Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Faktor-Faktor Risiko Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita di Wilayah Kerja Pukesmas Bukit Sileh Kec. Lembang Jaya Kab. Solok Tahun 2021 Triola, Seres; Retensiano Atasa, Loice; Ayu Hamama Pitra, Dian; Ashan, Haves
Scientific Journal Vol. 1 No. 2 (2022): SCIENA Volume I No 2, March 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.575 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i2.26

Abstract

Pendahuluan: ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang bersifat akut yang dapat berlangsung selama 14 hari. Penularannya bisa disebabkan dari manusia ke manusia lainnya, dalam hal ini balita sangat rentan terkena penyakit ISPA. Adapun faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik kejadian ISPA pada balita seperti status gizi balita, status imunisasi balita, keberadaan perokok dan pengetahuan ibu. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sileh Kec. Lembang Jaya Kab. Solok Tahun 2021. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 51 responden. Analisis data univariat disajikan dalam bentuk frekuensi dan persentase dan analisis bivariat menggunakan program SPSS versi 25.0 dengan uji chi-square. Hasil: Dari analisis univariat 51 responden didapatkan balita ISPA 26 orang (51,0%) dan tidak ISPA 25 orang (49,0%), responden status gizi balita terbanyak adalah baik sebanyak 35 orang (68,6%), responden dengan status imunisasi balita terbanyak adalah lengkap sebanyak 30 orang (58,8%), responden dengan keberadaan perokok terbanyak adalah ada sebanyak 46 orang (90,2%), dan responden dengan pengetahuan ibu terbanyak adalah baik yaitu 24 orang (47,1%). Analisis bivariat didapatkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi balita (p=0,009), status imunisasi balita (p=0,0001), keberadaan perokok (p=0,023) dan pengetahuan ibu (p=0,006) dengan kejadian ISPA pada balita. Kesimpulan: Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi balita, status imunisasi balita, keberadaan perokok dan pengetahuan ibu dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sileh Kec. Lembang Jaya Kab. Solok Tahun 2021.
Profil Miopia pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Universitas Baiturrahmah Angkatan 2016 Ashan, Haves; Rahmi Afrina, Ilma; Ayu Hamama Pitra, Dian; Triola, Seres
Scientific Journal Vol. 1 No. 2 (2022): SCIENA Volume I No 2, March 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.281 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i2.30

Abstract

Latar Belakang: Miopia merupakan kelainan refraktif yang paling umum dan banyak ditemukan di dunia berdasarkan data dari World Health Organization (WHO). Prevalensi global kelainan refraksi diperkirakan sekitar 800 juta sampai 2,3 milyar. Miopia merupakan kelainan refraksi yang sering ditemukan pada mahasiswa, terutama mahasiswa kedokteran. Pada survei awal didapatkan 45 orang yang pernah di diagnosis miopia pada mahasiswa pendidikan dokter Universitas Baiturrahmah angkatan 2016. Penelitian ini bertujuan utntuk Mengetahui profil miopia pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Universitas Baiturrahmah Angkatan 2016. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategorik dengan disain cross-sectional dengan melakukan pemeriksaan derajat miopia terhadap mahasiswa pendidikan dokter Universitas Baiturrahmah angkatan 2016 menggunakan Autorefractometer di Poliklinik mata RSI Siti Rahmah Padang. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel menurut slovin dengan sampel berjumlah 33 sampel. Pengumpulan data diperoleh langsung dari hasil pemeriksaan menggunakan Autoref. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil: Hasil penelitian profil miopia didapatkan frekuensi derajat miopia terbanyak pada derajat ringan. Pada mata kanan (OD) sebanyak 22 mata (66,7%) dan berjumlah 23 mata (69,7%) pada mata kiri (OS). Kesimpulan: Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa miopia terbanyak pada derajat ringan dan terendah miopia berat.
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Tifoid pada Anak di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2019 Fachrizal, Yohana; Handayani, Yuni; Ashan, Haves
Scientific Journal Vol. 1 No. 3 (2022): SCIENA Volume I No 3, May 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.546 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i3.52

