Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Representasi Makna Maskulinitas Iklan MSGlow For Men: Analisis Multimodal Kress dan Van Leeuwen Santika Vania Putri
Avant Garde Vol 10, No 2 (2022): Avant Garde
Publisher : Fakultas Komunikasi & Desain Kreatif - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/ag.v10i2.1930

Abstract

Iklan selalu bersifat manipulatif dan memiliki kemampuan untuk mengubah sudut pandang seseorang. Maskulinitas merupakan sebuah konsep yang dikonstruksi oleh masyarakat, seringkali melalui iklan yang memperlihatkan standar ketampanan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa meskipun menggunakan model non-dominan maskulin, stereotip maskulin tetap ada. Media seharusnya memberdayakan kelompok termarjinalkan dan bukan memaksakan stereotip. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Multimodal oleh Kress dan Van Leeuwen. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa iklan merupakan salah satu media massa yang termasuk dalam wacana multimodal karena terdiri dari sumber semiotika yang lebih kompleks dalam membentuk makna. Kompleksitas ini disebabkan oleh pesan yang disampaikan adalah melalui verbal dan visual, yang menciptakan unit makna keseluruhan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana makna maskulinitas direpresentasikan dalam iklan MSGlow For Men. Objek iklan MSGlow For Men dipilih karena terbilang unik karena menampilkan laki-laki yang berasal dari kelompok marjinal dan termasuk dalam maskulinitas non-dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan MSGlow For Men tidak mendobrak stereotip ketampanan laki-laki yang telah hadir, melainkan memarjinalisasi kelompok maskulinitas non-dominan. Pembuatan iklan dan penggunaan brand ambassador bukan untuk menjual produk atau mendobrak stereotip, melainkan untuk melanggengkan stereotip yang sudah ada dan viralitas.
The Impact of Electronic Word of Mouth (EWOM) Using Influencers on Brand Awareness and Purchase Intention Santika Vania Putri
CoverAge: Journal of Strategic Communication Vol 13 No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/coverage.v13i1.3913

Abstract

Digitalization has transformed individuals’ behaviour in receiving information. The changes has encourage marketer to shift their marketing strategy, from offline to online. With the existence of internet, Word of Mouth (WOM) strategy has converted to electronic Word of Mouth (eWOM)with the help of social media. eWOM itself has an advantage of raising awareness of a product, service, or a brand itself. Adopting the eWOM concept, there comes a new marketing strategy called buzz marketing, in which usually is using a third-party to maximize the viral and trending effect from eWOM. Using a case study from a beauty brand, Secondate, this paper analyzes the buzz marketing campaign that was done by Secondate on their first launching. Instead of using a buzzer, Secondate used more than 20 Indonesian influencers to create a buzz on social media and increase brand awareness of the brand Secondate. This paper alsoexplains the benefits of using influencer in eWOM instead buzzers in terms of leveraging a brand awareness. The result of this paper is that eWOM through influencer has a positive impact in increasing brand awareness, while influencers have no significant impact in customers’ purchase intention.
Tipologi Hate Speech di Twitter Terkait Kebijakan Pemerintah Selama Pandemi COVID-19 Dian Rousta Febryanti; Zaki Khudzaifi Mahmud; Santika Vania Putri; Fira Magfira Ovalia; Yashinta Sekarwangi
Jurnal Komunikasi Global Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.381 KB) | DOI: 10.24815/jkg.v11i2.26733

Abstract

Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah selama pandemi COVID-19 telah memicu kritik dari banyak pihak dalam bentuk ujaran kebencian. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tipologi atau tema dari ujaran kebencian di Twitter yang ditujukan kepada pemerintah Indonesia mengenai kebijakan yang dibuat selama pandemi COVID-19, sekaligus frekuensi dan pola dari ujaran kebencian yang muncul pada periode Mei – Juli 2020. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan data berupa Tweet berbahasa Indonesia di Twitter. Analisis didasarkan pada kata kunci yang didapat secara deduktif dari dataset Indonesian Abusive and Hate Speech Twitter Text. Analisis komputasional menggunakan Python menghasilkan sebanyak 1.042 cuitan bernada ujaran kebencian. Analisis manual menghasilkan 94 cuitan dengan empat tipologi hate speech yang dominan, yaitu personal attack, dehumanisasi, provokasi, dan stereotip negatif. Sasaran hate speech kepada pemerintah ditemukan ditujukan kepada tiga golongan, yakni presiden Joko Widodo, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah secara umum. The policies established by the government during the COVID-19 pandemic have sparked criticism from the public in the form of hate speech. This research aims to map the typology and theme of hate speech towards the Indonesian government regarding the policies made during the COVID-19 pandemic as well as the frequencies and patterns of hate speech during May-July 2020. This research conducted a content analysis of tweets in Indonesian on Twitter. The analysis was based on keywords obtained deductively from the Indonesian Abusive and Hate Speech Twitter Text Dataset. The first computational analysis using Phyton obtained 1,042 tweets containing hate speech. The second manual analysis resulted in 94 tweets with four typologies of hate speech: personal attack, dehumanization, provocation, and negative stereotype. This research also found that hate speech mainly targeted three parties, President Joko Widodo, the central government, and the regional government.