah
INKLUSI Vol. 7 No. 2 (2020)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijds.070206

Abstract

This article aims to answer one of the essential questions in the implementation and promotion of inclusive education in Indonesia, particularly inclusive higher education. Referring to the case of the State Islamic University (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, this research seeks to show the success of inclusive education in higher education through a career tracking (tracer study) of alumni with disabilities who graduated between 2011-2018. Data were collected through online surveys and interviews, either face-to-face or distance ones, to answer subjective and objective indicators of alumni success. This study found that students with disabilities were successfully studying at UIN Sunan Kalijaga. Their study time is relatively average (8-10 semesters). The alumni with disabilities have also succeeded in finding decent jobs matching to their diplomas and obtained satisfaction in terms of careers and income.[Artikel ini bertujuan menjawab salah satu pertanyaan penting dalam implementasi dan promosi pendidikan inklusif di Indonesia, khususnya dalam pendidikan tinggi inklusif. Dengan mengambil kasus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, penelitian ini membuktikan keberhasilan pendidikan inklusif di perguruan tinggi melalui pelacakan karier (tracer study) para alumni difabel yang telah diluluskan UIN Sunan Kalijaga sejak 2008-2018. Data dikumpulkan melalui survei daring dan wawancara, baik secara tatap muka atau jarak jauh, untuk menjawab indikator-indikator subjektif dan objektif keberhasilan dan kegagalan alumni. Penelitian menunjukkan bahwa pada saat kuliah para difabel telah berhasil menjalani proses kuliah di UIN Sunan Kalijaga dengan baik. Waktu tempuh belajar mereka relatif normal dan beberapa pengecualian dapat menyelesaikan studi dengan cepat (tujuh semester). Para alumni juga berhasil memperoleh pekerjaan yang layak, sesuai ijazah, dan mendapatkan kepuasan dalam hal karier dan penghasilan.]
MENDEFINISIKAN KOTA INKLUSIF: ASAL-USUL, TEORI DAN INDIKATOR Arif Maftuhin
TATALOKA Vol 19, No 2 (2017): Volume 19 Number 2, May 2017
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.531 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.19.2.93-103

Abstract

Tulisan ini menjawab pertanyaan tentang apa yang disebut kota inklusif dan indikatornya. Secara akademik, nyaris tidak ada studi tentang ‘kota inklusif’. Padahal, dalam praktik, sudah banyak daerah yang berusaha menjadi, atau mengklaim diri, sebagai “kota inklusif”. Studi dalam artikel ini bersifat literer karena bertujuan menemukan gagasan dan landasan teoretis yang dapat digunakan untuk mendefinisikan “kota inklusif.” Karena definisi saja belum cukup, tulisan juga akan mengkaji indikator kota inklusif. Berdasarkan kajian teoretis yang dilakukan, penulis berpendapat ada empat indikator kota inklusif: (i) adanya partisipasi difabel; (ii) adanya upaya pemenuhan hak-hak difabel; (iii) terjaminya aksesibilitas; dan (iv) adanya sikap inklusif warga kotanya.Despite its recent popular use in Indonesia, “inclusive city” as an academic subject has been relatively neglected. The subject is interestingly absent from Indonesian academic journals in relevant studies. While the term has been globally used and discussed, it is used in a significantly different way. The objective of this paper is to propose a concept of “inclusive city” by defining its dimensions and indicators. It is a localized concept to promote a city that promotes, protects, and accommodates the rights of the disabled. To achieve that objective, this literary research seeks to find theoretical base to argue for inclusion of the disabled. Furthermore, it argues for four dimensions of an inclusive city: (i) a full participation of the disabled; (ii) a promotion of the rights of the disabled; (iii) accessibility; and (iv) inclusive attitude of the people. An elaboration of the indicators is provided afterward.