Abstract

Latar belakang: Demam tifoid menjadi masalah kesehatan terpenting di dunia terutama negara berkembang. Faktor yang berhubungan dengan demam tifoid diantaranya sanitasi lingkungan, higiene perorangan, usia, pengetahuan orang tua, dan sosial ekonomi. Tujuan: Untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada anak di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2019. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik-observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien anak dengan demam tifoid di bangsal anak RSSN Bukittinggi tahun 2019 yaitu 71 pasien menggunakan teknik total sampling. Analisa data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase, dan pengolahan data menggunakan SPSS 24.0. Hasil: Distribusi frekuensi responden terbanyak yaitu sanitasi lingkungan rendah berjumlah 41 anak (57,7%), higiene perorangan rendah berjumlah 43 orang (60,6%), usia remaja sebanyak 29 orang (40.9%), pengetahuan orang tua buruk sebanyak 38 orang (53,5%), sosial ekonomi rendah sebanyak 37 orang (52,1%), dan kejadian demam tifoid sebanyak 57 orang (80,3%). Terdapat hubungan antara sanitasi lingkungan dengan demam tifoid anak (p = 0,000), higiene perorangan dengan demam tifoid anak (p = 0,002), tingkat pengetahuan orang tua dengan demam tifoid anak (p = 0,003), status sosial ekonomi dengan demam tifoid anak (p = 0,001) dan tidak terdapat hubungan antara usia dengan demam tifoid anak (p = 0,474). Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid anak di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2019 yaitu sanitasi lingkungan, higiene perorangan, tingkat pengetahuan orang tua, dan status ekonomi.
Gambaran Faktor Risiko Individual terhadap Kejadian Computer Vision Syndrome pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2020 Universitas Baiturrahmah Fikri Ramadhan, Muhammad; Eldrian, Febianne; Ashan, Haves
Scientific Journal Vol. 1 No. 5 (2022): SCIENA Volume I No 5, September 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v1i5.65

Abstract

Pendahuluan: Latar Belakang : Pandemi covid-19 menyebabkan pembelajaran dialihkan menjadi virtual sehingga penggunaan perangkat VDT sebagai salah satu fasilitas pembelajaran lebih intens dan bisa menyebabkan kejadian  computer vision syndrome. Faktor risiko individual adalah salah satu yang bisa menyebabkan kejadian CVS. Penelitian di Amerika menunjukkan 60% pria dan 65% wanita dilaporkan mengalami kejadian CVS. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran faktor risiko individual terhadap kejadian computer vision syndrome pada mahasiswa pendidikan dokter umum angkatan 2020 Universitas Baiturrahmah.Metode : Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan mata. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2021 - Juli 2022. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Populasi terjangkau pada penelitian adalah mahasiswa fakultas kedokteran prodi pendidikan dokter angkatan 2020 di Universitas Baiturrahmah yang menggunakan komputer, laptop ataupun perangkat VDT yang lainnya sebanyak 60 sampel dengan teknik quota sampling. Analisa data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS versi IBM 25.0.Hasil :  Status terbanyak adalah mengalami CVS yaitu 37 orang (61,7%), gejala CVS terbanyak adalah mata berair dan sakit kepala yaitu masing-masing 41 orang (68,3%), responden yang mengalami CVS terbanyak dengan jenis kelamin perempuan yaitu 30 orang (50,0%) dengan durasi menatap VDT > 2 jam yaitu 35 orang (58,3%) dengan durasi istirahat > 15 menit yaitu 21 orang (35,0%) dengan menggunakan kacamata yaitu 20 orang (33,3%) dengan tidak menggunakan softlens yaitu 34 orang (56,7%) dan dengan jarak antara mata dengan pusat layar < 50 cm yaitu 25 orang (41,7%).Kesimpulan : Responden yang mengalami CVS terbanyak dengan jenis kelamin perempuan dengan durasi menatap VDT > 2 jam dan durasi istirahat > 15 menit dengan menggunakan kacamata dan tidak menggunakan softlens serta dengan jarak antara mata dengan pusat layar < 50 cm.
Profil Pasien Glaukoma pada Lansia di Rumah Sakit Khusus Mata (RSKM) Padang Eye Center Tahun 2021 Hasan, Rosalina; Ashan, Haves; Ade Yuli Amelia, Ade; Triola, Seres
Scientific Journal Vol. 1 No. 5 (2022): SCIENA Volume I No 5, September 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v1i5.66

