Rhorom Priyatikanto, Rhorom
Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Jl. Dr. Junjunan no.133 Bandung 40173

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FOTOMETRI PLEIADES MENGGUNAKAN KAMERA DSLR Firmansyah, Iman; Priyatikanto, Rhorom; Utama, Judhistira Aria
Jurnal Spektra Vol 16, No 3 (2015): Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya
Publisher : Jurnal Spektra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSalah satu cabang penelitian dalam bidang astronomi adalah pekerjaan fotometri, yakni pengukuran secara akurat kecerahan dari suatu objek langit pada panjang gelombang tertentu. Dengan semakin populernya kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) sebagai alat perekam citra, maka sangat memungkinkan melakukan pekerjaan fotometri berbasis kamera DSLR dengan sensor CMOS sebagai instrumen alternatif selain kamera Charge Coupled Device (CCD). Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah gugus terbuka M45 (Pleiades Cluster), salah satu gugus terbuka yang paling populer yang ada di rasi Taurus. Citra DSLR medan luas diolah menggunakan perangkat lunak IRIS guna mendapatkan citra pita B, G dan R. Fitur fotometri bukaan IRIS juga digunakan untuk memperoleh nilai magnitudo instrumen bintang-bintang yang ada dalam citra. Transformasi dari sistem Bayer BGR menjadi sistem Johnson-Cousins BVR dilakukan menggunakan persamaan polinom dengan koefisien yang ditentukan melalui regresi linear multivariat. Diagram warna magnitudo yang dikonstruksi dari magnitudo hasil transformasi menunjukkan profil deret utama yang jelas. Dari hasil ini, dapat dideduksi bahwa fotometri DSLR dapat digunakan untuk keperluan ilmiah setelah melalui transformasi yang tepat. Kata-kata kunci: kamera DSLR, gugus terbuka M45, fotometri bukaan, transformasi magnitudo  Abstract One branch of research in the field of astronomy is photometry, that is the measurements of the brightness of astronomical object in specific wavelength. With the growing popularity of Digital Single Lens Reflex (DSLR) cameras as instrument for image recording, it’s possible to do photometrical works using DSLR cameras with CMOS sensors as the alternative instruments to Charge Coupled Device (CCD) cameras. The object of this research is open cluster M45 (Pleiades Cluster), one of the most popular open cluster in Taurus constelation. Wide field image taken using DSLR camera was processed using IRIS software in order to get B, G and R frames. IRIS aperture photometry tool was also used to obtain instrumental magnitude of stars in the image. Transformation from Bayer BGR to standard Johnson-Cousins BVR system has been done using polinomial equation with coefficients determined through multivariate linear regression. Color magnitude diagram constructed using the transformed magnitudes shows a clear main sequence profile. From this result, it can be deduced that DSLR photometry can be used for scientific purpose after going through proper transformation. Keywords: DSLR camera, M45 open cluster, aperture photometry, magnitude transformation  AbstrakSalah satu cabang penelitian dalam bidang astronomi adalah pekerjaan fotometri, yakni pengukuran secara akurat kecerahan dari suatu objek langit pada panjang gelombang tertentu. Dengan semakin populernya kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) sebagai alat perekam citra, maka sangat memungkinkan melakukan pekerjaan fotometri berbasis kamera DSLR dengan sensor CMOS sebagai instrumen alternatif selain kamera Charge Coupled Device (CCD). Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah gugus terbuka M45 (Pleiades Cluster), salah satu gugus terbuka yang paling populer yang ada di rasi Taurus. Citra DSLR medan luas diolah menggunakan perangkat lunak IRIS guna mendapatkan citra pita B, G dan R. Fitur fotometri bukaan IRIS juga digunakan untuk memperoleh nilai magnitudo instrumen bintang-bintang yang ada dalam citra. Transformasi dari sistem Bayer BGR menjadi sistem Johnson-CousinsBVR dilakukan menggunakan persamaan polinom dengan koefisien yang ditentukan melalui regresi linear multivariat. Diagram warna magnitudo yang dikonstruksi dari magnitudo hasil transformasi menunjukkan profil deret utama yang jelas. Dari hasil ini, dapat dideduksi bahwa fotometri DSLR dapat digunakan untuk keperluan ilmiah setelah melalui transformasi yang tepat.  Kata kunci : kamera DSLR, gugus terbuka M45, fotometri bukaan, transformasi magnitudo Abstract One branch of research in the field of astronomy is photometry, that is the measurements of the brightness of astronomical object in specific wavelength. With the growing popularity of Digital Single Lens Reflex (DSLR) cameras as instrument for image recording, it’s possible to do photometrical works using DSLR cameras with CMOS sensors as the alternative instruments to Charge Coupled Device (CCD) cameras. The object of this research is open cluster M45 (Pleiades Cluster), one of the most popular open cluster in Taurus constelation. Wide field image taken using DSLR camera was processed using IRIS software in order to get B, G and R frames. IRIS aperture photometry tool was also used to obtain instrumental magnitude of stars in the image. Transformation from Bayer BGR to standard Johnson-Cousins BVR system has been done using polinomial equation with coefficients determined through multivariate linear regression. Color magnitude diagram constructed using the transformed magnitudes shows a clear main sequence profile. From this result, it can be deduced that DSLR photometry can be used for scientific purpose after going through proper transformation. Keywords: DSLR camera, M45 open cluster, aperture photometry, magnitude transformation
