Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Syndrome Premenstruasi pada Remaja Putri Rici Gusti Maulani; Nuari Andolina; Murniati Safiti
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.732 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3922

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Masalah yang dirasakan remaja berkaitan dengan menstruasi adalah dysmenorrhea (67,2%) dan sindrom premenstruasi (PMS) sebesar 63,1%.1 PMS adalah kumpulan gejala fisik, emosional, psikologis yang dialami wanita selama fase luteal setiap siklus menstruasi (7-14 hari menjelang menstruasi).2 Sekitar 75% wanita mengeluhkan gejala premenstrual dan 30% wanita memerlukan pengobatan.3,4 Pada kelompok usia muda PMS sangat umum, ini menggambarkan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Tujuan: Mengetahui tentang hubungan pola makan dengan kejadian syndrome premenstruasi pada remaja. Metode penelitian: Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif diskriptif analitik dengan pendekatan waktu cross sectional, Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil: Ada hubungan pola makan dengan kejadian syndrome dengan kejadian syndrome premenstruasi pada remaja putri yang ada di pesantren. Pengolahan data diperoleh nilai p-value (0,0216) < (0,05). Kesimpulan: Semua remaja putri di pesantren didapatkan sebanyak 34 orang (65,3%) memiliki pola makan tidak sehat Remaja putri dipesantren diharapkan lebih memperhatikan kembali pola makan yang baik dan sehat.Kata Kunci: Pola Makan, Syndrome Premenstruasi AbstractBackground: Adolescent perceived problems related to menstruation are dysmenorrhea (67.2%) and premenstrual syndrome (PMS) of 63.1%.1 PMS is a collection of physical, emotional, psychological symptoms that women experience during the luteal phase of each menstrual cycle (7-14 days before menstruation).2 Approximately 75% of women complain of premenstrual symptoms and 30% of women require treatment.3,4 In the young age group PMS is very common,  it illustrates a significant public health problem. Objective: To know about the relationship of diet with the incidence of premenstrual syndrome in adolescents. Research methods: Research using analytical descriptive quantitative research methods with cross sectional time approach, Data analysis using Chi Square. Results: There is a relationship between diet and the incidence of syndrome with the incidence of premenstrual syndrome in young women in Islamic boarding schools. Data processing obtained a p-value (0.0216) < (0.05). Conclusion: All young women in islamic boarding schools found that as many as 34 people (65.3%) had an unhealthy diet Young women were expected to pay more attention to a good and healthy diet. Keywords: Diet, Premenstrual Syndrome
PENTINGNYA PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN AIR SUSU IBU (ASI) PADA BAYI Rici Gusti Maulani; Nuari Andolina; Alda Laras Terda; Sumi Yati
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i2.5956

Abstract

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini adalah agar ibu balita yang mengikuti kegiatan dapat mengerti dan memahami tentang pentingnya pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Air Susu Ibu (ASI) pada Bayi. Metode yang digunakan dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah memberikan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan tentang pentingnya pemenuhan gizi pada anak sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran ibu untuk memberikan nutrisi utama bayi yairu ASI eksklusif. Peserta dalam kegiatan ini adalah seluruh ibu hamil dan ibu yang memiliki balita sebanyak 11 orang. Evaluasi dari kegiatan sosialisasi ini adalah peserta dapat memahami materi yang disampaikan, terbukti dengan peserta antusias memberikan pertanyaan terkait dengan pemenuhan gizi. Hasil dari kegiatan sosialisasi ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan sikap antusias peserta dengan mengikuti kegiatan sosialisasi penyuluhan pentingnya pemberian Inisiasi menyusu dini dan air susu pada bayi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Gizi Kurang di Pos Gizi Pada Balita (0-59 Bulan) Nuari Andolina; Sri Suciana
JUBIDA- Jurnal Kebidanan Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.465 KB) | DOI: 10.58794/jubida.v1i1.49

Abstract

Anak-anak memiliki resiko menderita gizi kurang terbesar di seluruh dunia. Selain itu gizi kurang berdampak langsung terhadap mortalitas dan morbiditas. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui factor - faktor yang berhubungan dengan gizi kurang di Pos Gizi di Puskesmas Sasak Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sasak pada bualn Januari tahun 2022. Populasi pada penelitian adalah balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Sasak sebanyak 189 dan dengan jumlah sampel 102 balita dengan menggunakan rumus slovin, data di kumpulkan melalui kuesioner,  data di analisa secara univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan lebih dari separoh responden dengan gizi kurang yaitu sebanyak 54 balita (52,9 %). Variabel dependen yang berhubungan dengan gizi kurang adalah pengetahuan dengan Pvalue : 0.020, MP ASI dengan Pvalue : 0.007, akses pelayanan kesehatan Pvalue : 0.036, penyakit infeksi Pvalue : 0.009 dan berat badan dengan Pvalue : 0.033. dan variabel yang berpengaruh di Puskesmas Sasak Kabupaten Pasaman Barat adalah MP ASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar variabel berhubungan dengan gizi kurang, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pendidikan dan dukungan tenaga kesehatan. Maka diharapkan kepada Puskesmas agar lebih inovatif lagi dalam penanggulangan gizi kurang di Puskesmas Sasak.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Sikap Seksual Pranikah Siswa Kelas XI SMK 2 Batam Ridni Husnah; Nuari Andolina; Hikma Fajar Cahyani
Journal on Education Vol 3 No 4 (2021): Journal on Education: Volume 3 Nomor 4 Tahun 2021
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Uninhabitable Pregnancy (KTD) that occurs in married women and in remja is one of the cases that can affect the high mortality rate in women. One of the causes of unwanted pregnancy is premarital sexual behavior, before the existence of premarital sexual behavior a negative (supportive) sexual attitude is formed. One of the factors in the formation of attitudes is educational institutions and religious institutions. Limited knowledge in adolescent reproductive health results in negative premarital sexual attitudes. The purpose of this study was to determine the relationship between adolescent reproductive health knowledge and premarital sexual attitudes at SMK 2 Batam. This research method is an Analytical Survey, a type of research using Observational with a cross-sectional time approach, sampling using purposive sampling, namely what the subjects used in the case were 80 adolescents who had met the inclusion and exclusion criteria, data collection used questionnaires and distributed to respondents, analyzed using univariate and bivariate analysis using chi square analysis. The results of the study there was a significant relationship between adolescent reproductive health knowledge and premarital sexual attitudes, p-value 0.000 (α = 0.05). This study can be concluded that there is a significant relationship between the level of knowledge of adolescent reproductive health and premarital sexual attitudes.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA MINAT WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS METODE IVA FITRIANI FITRIANI; NUARI ANDOLINA; YOSSI OCTAVIA SAMOSIR
Jurnal Ners Vol. 7 No. 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v7i1.9985