Abstract

Latar Belakang: Kebutaan merupakan hal yang masih mengerikan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satu penyebab kebutaan di seluruh dunia yaitu glaukoma yang dianggap sebagai si pencuri penglihatan, dimana pada penderita glaukoma dapat mengalami kehilangan penglihatan yang bersifat permanen (irreversible) sehingga terjadi penurunan kualitas hidup pada penderita. Tujuan: Untuk mengetahui profil pasien glaukoma pada lansi di Rumah Sakit Khusus mata (RSKM) Padang Eye Center tahun 2021. Metode: Ruang lingkup penelitian ini adalh ilmu penyakit mata. Penelitian dilakukan pada bulan Februari tahun 2021 sampai selesai. Jenis penelitian adalah deskriptif kategorik. Populasi terjangkau pada penelitian adalah pasien lansia yang terdiagnosis glaukoma di RSKM Padang Eye Center pada tahun 2021 sebanyak 100 sampel dengan teknik simple random sampling. Analisa data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dengan pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS versi 20.0. Hasil: Kelompok usia terbanyak adalah 60-75 tahun yaitu 83 pasien (83,0%), jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 61 pasien (61,0 %), tipe glaukoma terbanyak adalah Primary Open Angle Glaucoma (POAG) yaitu 43 pasien (43,0%), riwayat penyakit sistemik terbanyak adalah hipertensi yaitu 46 pasien (46,0%), tatalaksana terbanyak adalah medikamentosa yaitu 58 pasien (58,0%), dan kejadian kebutaan terbanyak yaitu unilateral sebanyak 41 pasien (41,0%). Kesimpulan:  Kelompok usia terbanyak adalah 60-75 tahun, jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, tipe glaukoma terbanyak adalah Primary Open Angle Glaucoma (POAG), riwayat penyakit sistemik terbanyak adalah hipertensi, tatalaksana terbanyak adalah dengan medikamentosa saja, kejadian kebutaan terbanyak adalah unilateral.  
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Sebagai Penyebab Gangguan Pendengaran Triola, Seres; Indrayani, Cici; Ayu Hamama Pitra, Dian; Ashan, Haves
Scientific Journal Vol. 2 No. 2 (2023): SCIENA Volume II No 2, Maret 2023
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v2i2.94

Abstract

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) dapat berdampak signifikan terhadap fungsi pendengaran. Infeksi yang berulang dan peradangan pada telinga tengah dapat menyebabkan kerusakan pada gendang telinga, tulang pendengaran, dan jaringan pendengaran lainnya. Hal ini menyebabkan gangguan pendengaran baik secara sementara maupun permanen, tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan respons pengobatan.Penelitian sebelumnya juga mengungkapkan bahwa OMSK memiliki prevalensi yang tinggi di beberapa kelompok populasi, seperti anak-anak dan orang dewasa dengan faktor risiko tertentu, seperti kekurangan kekebalan tubuh dan pola hidup yang tidak sehat. Selain itu, penundaan dalam diagnosis dan pengobatan OMSK dapat memperburuk gangguan pendengaran dan berpotensi menyebabkan masalah pendengaran jangka Panjang. upaya pencegahan dan pengelolaan OMSK menjadi penting guna mengurangi dampaknya terhadap gangguan pendengaran. Pendidikan tentang pentingnya kebersihan telinga, vaksinasi, pengobatan yang tepat waktu, dan pengawasan rutin oleh tenaga medis dapat membantu mengurangi risiko terjadinya OMSK dan komplikasi pendengaran yang mungkin terjadi.Kesimpulan dari tinjauan literatur ini menekankan perlunya kesadaran yang lebih tinggi terhadap OMSK sebagai penyebab gangguan pendengaran. Pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan yang tepat harus ditekankan untuk mengurangi dampak OMSK terhadap pendengaran individu. Selain itu, penelitian lebih lanjut juga perlu dilakukan untuk memahami faktor risiko, mekanisme patofisiologi, dan pengembangan terapi yang lebih efektif dalam mengatasi OMSK dan masalah pendengaran yang terkait.
Media Supuratif Kronik di Poliklinik THT RSUP Dr. M. Djamil Tahun 2020-2022 Triola, Seres; Andraini, Mia; Khomeini; Ashan, Haves
Scientific Journal Vol. 3 No. 3 (2024): SCIENA Volume III No 3, May 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i3.129

