Soedwiwahjono Soedwiwahjono
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN POTENSI DAN PERMASALAHAN DESA PONGGOK, KABUPATEN KLATEN, SEBAGAI DESA WISATA Rumidan Kabes; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Lintang Suminar
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v4i2.57588.128-139

Abstract

Pemerintah Kabupaten Klaten, provinsi Jawa Tengah, memiliki rencana pengembangan pariwisata berbasis desa wisata. Salah satu desa yang diprioritaskan untuk pengembangan desa wisata adalah Desa Ponggok. Desa Ponggok memiliki keunikan potensi lokal tetapi dalam pengembangannya sebagai desa wisata, mengalami permasalahan kondisi penyediaan daya tarik wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi penyediaan daya tarik wisata Desa Ponggok berdasarkan konsep 4A dalam pariwisata, yaitu attractions (atraksi), accessibility (aksesibilitas), amenities (amenitas), dan ancillary (kelembagaan). Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif. Data diperoleh dari observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi ketersediaan atraksi, Desa Wisata Ponggok belum cukup menambah daya tarik bagi wisatawan. Dari segi kondisi dan penyediaan aksesibilitas, akses menuju Desa Wisata Ponggok serta akses pendukung lainnya belum cukup tersedia. Penyediaan aksesibilitas menuju objek wisata belum cukup mendukung. Oleh sebab itu, akses dari kawasan objek wisata Desa Ponggok perlu disediakan lebih baik, terutama jalan Umbul Sigedang-Kapilaler dan Umbul Besuki yang berjarak relatif jauh. Kondisi penyediaan fasilitas penunjang kegiatan wisatawan dalam kawasan objek wisata juga belum cukup mendukung. Kawasan objek wisata perlu didukung dengan akses jalan yang menghubungkan dengan fasilitas di luar kawasan dan objek wisata, terutama di Umbul Sigedang-Kapilaler dan Umbul Besuki. Penelitian ini menemukan bahwa kontribusi dari pihak terkait masih kurang, yaitu dari pemerintah dalam hal penambahan infrastruktur dan pendanaan untuk pengembangan Desa Wisata Ponggok. Dari hasil analisis, disimpulkan bahwa kondisi Desa Ponggok sebagai desa wisata masih belum mendukung dari segi atraksi, aksesibilitas, amenitas, maupun kelembagaan
Faktor yang mempengaruhi preferensi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terhadap Rusunawa Gulon, Magelang Siska Arini; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Candraningratri Ekaputri Widodo
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 19, No 2 (2024)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v19i2.83636

Abstract

Rusunawa Gulon merupakan salah satu rusunawa di Kabupaten Magelang yang ditujukan untuk memberikan akses hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hingga tahun 2019, pemanfaatan rusunawa tidak berjalan secara optimal dilihat dari kondisi sebagian unit yang kosong. Permasalahan tersebut kemudian mendasari untuk dilakukannya penelitian dengan tujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya preferensi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terhadap Rusunawa Gulon. Dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif berupa skoring dengan data dari kuesioner yang dikumpulkan dari 30 kepala keluarga Masyarakat MBR. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kedekatan lokasi dengan tempat kerja dan fasilitas sosial, kemudahan aksesibilitas, kenyamanan, keamanan, serta keterjangkauan harga bukan merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya preferensi masyarakat berpenghasilan rendah terhadap Rusunawa Gulon. Namun, diperoleh faktor lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi rendahnya preferensi masyarakat tersebut meliputi faktor kurangnya pemahaman masyarakat terhadap rusunawa, kondisi sosial budaya masyarakat, serta sistem sewa rusunawa.