ABSTRACTBackground: The number of people with mental disorders in the world currently ranges from 450 million people, including schizophrenia. According to the 2018 Riskesdas data, schizophrenia disorders occur in 6 - 7 residents per mil household in Indonesia. Symptoms that appear in schizophrenia are appearance and behavior, speech disorders, affective disorders, perceptual disturbances and thought disorders. Therefore, people with schizophrenia will be less caring for themselves, even more indifferent to their appearance, especially their health. Schizophrenic patients will tend to not to pay attention to the health of their teeth and mouth. Objective: To determine the difference in the effectiveness of the effect of dental health education between the demonstration method and the video method on the level of dental health knowledge in patients with schizophrenia in RSJ DR. Radjiman Wediodiningrat. Methods: This study used a quasi-experimental research method with a pre-test post-test design without a control group. This study used purposive sampling method. Size sampling used in this study is repeated measurements with two measurements obtained 24 respondents per group Results: Dental health education using demonstration methods or video methods is effective to increasing the level of oral health knowledge on schizophrenia patients at Dr. RSJ. Radjiman Wediodiningrat, but there is no significant difference between the two methods. Conclusion: There is no significant difference in the methods used because both methods are effective in increasing the level of knowledge of the oral health of the respondents.Keywords : Counseling, Demonstration, Dental health education, Schizophrenia, VideoABSTRAKLatar Belakang: Jumlah penderita gangguan jiwa di dunia saat ini berkisar 450 juta jiwa termasuk skizofrenia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, prevalensi penyakit gangguan skizofrenia terjadi 6 - 7 penduduk per mil rumah tangga di Indonesia. Gejala yang nampak pada penyakit skizofrenia adalah penampilan dan perilaku, gangguan pembicaraan, gangguan afek, gangguan persepsi dan gangguan pikiran. Oleh karena itu, orang dengan gangguan skizofrenia akan lebih tidak merawat dirinya, bahkan lebih acuh terhadap penampilan dirinya khususnya pada kesehatannya. Pasien skizofrenia akan cenderung tidak memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya. Tujuan: Mengetahui perbedaan efektivitas pengaruh dental health education antara metode demonstrasi dengan metode video terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi pada pasien dengan gangguan skizofrenia di RSJ DR. Radjiman Wediodiningrat. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pretest post test without control group. Penelitian menggunakan metode purposive sampling untuk mengambil sameplnya. Untuk besar sampelnya digunakan rumus pengukuran berulang dua kali pengukuran didapatkan 24 responden per kelompok yaitu kelompok video dan kelompok demonstrasi dengan total responden sebanyak 48 orang. Hasil: Penyuluhan menggunakan metode demonstrasi ataupun metode video efektif untuk meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan mulut pasien skizofrenia di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat, namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua metode. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna penyuluhan Dental Health Education menggunakan metode demontrasi maupun video, keduanya efektif meningkatkan pengetahuan Kesehatan mulut pasien.Kata kunci: Demonstrasi, Dental health education, Penyuluhan, Skizofrenia, Video.