Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

IMPACT OF SEDIMENTATION ON MACROZOOBENTHOS IN BALIKPAPAN BAY Syam, Sufriady Syam
Fish Scientiae Vol 14 No 2 (2024): EDISI DESEMBER, Vol 14 (2), 2024
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/fishscientiae.v14i2.237

Abstract

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sedimen di Muara Sungai Kota Balikpapan Syam, Sufriady
Jurnal EnviScience (Environment Science) Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jev.v6i2.366

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi terbentuknya sedimen pada muara sungai di Teluk Balikpapan, (2) Mengetahui tingkat sedimentasi di Sungai Somber, Wain, Tengah, Berenga, dan Tempadung, (3) Mengetahui kualitas air dan kualitas sedimen dasar perairan di muara Sungai Somber, Wain, Tengah, Berenga, dan Tempadung. Penelitian dilaksanakan di 5 (lima) stasiun muara sungai yakni di muara Sungai Somber, Wain, Tengah, Berenga, dan Tempadung Teluk Balikpapan. Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis paramater oseanografi (Arah dan kecepatan arus, pasang surut, bathimetri, salinitas, pH, angin, curah hujan, dan debit air), analisis sedimen dasar (Tekstur sedimen, bentos, redoks potensial) dan sedimen suspensi (TSS). Tahapan penelitian terdiri dari tahap persiapan, pengumpulan data, dan analisis data.            Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Faktor dominan yang  mempengaruhi terbentuknya sedimen pada  muara sungai di Teluk Balikpapan adalah arus perairan oleh fluktuasi pasang surut yang menyebabkan tercampur dan terendapkannya sedimen di dasar perairan, (2) Tingkat sedimentasi tertinggi diperoleh di Muara Sungai Berenga dan Tempadung; (3.a) Tingkat kekeruhan perairan tertinggi diperoleh di Muara Sungai Berenga dan Tempadung sehingga turut mempengaruhi penurunan kualitas air; (3.b) Kualitas sedimen dasar perairan di setiap stasiun pengamatan menunjukkan sedimen dalam kondisi teroksidasi walaupun pada Muara Sungai Somber dan Muara Sungai Wain mempunyai aktifitas elektron lebih tinggi dibanding Muara Sungai Tengah, Berenga, dan Tempadung  dengan nilai redoks potensial (Eh) berada pada mintakat diskontinyuKata kunci: Tingkat sedimentasi, Tekstur sedimen, Redoks potensial
Pengaruh Faktor Fisika Oseanografi terhadap Distribusi Cemaran Minyak di Perairan Teluk Balikpapan Sufriady Ady
Jurnal EnviScience (Environment Science) Vol. 9 No. 1 (2025): The Environment In Global Health Governance:An Analysis of Environment-Related
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jev.v9i1.793

Abstract

Banyaknya aktivitas di Teluk Balikpapan menyebabkan kerentanan ekosistem pesisir dan menurunkan kualitas perairan, terutama karena tumpahan minyak dan limbah industri dari sekitarnya. Hal ini akan berdampak pada organisme dan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di Teluk Balikpapan. Berdasarkan hal tersebut, penting mengetahui bagaimana faktor fisika oseanografi mempengaruhi penyebaran dan konsentrasi cemaran minyak serta membantu pengendalian pencemaran di Teluk Balikpapan. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana faktor fisika oseanografi mempengaruhi cemaran minyak dan memberikan informasi distribusi cemaran minyak di perairan Teluk Balikpapan. Pengolahan data dilakukan terhadap parameter arus permukaan, pasang surut, gelombang dan Total Petroleum Hidrocarbon (TPH).  Konsentrasi rata-rata TPH saat pasang dan surut dianalisis menggunakan uji t-student, sedangkan hubungan kecepatan   arus   dan   gelombang   signifikan   terhadap   TPH dianalisis menggunakan regresi linear sederhana.  Konsentrasi rata-rata TPH hasil uji t-student tidak menunjukkan perbedaan nyata antara pasang (0.62±0.08 ppm) dan surut (0.63±0.12 ppm).  Distribusi TPH saat pasang dan surut terakumulasi pada lekukan teluk dengan kisaran 1.00 ppm – 1.20 ppm, sedangkan yang bukan lekukan teluk relatif lebih rendah dengan konsentrasi ≤1.00 ppm. Kecepatan arus pasang berkisar antara 0.03–0.52 m/s dengan arah 200–3450 sedangkan saat surut berkisar 0.03–0.60 m/s dengan arah 1050 - 2250. Kecepatan arus berpengaruh nyata terhadap distribusi dan akumulasi TPH baik saat pasang maupun surut dengan nilai korelasi masing-masing -0.68 dan -0.74, dimana semakin tinggi kecepatan arus, TPH semakin rendah. Hasil analisis regresi gelombang signifikan dengan TPH menunjukkan pengaruh negatif dengan nilai korelasi -0.71. Arah gelombang dari selatan menyebabkan peningkatan TPH di tempat yang sama saat pasang dan surut.
Universal Benefits of BRI “Grow and Green” for Climate Resilience in Tanjung Perepat, Berau Syam, Sufriady
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement Vol. 6 No. 1 (2025): Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement
Publisher : LP2M INSURI Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/amalee.v6i1.6897

