Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kampung dari semi kumuh menjadi kampung kreatif (studi kasus: Kampung Bekelir, Kelurahan Babakan, Kota Tangerang) Noorselly Dyah Permatasari; forina lestari; Anna Karenina; Anthony P Nasution
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 17, No 2 (2022)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v17i2.54876

Abstract

Kampung Bekelir merupakan kampung “warna-warni” di Kota Tangerang yang mengalami proses transformasi dari kampung kumuh menjadi kampung kreatif. Sebelum bertransformasi menjadi Kampung Bekelir, kampung ini dahulunya bernama Kampung Babakan RW 01 yang memiliki persoalan sosial di dalam masyarakatnya. Saat ini, kondisi lingkungan dan masyarakat di Kampung Bekelir telah mengalami banyak perubahan sejak ditetapkannya kampung ini sebagai kampung kreatif yang berorientasi wisata. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kampung dari kampung kumuh menjadi kampung kreatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling dalam pengumpulan data. Adapun analisis yang dilakukan berupa analisis sejarah perkembangan kampung dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kampung seperti analisis faktor fisik lingkungan, faktor sosial masyarakat, faktor ekonomi, faktor peran inisiator, faktor partisipasi masyarakat, dan faktor peran pemerintah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peran inisiator merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perubahan di Kampung Bekelir. Selain itu, faktor partisipasi masyarakat juga turut mendukung terwujudnya perubahan kondisi lingkungan dan kebiasaan masyarakat Kampung Bekelir.
Delineasi Kawasan Perencanaan, Studi Kasus: Rencana Detil Tata Ruang Geopark Ngarai Sianok Maninjau Anthony P. Nasution; Forina Lestari; Anna Karenina; Medtry .; Budi Haryonugroho
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 10 No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.872 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2023.v10.i01.p06

Abstract

The instigation of a Detailed Spatial Plan (RDTR) is currently the focus of both central and local governments in Indonesia. Delineation of a zone as the first step in formulating an RDTR requires a range of considerations, including physical and non-physical issues. This study aims to delineate a planning zone taking the Geopark Ngarai Sianok Maninjau as its case study. The data collection stage applies several methods, such as field observations, focus group discussions, interviews, and reviewing documents obtained from relevant local government offices. Data analysis is conducted by scaling method of several criteria, such as land use, tourism potential, geosite location, policy blueprints, etc. Upon applying these criteria, the study proposes Matur in the Agam Regency of the West Sumatra Province as the most appropriate zone to have its RDTR developed. This is one among four alternatives selected for this purpose. Ultimately, this study also identified several possible implications of the delineation process for developing a zone.Keywords: The Detailed Spatial Plan (RDTR); Geopark Ngarai Sianok Maninjau; delineation AbstrakPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) saat ini menjadi fokus kegiatan dari pemerintah pusat dan daerah di Indonesia. Penentuan delineasi kawasan perencanaan sebagai langkah awal dalam penyusunan RDTR membutuhkan berbagai pertimbangan, baik fisik maupun non fisik. Kajian ini bertujuan untuk merumuskan delineasi kawasan perencanaan dengan mengambil Kawasan Geopark Ngarai Sianok Maninjau sebagai studi kasusnya. Proses pengumpulan data menerapkan metode antara lain, observasi lapangan, focus group discussion, wawancara, serta review dokumen yang diperoleh dari beragam kantor pemerintah daerah. Analisis data mempergunakan metode pembobotan dengan beberapa kriteria seperti misalnya tata guna lahan, potensi wisata, lokasi geosite, arahan kebijakan dan lain-lain. Setelah mempertimbangan kriteria-kriteria ini, kajian ini mengajukan Matur di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat sebagai zona yang paling tepat untuk dikembangkan sebagai kawasan yang akan disusun RDTR-nya. Kawasan merupakan salah satu dari empat alternatif lokasi yang dipilih untuk lokasi ini. Diakhir, kajian ini juga menghasilkan kemungkinan implikasi yang muncul dari kegiatan delineasi terhadap perkembangan kawasan.Kata kunci: Rencana Detail Tata Ruang (RDTR); Geopark Ngarai Sianok Maninjau; delineasi
PENDAMPINGAN   KELUARGA   DALAM   MENINGKATKAN PENGETAHUAN GIZI DAN PRAKTIK RESPONSIVE FEEDING IBU YANG MEMILIKI BALITA MALNUTRISI Anna Karenina; Jurianto Gambir; Dahliansyah Gambir
Media Gizi Khatulistiwa Vol. 1 No. 1 (2024): Media Gizi Khatulistiwa Edisi Maret 2024
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2804/mgk.1811.1018

Abstract

Latar Belakang : Masalah gizi masih menjadi dampak serius bagi kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Secara nasional sebanyak 6% masalah kurang gizi seperti kurus beresiko terhadap kejadian kematian yang tinggi. Kekurangan gizi disebabkan berbagai faktor baik dibidang kesehatan maupun non kesehatan. Akar penyebab masalah gizi yakni kemiskinan dan pendidikan yang rendah mempengaruhi terjadinya kekurangan gizi. Subjek dan Metode : Menggunakan studi literatur yang dilakukan melalui pencarian jurnal di internet (Google Scholar, Pubmed, Science Direct) yang diterbitkan dari 2010 hingga 2020. Variabel bebas adalah pendampingan. Variabel terikat adalah pengetahuan gizi dan praktik responsive feeding ibu balita. Kriteria inklusi adalah penelitian eksperimental, penelitian di Indonesia dan luar negeri. Hasil : Pendampingan dapat meningkatkan pengetahuan gizi ibu terkait pola asuh makan, pemantauan status gizi, pencegahan dan penanggulangan gizi buruk, kadarzi gizi seimbang. Pendampingan dapat merubah praktik responsive feeding ibu balita terkait cara pemberian, keragaman makanan, konsistensi makanan, penyediaan MP ASI. Kesimpulan : Pendampingan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan gizi dan praktik responsive feeding ibu balita. Pendampingan dapat digunakan sebagai  upaya dalam mengatasi masalah gizi pada balita baik gizi kurang maupun stunting.