Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Telaah Awal Pemetaan Indikasi Pemeriksaan 18F-FDG PET/CT di RS Kanker "Dharmais" dengan Pedoman Appropriateness Criteria dari IAEA KARDINAH, KARDINAH; HIKMAWATI, SARININGSIH; HASAN, ROSALINA; DARMAWAN, BUDI
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 4 (2012): Oct - Dec 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

Pemanfaatan pemeriksaan dengan biaya mahal memerlukan health technology assessment (HTA) sehingga memberikan dampak yang optimal bagi tata laksana pengobatan pasien selanjutnya. Pedoman dari International Atomic Energy Agency (IAEA) yang diterapkan dalam pelaksanaan pemeriksaan 18F-FDG PET/CT scan bertujuan sebagai telaah awal pemetaan indikasi sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan di masa mendatang.Dilakukan evaluasi retrospektif terhadap 116 pasien yang melakukan pemeriksaan pada Mei sampai Agustus 2012 di RS Kanker “Dharmais”. Indikasi pemeriksaan dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi IAEA, yaitu diagnosis, penentuan stadium, evaluasi respons terapi, dan evaluasi rekurensi.Hasilnya menunjukkan persentase pemeriksaan 18F-FDG PET/CT scan dengan indikasi evaluasi respons terapi sebesar 48,2%, pada limfoma maligna 12,9% dan kanker payudara 8,6%. Sedangkan evaluasi adanya rekurensi sebesar 37,9%, masing-masing pada kanker payudara 15,5% dan limfoma maligna 4,3%. Indikasi penentuan stadium adalah 9,4% dan diagnosis 4,3%.Kesimpulannya, pemeriksaan 18F-FDG PET/CT/CT merupakan modalitas yang penting dalam evaluasi terapi dan rekurensi pada pasien kanker bila diterapkan sesuai dengan indikasi yang jelas. Dengan demikian, perubahan tata laksana yang berguna untuk keberhasilan pengobatan pasien dapat tercapai.Kata kunci: 18F-F PET/CT, indikasi pemeriksaan, evaluasi respons terapi, evaluasi rekurensi.
PENGARUH AKTIVASI FISIKA DAN KIMIA ARANG AKTIF BUAH BINTARO TERHADAP DAYA SERAP LOGAM BERAT KROM Hasan, Rosalina; Tedja, Tun; Riani, Etty; Sugiarti, Sri
Biopropal Industri Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2490.265 KB)

Abstract

Cerbera odollam Gaertn. activated carbon was derived from mangrove plant which is poisonous and planted as shade tree. The morphology of Cerbera odollam Gaertn. fruit is similar with coconut shell and the contains of lignin and cellulose is higher than coconut. Cerbera odollam Gaertn. fruit was dried, cut and carbonized at 300 oC, 400 oC and 500oC. Then Cerbera odollam Gaertn. carbon was activated by physical steam activation and chemical activation, using H3PO4 (5% & 10%) and KOH (5% & 10%), at activation temperature 650oC and activation time 60 and 90 minutes. Proksimat analysis of Cerbera odollam Gaertn. carbon was carried out to determine moisture, volatile content, fly ash, fix carbon, ash content and iod adsorption, total chromium by using AAS. The result showed that activated carbon derived from Cerbera odollam Gaertn. fruit which was activated by KOH 5% at 60 minutes improved the chromium adsorption for about 99.474%.Keywords:             activated carbon, adsorption, Cerbera odollam Gaertn., chromium, physical and chemical activation ABSTRAKArang aktif buah bintaro (Cerbera odollam Gaertn.) berasal dari tumbuhan mangrove bintaro yang beracun dan banyak ditanam sebagai pohon peneduh kota. Bentuk buah bintaro menyerupai serabut kelapa dan memiliki kandungan lignin dan selulosa yang melebihi tanaman kelapa. Buah bintaro dikeringkan, dipotong dan dikarbonisasi pada temperatur 300 oC, 400oC  dan 500oC serta diaktivasi secara fisika menggunakan uap air dan secara kimia mengunakan H3PO4 (5% & 10%) dan KOH (5% & 10%) pada temperatur 650oC dengan waktu aktivasi 60 dan 90 menit.  Analisis proksimat yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat dan daya serap iod serta uji kadar krom total dengan menggunakan AAS. Adsorpsi krom dilakukan dengan penambahan asam sulfat 4 N hingga pH 4 sebelum diolah dengan arang aktif buah bintaro. Hasil penelitian menunjukkan arang yang diaktivasi dengan KOH 5%  dan waktu 60 menit mampu menghilangkan kadar kromium sebesar 99,474%.Kata kunci: adsorpsi, aktivasi fisika dan kimia, arang aktif, buah bintaro, krom
Profil Pasien Glaukoma pada Lansia di Rumah Sakit Khusus Mata (RSKM) Padang Eye Center Tahun 2021 Hasan, Rosalina; Ashan, Haves; Ade Yuli Amelia, Ade; Triola, Seres
Scientific Journal Vol. 1 No. 5 (2022): SCIENA Volume I No 5, September 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v1i5.66

Abstract

Latar Belakang: Kebutaan merupakan hal yang masih mengerikan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satu penyebab kebutaan di seluruh dunia yaitu glaukoma yang dianggap sebagai si pencuri penglihatan, dimana pada penderita glaukoma dapat mengalami kehilangan penglihatan yang bersifat permanen (irreversible) sehingga terjadi penurunan kualitas hidup pada penderita. Tujuan: Untuk mengetahui profil pasien glaukoma pada lansi di Rumah Sakit Khusus mata (RSKM) Padang Eye Center tahun 2021. Metode: Ruang lingkup penelitian ini adalh ilmu penyakit mata. Penelitian dilakukan pada bulan Februari tahun 2021 sampai selesai. Jenis penelitian adalah deskriptif kategorik. Populasi terjangkau pada penelitian adalah pasien lansia yang terdiagnosis glaukoma di RSKM Padang Eye Center pada tahun 2021 sebanyak 100 sampel dengan teknik simple random sampling. Analisa data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dengan pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS versi 20.0. Hasil: Kelompok usia terbanyak adalah 60-75 tahun yaitu 83 pasien (83,0%), jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 61 pasien (61,0 %), tipe glaukoma terbanyak adalah Primary Open Angle Glaucoma (POAG) yaitu 43 pasien (43,0%), riwayat penyakit sistemik terbanyak adalah hipertensi yaitu 46 pasien (46,0%), tatalaksana terbanyak adalah medikamentosa yaitu 58 pasien (58,0%), dan kejadian kebutaan terbanyak yaitu unilateral sebanyak 41 pasien (41,0%). Kesimpulan:  Kelompok usia terbanyak adalah 60-75 tahun, jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, tipe glaukoma terbanyak adalah Primary Open Angle Glaucoma (POAG), riwayat penyakit sistemik terbanyak adalah hipertensi, tatalaksana terbanyak adalah dengan medikamentosa saja, kejadian kebutaan terbanyak adalah unilateral.