Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Representasi di Media Representasi Kelompok Anarko di Media:Bias Media Atas Pemberitaan Kalangan Anarko dan Paham Anarkisme Mohammed Aden Suryana
Jurnal Media dan Komunikasi Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/medkom.v3i1.37681

Abstract

Abstract Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi kalangan anarko di media arus utama atas kehadiran mereka pada berbagai aksi sosial mulai dari peringatan Hari Buruh (MayDay) hingga aksi penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja melalui berbagai simbol, tanda yang mereka munculkan selama melakukan aksi sosial dan hubungan dengan wacana media dalam menggambarkan serta memberitakan kalangan anarko. Metode analisis wacana kritis (critical discourse analysis) digunakan dalam penelitian ini sebagai upaya memahami relasi kuasa antara wacana media dalam menggambarkan kalangan anarko dengan simbolisasi yang dilakukan oleh kalangan anarko untuk menandai kehadiran mereka pada aksi sosial. Hasil penelitian ini mendapati wacana dari media arus utama dalam menggambarkan serta memberitakan kalangan anarko di bentuk atas framing melalui berbagai proses sedemikian rupa, sehingga menghasilkan suatu konten berita yang menyematkan penilaian bahwa kalangan anarko adalah pihak paling bertanggungjawab dalam menciptakan kerusuhan, pengerusakan, vandalisme, hingga mengganggu ketertiban dan kenyamanan umum selama berlangsungnya aksi sosial. Beberapa penelitian lain tentang pembahasan anarko dan media dari lintas disiplin ilmu peneliti sertakan sebagai upaya memperkuat temuan dalam penelitian ini, sekaligus mampu memberikan sudut pandang melalui dimensi lain, yakni studi terkait media dan budaya. Dikarenakan kalangan anarko memiliki tinjauan panjang pada konteks latar belakang dan sejarahnya sebagai bentuk budaya interaksi sosial di masyarakat, dan pada sisi lain, media merupakan subyek penting yang berperan menggambarkan serta memberitakan segenap bentuk fenomena dan permasalahan sosial di tengah masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa penggambaran serta pemberitaan negatif terhadap kehadiran kalangan anarko telah menciptakan stigma dan penyematan buruk dari banyak kalangan masyarakat maupun pemerintah untuk tidak menerima kehadiran kalangan anarko di tengah kehidupan sosial, dan bahkan cenderung untuk di represi oleh pihak aparat negara sebagai kepanjangan tangan dari pihak pemerintah.
Industrial Commercialization in the Midst of the Spirit of Do It Yourself in the Underground Music Scene: Analysis of Vincent Mosco's Communication Political Economy Concept on the Television Program "DCDC Musikkita" Suryana, Mohammed Aden
Social Science Studies Vol. 5 No. 2 (2025): Issue: March
Publisher : Profesional Muda Cendekia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study explores the tension between the Do It Yourself (DIY) ethos of the underground music scene and the forces of commercialization, focusing on the Indonesian television program DCDC Musikkita. The DIY principle, rooted in independence and resistance to mainstream commercialization, has long defined underground music. However, the rise of digital platforms and corporate sponsorships has introduced new challenges, as indie musicians navigate the pressures of market demands while striving to maintain artistic integrity. Using a qualitative case study approach, this research analyzes the commercialization of the underground music scene through Vincent Mosco's Political Economy of Communication framework. The findings reveal that while digital platforms and corporate sponsorships offer indie musicians opportunities for greater exposure and financial gain, they also risk eroding the DIY values that underpin the scene. The study highlights the dilemma faced by musicians in balancing artistic autonomy with the need to adapt to market-driven imperatives. Ultimately, the research underscores the complex interplay between commercialization and cultural resistance, emphasizing the need for indie musicians to find a balance between leveraging market opportunities and preserving their artistic integrity in an increasingly commercialized industry.
Strategies for Building Reputation of Tourism Destinations in Semarang Regency on Social Media Rizki Halim; Mohammed Aden Suryana; Rachela Belinda Fatharani; Yofiendi Indah Indainanto
Formosa Journal of Social Sciences (FJSS) Vol. 3 No. 3 (2024): September 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjss.v3i3.11646

Abstract

This study aims to analyse the tourism promotion strategy implemented by the Semarang Regency Government through Instagram social media, specifically the @pesona_kabSemarang account. The promotion of attractions through social media is one aspect to support sustainable tourism and increase the number of visitors to the destination. The research method used a qualitative approach by selecting posts based on special features, natural and cultural tourism. The results showed that although there were several promoted events and activities, promotional strategies, there was still a lack of user interaction, such as the number of "likes" and comments. The high tourism potential requires strategic efforts to build reputation and attract tourists to Semarang Regency, especially in optimising social media strategies to increase follower engagement in social media accounts and the effectiveness of tourism destination promotion