Yosep Belay
Sekolah Tinggi Teologi Anugrah Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tantangan Postmodernisme bagi Wacana Teologi Kristen Kontemporer Ferry Simanjuntak; Yosep Belay; Joko Prihanto
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 8, No 1 (2022): KENOSIS: JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v8i1.348

Abstract

This article analyzes the postmodern philosophical ideas of three main thinkers, namely Friederich Nietzsche, Jacques Derrida, and Michel Foucault through which several serious consequences are faced for the study of Christian theology today. Postmodernism's critique and attack on the absolute truth claims of modernism also have an impact on the concept of Christian theology. These impacts result in the dismantling of the authority of God's word, confusion, lack of purpose and meaning in contemporary human life. This research uses a literature study with a descriptive qualitative method. Data analysis uses philosophical hermeneutics which includes interpretation, descriptive and comparative studies. The results of this study indicate that the idea of postmodernism has resulted in: The rejection of the monopoly of truth claims that have an impact on cultural superiority, the emergence of pluralism and relativism, the absence of absolute meaning in the biblical text, and the free play of interpretation of biblical texts. A number of these consequences are challenges that need to be addressed immediately.AbstrakArtkel ini menganalisis gagasan-gagasan filsafat postmodern dari tiga pemikir utamanya yaitu Friederich Nietzsche, Jacques Derrida dan Michel Foucault yang melaluinya sejumlah konsekuensi serius diperhadapkan bagi kajian teologi Kristen masa kini. Kritik dan serangan postmodernisme terhadap klaim kebenaran absolut dari modernisme juga berdampak pada konsep teologi Kristen. Dampak tersebut mengakibatkan terjadinya pembongkaran terhadap otoritas firman Allah, kebingungan, ketiadaan tujuan serta makna hidup manusia kontemporer. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dengan metode kualitatif deskriptif. Analisis data menggunakan hermeneutika filosofis yang mencakup kajian interpretasi, deskriptif dan komparasi. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gagasan postmodernisme telah menghasilkan: Penolakan terhadap monopoli klaim kebenaran yang berdampak pada superioritas kultural, munculnya pluralisme dan relativisme, ketiadaan makna absolut pada teks Alkitab, dan permainan bebas interpretasi teks-teks Alkitab. Sejumlah konsekuensi ini merupakan tantangan yang perlu dan segera direspons.
Analisis Konsep Misi Social Gospel dan Relevansinya Bagi Misi Gereja Masa Kini Yosep Belay
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 7, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v7i2.816

Abstract

Abstract. This article examines the concept of the the Social Gospel’ mission as a dialectical effort to find its relevance to the mission of the church today. Through this article the author presents the main ideas of the Social Gospel as a critique of the church's mission approach regarding social problems. The method used in this paper is a literature study. Through this study, the result is that Social Gospel theology which emphasizes the preaching of the Kingdom of God makes it against to conservative theology. However, the Social Gospel mission approach can be a critique to the conservative mission approach, so that the mission paradigm can be further expanded, not only paying attention to futuristic personal salvation, but also caring about social salvation today.Abstrak. Artikel ini mengkaji konsep misi Social Gospel sebagai usaha dialektik untuk menemukan relevansinya bagi misi gereja masa kini. Melalui artikel ini penulis mengemukakan gagasan pokok Sosial Gospel sebagai kritik terhadap pendekatan misi gereja terhadap permasalahan sosial. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi literatur. Melalui studi ini diperoleh hasil bahwa teologi Social Gospel yang menekankan pada pemberitaan Kerajaan Allah membuatnya berseberangan dengan teologi konservatif. Meski demikian, pendekatan misi Social Gospel dapat menjadi kritik bagi pendekatan misi konservatif, sehingga paradigma misi dapat semakin diperluas, tidak hanya memperhatikan keselamatan pribadi yang futuristik, namun juga perduli terhadap keselamatan sosial pada masa kini.
Dialektika Semantik Strukturalisme, Post Strukturalisme dan Teologi Injili Papay, Alexander Djuang; Belay, Yosep
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 9, No 1 (2024): Oktober 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v9i1.1288