Abstract

The Grow and Green program is an ecosystem restoration and environmental conservation activity that involves community entities and articulates land productivity through productive plants. The program, which has been running since 2023, is on the 28-hectare land of the Berkah Usaha Sejahtera Farmer Group (KT. BUS). BRI in collaboration with the Bakau Benefits Universal Foundation (BakauMU) gave trust to KT. BUS as the beneficiary, accompanied by Universitas Muhammadiyah Berau (UMBerau), to improve the quality of forest resources and provide alternative income. The program objective is to restore, preserve ecosystems and improve the community's economy through improving the quality of forest resources to strengthen climate resilience. The program framework uses a sustainability approach, planting pattern design, data collection techniques and intensified monitoring. The grow and green program is present as a solution to optimize preservation land in Tanjung Perepat through area governance efforts by maximizing the role and capacity of farmer groups, implementing low emission forest management practices and strengthening business governance as an inclusive economic investment. The Grow and Green program is a universal benefit in maintaining a balance between the environment and community welfare ecologically, economically, socially and culturally, and creating management effectiveness that contributes significantly to global climate resilience.
Endosulfan Analysis of Berau Delta Pond Soil Syam, Sufriady; Adawiyah, Rabiatul; Basir
Grouper Vol. 16 No. 2 (2025): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v16i2.335

Abstract

The aquaculture areas of Berau Regency are traditionally managed through a polyculture system involving tiger shrimp (Penaeus monodon) and milkfish (Chanos chanos) in the Berau Delta. Aquaculture practitioners commonly apply insecticides and herbicide at the start of the rearing period or post-harvest to control weeds along pond embankments and surrounding areas. These practices have contributed to endosulfan accumulation in pond soils over time and affect aquaculture productivity. Assessing endosulfan levels in soil is critical and may inform level of level of accumulation of the harmfull sibstance overtime. This study aimed to inform soil characteristics across different pond age categories, hypothesizing that soil quality declines with increasing cultivation duration. The research was conducted within the operational aquaculture cycle, sampling soils from three ponds representing construction periods of 1990–2000, 2000–2010, and 2010–2020. Laboratory analysis revealed that pond soils in the Berau Delta did not contain detectable levels of endosulfan, with all samples showing concentrations below the limit of quantification (LoQ) of 0.040 mg/kg.
Perhutanan Sosial Sebagai Solusi Tenurial dan Ekonomi di Desa Pegat Batumbuk Wibisono, Gunawan; Syam, Sufriady; Puspitasari, Lisa
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 3 (2025): Edisi Juli - September
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i3.6627

Abstract

Beberapa tambak udang ikan di Desa Pegat Batumbuk terletak di kawasan hutan yang belum memiliki skema kehutanan sosial sehingga hasil produksinya belum dapat di ekspor. Hutan Kemasyarakatan (HKm), sebagai bagian dari skema perhutanan sosial (PS) akan menjadi solusi kompromi untuk menyelesaikan permasalahan tenurial masyarakat di kawasan Hutan Produksi Pegat Batumbuk. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Berau Utara berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui mekanisme pemberdayaan dengan tetap memegang prinsip keberlanjutan hutan. Tujuan utama dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui mekanisme pemberdayaan, tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip keberlanjutan hutan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pendekatan partisipatif yang melibatkan warga dan berbagai pemangku kepentingan. Warga dan Pemerintah Desa Pegat Batumbuk telah diberikan informasi mengenai pilihan skema PS, status kawasan hutan negara, serta skema perizinan yang telah diterbitkan atau sedang diusulkan dalam wilayah administrasi desa tersebut. Hasil dari kegiatan ini ditemukan bahwa masyarakat, khusunya pemilik tambak menyetujui pengusulan HKm sebagai solusi permaslaahan tenurial dan legalitas produk, lembaga-lembaga pendamping sudha melakukan kegiatan secara partisipatif tetapi belum secara intensif melakukan proses pengusulan dalam membantu kelompok masyarakat unuk pengusulan Perhutanan Sosial dan pengelolaan pasca izin. Akibatnya, warga belum mampu melihat dan menganalisis esensi dari program Perhutanan Sosial dalam mengatasi kemiskinan, mengurangi pengangguran, serta menurunkan ketimpangan dalam pengelolaan sumber daya hutan yang selama ini terjadi.