Syaefuddin Ahrom Al-Ayubbi
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Identitas Digital Ketenagakerjaan pada Sistem Informasi Pasar Kerja di Indonesia: Sebuah Konsep Beni Teguh Gunawan; Zantermans Rajagukguk; Faizal Amir Nasution; Muhyiddin Muhyiddin; Syaefuddin Ahrom Al-Ayubbi
Jurnal Ketenagakerjaan Vol. 17 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Kebijakan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47198/naker.v17i1.123

Abstract

Sistem informasi pasar kerja (SIPK) di Indonesia saat ini masih bersifat parsial baik secara kelembagaan maupun fungsinya. Kebijakan yang disusun oleh Kementerian Ketenagakerjaan tidak dapat sepenuhnya diterapkan oleh pemerintah daerah karena berbagai alasan. Hal tersebut berdampak pada lemahnya sistem pendataan ketenagakerjaan di Indonesia. Pada prinsipnya, data ketenagakerjaan memiliki peranan penting dalam perencanaan dan deteksi dini berbagai permasalahan ketenagakerjaan.  Kajian ini bertujuan untuk mengetahui konsep identitas digital ketenagakerjaan (IDK) pada sistem informasi pasar kerja di Indonesia dan sekaligus mengetahui manfaat dari identitas digital ketenagakerjaan tersebut. Metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis lebih ditekankan pada pemetaan pasar tenaga kerja, integrasi data ketenagakerjaan, dan manfaat dari identitas digital ketenagakerjaan. Kajian ini menghasilkan konsep IDK yang komprehensif dari hulu ke hilir. Di Hulu, angkatan kerja adalah output dari pendidikan formal sedangkan hilir adalah ketenagakerjaan pasca penempatan. Rangkaian konsep tersebut terintegrasi mengikuti siklus ketenagakerjaan. Angkatan kerja baru output dari dunia pendidikan didata melalui Dapodik dan NIK akan dipantau pergerakan per individu dalam lingkup bisnis proses ketenagakerjaan yang meliputi registrasi dalam pasar kerja, pelatihan dan/atau pemagangan, penempatan (termasuk di dalamnya akses kewirausahaan), selama penempatan, dan pasca penempatan. Siklus itu terus berputar dengan tidak mengesampingkan manfaat bagi masing-masing individu angkatan kerja