FOTOMETRI GUGUS BINTANG TERBUKA M67 (NGC 2682) Ramadhan, Fajar; Priyatikanto, Rhorom; Utama, Judhistira Aria
Jurnal Spektra Vol 16, No 2 (2015): Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya
Publisher : Jurnal Spektra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakGugus bintang terbuka M67 merupakan salah satu gugus bintang paling tua di Galaksi Bima Sakti. Studi tentang gugus bintang terutama gugus bintang tua bertujuan untuk memahami hal-hal seperti struktur galaksi, komposisi kimia, populasi bintang, evolusi dinamis dan proses pembentukan bintang-bintang baru di galaksi. Dengan melakukan pengolahan citra gugus bintang terbuka M67 menggunakan metode fotometri bukaan (aperture photometry), tujuan penelitian ini adalah menentukan besar nilai usia, pemerahan dan jarak gugus bintang terbuka M67. Pengolahan citra gugus bintang terbuka M67 memanfaatkan citra yang diambil dengan menggunakan dua pita yakni pita B dan V. Nilai magnitudo instrumen dalam dua pita diperoleh dengan memanfaatkan perangkat lunak ImageJ. Transformasi ke sistem standar dilakukan dengan bantuan bintang standar untuk membangun diagram H-R. Dengan mencocokkan hasil berdasarkan model Isochrone padova, diperoleh usia gugus bintang terbuka M67 sebesar 3,2 milyar tahun, nilai pemerahan sebesar 0,06 dan jarak sebesar 909 parsek.AbstractM67 is one of the oldest open cluster within Milky Way galaxy and known as the richest star cluster. Star cluster studies especially old cluster help us to understand galaxy structure, chemical composition, star population, dynamical evolution and star formation within galaxy. By employing photometric method, the objective of this research is to determine the age, reddening and distance of M67. The instrumental magnitude in B and V filter is obtained by using ImageJ software. Transformation to standard system has been done based on the standard stars within the cluster to construct cluster’s H-R diagram. By employing model of Padova isochrone for the curve fitting to H-R diagram, the age of M67 is found to be 3.2 billion years, reddening is 0.06 and its distance 909 parsec.Keywords: H-R diagram, Isochrone, M67 open cluster, photometric method
FOTOMETRI GUGUS BINTANG TERBUKA M67 (NGC 2682) Ramadhan, Fajar; Priyatikanto, Rhorom; Utama, Judhistira Aria
ISSN
Publisher : Program Studi Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gugus bintang terbuka M67 merupakan salah satu gugus bintang paling tua di Galaksi Bima Sakti dan merupakan warisan masa lampau yang masih ada hingga kini. Gugus bintang terbuka M67 juga merupakan gugus bintang dengan anggota terbanyak dengan observed member sekitar 649 bintang (Sanders, 1989). Studi tentang gugus bintang terutama gugus bintang tua bertujuan untuk memahami hal-hal seperti struktur galaksi, komposisi kimia, populasi bintang, evolusi dinamis dan proses pembentukan bintang-bintang baru pada galaksi. Pekerjaan dilakukan dengan mengolah citra gugus bintang terbuka M67 dalam pita B dan V dengan menggunakan metode aperture photometry. Pengolahancitra gugus bintang menghasilkan magnitudo instrumen dalam kedua pita tersebut. Setelah kedua nilai magnitudo instrumen tersebut didapatkan, maka dapat dilakukan transformasi magnitudo dan dapat dibangun suatu colour magnitude diagram (CMD) atau yang lebih dikenal dengan diagram Hertzsprung-Russel (Diagram HR). Dengan memanfaatkan diagram HR gugus bintang, dapat ditentukan parameter-parameter fundamental gugus seperti usia, jarak dan kemerahan (reddening).
Inklinasi Optimal Panel Surya Sumbu Tetap di Indonesia Priyatikanto, Rhorom
Jurnal Matematika dan Sains Vol 21 No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia possesses a significant potential solar energy. According to in-situ measurements, solar irradiation overwestern part of Indonesia is about 4.5 kWh/m2, while the higher value of ~5.1 kWh/m2 is obtained at the easternpart. Installation of fixed-axis solar panel oriented to certain optimum inclination becomes an effective way togather the solar energy. Optimum inclination angle for every location needs to be determined by considering thegeographical latitude, topography and local climate. In this work, the optimum inclination angle of fixed axis solarpanel is calculated by employing ESRA (European Solar Radiation Atlas) model that invokes cloud cover maps fromfive-years visual observation of MTSAT Himawari 6 and Himawari 7 from 2008 to 2012. Topographical map fromUSGS-EROS Data Center and Linke turbidity maps from SoDa (Solar Radiation Data) are used for the calculation.The result is optimum inclination map for Indonesia with medium resolution of 0.25º × 0.25º. The optimum valuesdo not only depend on the latitude of the location but also the variation of the weather, especially cloud cover overthe year. It is found that the optimum inclinations deviate from the latitude by small angle between -1º in the northeast parts of Indonesia and 2º in the south west regions. This pattern is in agreement with the spatial variation ofprecipitation in Indonesia as reported by researchers in the past.