Abstract

Abstract. Meaning is correlated with actual actions, both in communication and ideology and social relations, so that the issue of meaning is now the focus of contemporary scientific study and criticism. The Christian faith, which specifically constructs a system of theology, worldview and ethics based on Biblical texts, is also faced with the challenge of interpreting the meaning of Biblical texts. From this struggle, this article discusses the issue of semantic theory from three perspectives, namely: structuralism, post-structuralism, and evangelical theology. Through this article, the author aimed to analyze semantic issues so that it is hoped that it will be able to present appropriate semantic constructions for approaches to Christian hermeneutics and theology in facing existing challenges. The method used was literature study. The results of this research showed that there are several similarities between the semantic theory of structuralism and Christian theology which is characterized by a constructive approach to meaning with several important notes. On the other hand, these two approaches are not in line with the semantic pattern of post-structuralism which is deconstructive, radical and tends to be agnostic.Abstrak. Makna terkorelasi dengan tindakan aktual, baik dalam komunikasi maupun ideologi dan relasi sosial, sehingga persoalan makna kini menjadi fokus kajian dan kritik keilmuan kontemporer. Iman Kristen yang secara khusus mengonstruksikan sistem teologi, wawasan dunia hingga etika yang berbasis pada teks-teks Alkitab, juga diperhadapkan dengan tantangan persoalan pemaknaan teks-teks Kitab Suci. Dari pergumulan tersebut, artikel ini membahas mengenai persoalan teori semantik dalam tiga perspektif yaitu: strukturalisme, post strukturalisme, dan teologi Injili. Melalui artikel ini penulis hendak mengurai persoalan semantik sehingga diharapkan mampu menghadirkan konstruksi semantik yang tepat bagi pendekatan hermeneutika dan teologi Kristen dalam menghadapi tantangan yang ada. Metode yang digunakan adalah studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa kesamaan antara teori semantik strukturalisme dengan teologi Kristen yang bercirikan pendekatan makna konstruktif dengan beberapa catatan penting. Sebaliknya, kedua pendekatan tersebut tidak sejalan dengan pola semantik post strukturalisme yang dekonstruktif, radikal dan cenderung agnostik.
Rekulturisasi Empat Titik Forma dan Meaning pada Epistemik Suku Murba di Indonesia: Sebuah Pendekatan bagi Misi Kontekstual Belay, Yosep
KERUGMA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 6 No. 2 (2024): OKTOBER
Publisher : STT Injili Indonesia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2500/kerugma.v6i2.162

Abstract

Upaya manusia memahami realitas dirinya, lingkungan dan Yang Ilahi menghadirkan semacam wawasan dunia sebagai panduan hidup. Usaha-usaha ini sudah hadir dalam pola kehidupan masyarakat primal melalui berbagai sumber yang dipercaya mampu memberikan tuntunan bagi dirinya. Secara khusus di Indonesia, pola pengetahuan masyarakat primal memiliki ciri yang hampir sama dimana bentuk pengetahuan mula-mula yang diklaim tersebut kemudian diwariskan dalam berbagai bentuk kepada komunitas suku sebagai panduan hidup. Tulisan ini bertujuan menganalisis pola pengetahuan masyarakat primal di Indonesia kemudian berusaha mengkonstruksikan pendekatan teologi dan misi kontekstual melalui pola pendekatan kritik rekulturisasi empat titik forma dan meaning untuk menemukan signifikansi yang dapat digunakan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan studi komparasi. Adapun hasil yang ditemukan pada bagian titik temu dijumpai beberapa bagian dalam konten kultur yang dapat digunakan sebagai instrumen misi dan teologi kontekstual. Beberapa lainnya yang tidak memungkinkan untuk diakomodasikan, perlu dilakukan rekulturisasi pada forma dan meaning dengan tetap mempertahankan karakter dari kultur lokalnya. Kata Kunci: Konsep Pengetahuan, Suku Murba Indonesia, Teologi dan Misi Kontekstual.