Abstract

Kanker Serviks telah menjadi kanker urutan kedua yang paling banyak dialami oleh Wanita Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena 95% Wanita Usia Subur (WUS) yang tidak menjalani pemeriksaan dini sehingga menyebabkan keterlambatan diagnosis dan menurunkan harapan hidup Wanita. Tingginya kasus kanker serviks disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan juga kesadaran untuk melakukan deteksi dini seperti pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) sehingga kanker serviks baru ditemukan pada stadium lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kurang nya minat WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita usia subur usia 30 - 50 tahun yang berada di wilayah kerja puskesmas Tiban Baru. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan menggunakan questioner atau angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 responden (48%) dan untuk minat hanya 10 (10%) orang yang memiliki minat tinggi melakukan pemeriksaan IVA. Kesimpulan diperoleh bahwa Faktor yang menyebabkan responden tidak melakukan deteksi dini kanker leher rahim metode IVA yakni karena ketakutan terhadap proses dan hasil pemeriksaan.
Edukasi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Pada Siswa Sekolah Dasar Rici Gusti Maulani; Nuari Andolina; Triveni Triveni
Jurnal Pengabdian Bersama Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 1 (2024): Januari : Jurnal Pengabdian Bersama Masyarakat Indonesia
Publisher : CV. Aksara Global Akademia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59031/jpbmi.v2i1.361

Abstract

Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is all health behavior carried out with awareness so that family or family members can help themselves in the health sector and can play an active role in health activities in the community (Proverawati & Rahmawati 2016). Some students at SD 003 Bengkong, Batam City still don't know what Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is, it can be seen from the fact that some of these students do not maintain personal and environmental cleanliness. PHBS students' knowledge of washing hands, using toilets, exercising regularly, shampooing hair will prevent diarrhea. This research was conducted with the aim of finding out the level of knowledge of class VI students at SD 003 Bengkong, Batam City regarding PHBS. The aim of this Community Service is to determine the knowledge of class VI students. This activity is carried out by providing education using leaflets and electronic media. The methods used are lectures, questions and answers and quizzes. The evaluation results of this activity are an increase in students' knowledge of Clean and Healthy Living Behavior (PHBS).
PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TENTANG FLOUR ALBUS PADA REMAJA Nuari Andolina
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT In the health life of a woman there are several complaints of disease, one of the complaints that is very disturbing is fluor albus (leucorrhoea). Fluorine albus is excessive fluid that comes out of the vagina. Vaginal discharge can be physiological (under normal circumstances) but can also be pathological (due to disease). Not many women know what vaginal discharge is and sometimes take this problem lightly. Even though vaginal discharge cannot be taken lightly, because the consequences of this vaginal discharge can be very fatal if it is not treated slowly. The purpose of this outreach activity is to make young women understand the causes and treatment of vaginal discharge because if not treated vaginal discharge can interfere with the health of the reproductive organs so that it can lead to infertility and pregnancy outside the womb, vaginal discharge can also be an early symptom of cervical cancer, which can lead to death. This activity was carried out at the Youth Posyandu. This activity begins by asking questions about the knowledge of young women about vaginal discharge. Followed by giving material using power point. The result of this activity is that there is an increase in adolescent knowledge about vaginal discharge by 60%. This activity is the first step to improve reproductive health, especially young women who are prospective mothers who will give birth to the next generation of this nation.
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA MENGENAI PERILAKU SEKS BEBAS DI SMAN 25 BATAM Fitriani; Nuari Andolina
Awal Bros Journal of Community Development Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat : Awal Bros
Publisher : LPPM Universitas Awal Bros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54973/abjcd.v3i1.247

Abstract

Sexual behavior is any behavior that is driven by sexual desire either with the opposite sex or with the same sex. Based on some research data shows that the free sex behavior of adolescents in Indonesia is quite worrying. The results of a survey conducted by the 2012 IDHS (Indonesian Demographic and Health Survey) (in Anniswah, 2016) regarding adolescent sexual behavior activities are holding hands 79.6% in men and 71.6% in women, kissing lips 48.1% in men and 29.3% in women, touching/stimulating 29.5% in men and 6.2% in women, intercourse/intercouse 8.3% in men and 0.9% in women. This community service activity is in the form of providing health education through counseling youth about free sex behavior. The results obtained from this community activity before the counseling was carried out, the majority of participants' knowledge was in the sufficient category, namely 37%, participants with less knowledge were 42% and only 17% of participants had good knowledge about free sex behavior. Health education about free sex was carried out with the help of leaflet media, during the activity the participants seemed interested in listening to the counseling given. The results of the evaluation showed that participants understood the material presented, this showed an increase in participants' knowledge about free sex behavior that was conveyed.