Abstract

Latar belakang: Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah peradangan kronis pada telinga tengah berlangsung lebih dari 2-6 minggu, ditandai dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya cairan dari telinga (otorea). OMSK terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe aman dan tipe berbahaya. OMSK tipe bahaya sering berkaitan dengan kolesteatoma dan sering menyebabkan komplikasi. Prinsip terapinya adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi, dengan atau tanpa timpanoplasti. Pada tipe aman dapat dilakukan terapi medikamentosa dan terapi pembedahan. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui gambaran terapi pada pasien otitis media supuratif kronik di poliklinikTHT RSUP DR. M. Djamil tahun 2020-2022. Metode: Penelitian  ini mencakup ruang lingkup ilmu kedokteran THT, penelitian ini dilakukan di poli THT RSUP DR. M. Djamil dari bulan Maret 2023 sampai Desember  2023, penelitian  ini merukakan penelitian deskriptif kategorik dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari rekam medis pasien di RSUP DR. M. Djamil Padang. Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah pasien yang menjalani terapi di diagnosis otitis media supuratif kronik, di Poliklinik THT RSUP Dr. M. Djamil tahun 2020-2022 dengan 110 sampel menggunakan teknik total sampling. Analisis data univariate disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS versi IBM 23.0. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar pasien OMSK berusia remaja akhir sebanyak 40 orang (36,4%) dengan jenis kelamin pada laki-laki sebanyak 60 orang (54,5%). Sementara itu berdasarkan faktor risiko OMSK banyak dijumpai faktor risiko perempuan sebanyak 50 orang (45,5%). Tipe perforasi membran timpani yang banyak dijumpai pada pasien OMSK adalah subtotal sebanyak 63 orang (57,3%). Tipe OMSK yang banyak dijumpai adalah tipe aman sebanyak 64 orang (58,2%). Terapi tipe aman yang banyak dijumpai pada pasien OMSK adalah antibiotik sistemik sebanyak 59 orang (92,2%) dengan pembedahan timpanoplasti  sebanyak 54 orang (84,4%). Terapi tipe bahaya yang banyak dijumpai pada pasien OMSK adalah antibiotik sistemik sebanyak 46 orang (100%) dengan pembedahan timpanomastoidektomi sebanyak 39 orang (84,8%). Kesimpulan: Sebagian besar pasien OMSK di RSUP Dr. M. Djamil berdasarkan kelompok usia adalah remaja akhir dengan  jenis kelamin laki-laki. Sementara itu berdasarkan  faktor risikonya jenis kelamin perempuan memiliki persentase yang tinggi dibandingkan faktor risiko lainnya. Tipe perforasi membran timpani yang banyak dijumpai adalah subtotal, sedangkan untuk tipe OMSKnya yaitu aman. Untuk terapi tipe aman yang sering diberikan  adalah antibiotik  sistemik dan pembedahan  timpanoplasti  dan untuk tipe bahaya  yaitu antibiotik sistemik dan pembedahan timpanomasteodektomi.
Hubungan Status Pekerjaan dengan Kejadian Pterigium di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Kota Padang Tahun 2021 – 2022 Ashan, Haves; Ainun Nabila, Syafa; Susanti, Melya; Triola, Seres
Scientific Journal Vol. 3 No. 3 (2024): SCIENA Volume III No 3, May 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i3.130

