Patrisius Epin Du
Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PANDANGAN GEREJA KATOLIK TENTANG KOMUNIKASI SOSIAL BERDASARKAN KHK 822 DAN RELEVANSINYA BAGI LITERASI DIGITAL UNTUK KAUM MUDA Patrisius Epin Du; Gaspar Triono Jeraman; Yohanes Endi
Bahasa Indonesia Vol 22 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Lembaga Penelitian STKIP Widya Yuwana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34150/jpak.v22i1.411

Abstract

The development of digital technology has both positive and negative impacts on the lives of young people. This issue shows that the negative impacts of technological developments are manipulation, increasing online violence, loss of a sense of community, lack of concern for others, and wanting to be noticed. This encourages the Church to develop digital literacy for young people. This study uses a literature study to explore the themes surrounding the Catholic Church's view on Social Communication based on Canon 822 and the importance of digital literacy for young people. The findings of this paper are that the Church is encouraged to be a model or role model for young people. The Church is called to foster dialogue with young people, and to develop creative and innovative pastoralists in the use of digital media.
Kontribusi Pengakuan Publik dalam Toleransi menurut Anna Elisabetta Galeotti Bagi Persoalan Penolakan Pembangunan Rumah Ibadah di Indonesia Pius Pandor; Patrisius Epin Du; Frederikus Amaraja Boleng Keni; Benyamin Tarmin
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Sociology of Religion Study Program, Faculty of Social Sciences, North Sumatra State Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/jisa.v5i2.11595

Abstract

Tulisan ini bertujuan membahas tentang konsep pengakuan publik dalam toleransi menurut Anna Galeotti dan relevansinya bagi persoalan penolakan pembangunan rumah ibadah di Indonesia. Proses perijinan pembangunan rumah ibadah di Indonesia masih mengalami persoalan. Sikap penolakan ini menunjukan adanya tindakan diskriminasi terhadap warga minoritas oleh kaum mayoritas dan kurangnya sikap toleransi. Toleransi publik yang ditawarkan oleh Galeotti bertujuan agar hak kaum minoritas diakui di ruang publik. Tulisan ini menggunakan metode historis-faktual mengenai pemikiran Anna Galeotti tentang pengakuan publik dalam toleransi. Studi ini dibagi ke dalam dua bagian: Pertama, membahas tentang hidup dan karya serta gagasan toleransi sebagai pengakuan publik. Kedua relevansi pemikirannya dalam konteks membangun sikap toleransi di Indonesia terutama berkaitan dengan pembangunan rumah ibadah. Adapun beberapa temuan dari tulisan ini antara lain: meningkatkan penerapan prinsip keadilan dalam kehidupan masyarakat; tidak cukup dengan peraturan undang-undang tentang pembangunan rumah ibadah, tetapi perlu adanya penerimaan publik secara resmi tentang cara hidup kaum minoritas dan pengakuan tegas dari pemerintah; adanya penerimaan dan stabilitas sebagai cara untuk menjaga relasi antara mayoritas dan minoritas.