Dhyana Venosia
Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMODELAN PREVALENSI PENYAKIT KUSTA DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION Christopher Andreas; Horidah Horidah; Rizza Sulistiana; Dhyana Venosia; Nur Chamidah
Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Aplikasi Statistika dan Komputasi Statistik
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34123/jurnalasks.v14i2.351

Abstract

Indonesia merupakan penyumbang kasus baru penyakit kusta tiga terbesar lingkup dunia, dengan Jawa Timur sebagai provinsi yang berkontribusi tertinggi. Hal ini membuat pemerintah menetapkan target rencana aksi guna mengeliminasi kusta di Indonesia. Penyakit kusta tergolong penyakit menular sehingga penyebaran penyakit ini dipengaruhi faktor lingkungan geografis. Oleh sebab itu, digunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR) untuk pemodelan prevalensi penyakit kusta di Jawa Timur, dengan persentase rumah tangga yang menggunakan fasilitas mandi, cuci, kakus bersama , persentase rumah tangga yang belum memiliki akses terhadap sanitasi layak , dan jumlah penduduk miskin  memberi pengaruh signifikan terhadap prevalensi penyakit kusta di Jawa Timur, dengan sebaran kabupaten dan kota yang dipengaruhi secara signifikan masing – masing sebanyak 26,32%, 18,42%, dan 39,47%. Selain itu, hasil pemodelan GWR menunjukkan akurasi dan kebaikan model yang lebih baik daripada model regresi global. Pada penelitian ini, diketahui bahwa prevalensi penyakit kusta tertinggi di Jawa Timur terjadi di Kabupaten Sumenep dengan nilai prevalensi sebesar 2,06. Untuk mencapai target eliminasi kusta yang ditetapkan pemerintah, maka Pemerintah Kabupaten Sumenep dapat menurunkan nilai persentase rumah tangga yang belum memiliki akses terhadap sanitasi layak  hingga mencapai 12,01% dan jumlah penduduk miskin  hingga mencapai 13,215 ribu jiwa.