Abstract

Latar belakang: Pterigium adalah pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang berbentuk sayap yang dapat mencapai kornea. Daerah tropis seperti Indonesia, memiliki resiko 44 kali lebih tinggi terkena Pterigium di bandingkan dengan daerah non-tropis. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan status pekerjaan dengan kejadian pterigium di rumah sakit islam siti rahmah tahun 2021-2022. Metode: Jenis penelitian ini adalah Analitik Observasional dengan menggunakan Metode Kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di Poli Mata Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Kota Padang tahun 2021-2022 sebanyak 86. Hasil: Analisis univariat menujukkan usai terbanyak adalah 18-65 tahun yaitu 54 orang (62,8%), jenis kelamin terbanyak adalah Perempuan yaitu 50 orang atau (58,1%), status pekerjaan terbanyak adalah indoor yaitu 65 orang (75,6%), dan pasien yang mengalami pterigium sebanyak 43 orang (50,0%). Analisis bivariat dengan uji chi square mendapatkan nilai p value sebesar 0,045 yang mejelasakan ada hubungan yang signifikan status pekerjaan dengan kejadian ptarigium. Kesimpulan: Terdapat hubungan status pekerjaan dengan kejadian pterigium di Poli Mata Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Kota Padang Tahun 2021 - 2022.
Efek Menguntungkan Black Garlic terhadap Nilai Indeks Aterogenik Plasma pada Penderita Obesitas Morawati, Soufni; Dewi, Lidya; Angica Putriza, Relly; Adelin, Prima; Ashan, Haves
Scientific Journal Vol. 3 No. 3 (2024): SCIENA Volume III No 3, May 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i3.145

Abstract

Peningkatan berat badan merupakan bertambahnya ukuran berat badan akibat dari konsumsi makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Peningkatan berat badan terjadi apabila hasil penimbangan berat badan lebih besar dibandingkan dengan berat badan sebelumnya. Berat badan yang ideal teradi karena keseimbangan antara asupan dan kebutuhan makanan, sedangkan berat badan yang tidak normal seringkali menjadi tanda awal obesitas, yang kini dikenal sebagai “The New World Syndrome” dan terus meningkat secara global. Obesitas berkaitan dengan ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi, yang mempengaruhi profil lipid darah. Indeks Aterogenik Plasma (IAP), yang mengukur rasio TG/HDL, merupakan biomarker kuat untuk memprediksi aterosklerosis dan berhubungan erat dengan obesitas. Studi menunjukkan perbedaan signifikan dalam berbagai parameter kesehatan antara kelompok obesitas dan non-obesitas. Bawang putih hitam (Black garlic), yang kaya akan senyawa allicin dan antioksidan, telah terbukti efektif dalam menurunkan trigliserida dan kolesterol serum serta dapat digunakan untuk mengatasi hiperlipidemia dan hiperglikemia, terutama dalam konteks diet tinggi lemak. Penelitian lebih lanjut menunjukkan potensi bawang putih hitam dalam meningkatkan profil lipid darah dan mencegah komplikasi terkait obesitas.
Hubungan Diabetes Melitus Terhadap Penderita Katarak Damayanti, Fitri; Hondrizal; Hutaperi, Boy; Nani Jelmila, Sri; Ashan, Haves
Scientific Journal Vol. 3 No. 4 (2024): SCIENA Volume III No 4, July 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i4.146

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit yang dapat diderita seumur hidup disebabkan oleh gangguan metabolisme yang terjadi di organ pancreas, lalu ditandai dengan peningkatan gula darah atau kondisi hiperglikemia disebabkan menurunnya jumlah insulin dari pancreas. Penyakit DM menimbulkan komplikasi baik makrovaskuler maupun mikrovaskuler.. Katarak adalah penyebab utama kebutaan diseluruh dunia yang dapat dicegah. Penyakit katarak adalah penyakit yang ditandai kekeruhan lensa mata sehingga mengganggu proses masuk cahaya ke mata. Katarak bisa disebabkan karena terganggunya mekanisme control keseimbangan air dan elektrolit, karena denaturasi protein lensa atau gabungan keduanya. Katarak merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan pada penderita diabetes. Penderita DM memiliki kemungkinan lima kali lebih besar terkena katarak karena DM merupakan penyakit metabolik yang terus meningkat setiap tahun dengan peningkatan populasi dan perubahan gaya hidup di era modern. Tingginya kadar gula darah dalam waktu yang Panjang dapat menjadi salah satu komplikasi pada organ lain, seperti mata. Kebutaan karena katarak pada penderita DM sebenarnya merupakan penyebab kebutaan yang dapat diintervesi dengan mengotrol kadar gula darah dan gaya hidup.