Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FENOMENA KORUPSI: TIKUS SEBAGAI INSPIRASI LUKIS Ferdian Ondira Asa; San Ahdi; Angga Elapatsa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28059

Abstract

Corruption is a serious crime that can harm people and even the state. This crime is often done in groups. The perpetrator frequently weren’t penalized and can live freely without being exposed to legal cases due to undetected crimes. They silently steal from others for their personal gain. This action are often being compared to the behaviour of a rat, therefore corruption are often symbolized with rat. This paper use elaboration and synthesis methodology. Elaboration means that the author acquire, explore and, analyse data accurately. The data were elaborate so the author could claim originality by comparing to previous similar paintings. While, synthesis is a combination of elaborative ideas to construct a painting artwork. This painting aims to describe the corruption phenomena that occur in society. Through this work, the author address that corruption can undermine unity, raise conflict, and harm society. Moreover, the author emphasize that corruptors disregard of other people’s right will create disharmony.Keywords: corruption, phenomenon,mouse. AbstrakKorupsi merupakan tindakan yang berbahaya dan dapat merugikan orang lain bahkan negara.  Tindakan ini tidak jarang dilakukan secara berkelompok. Tidak jarang pelaku korupsi (korupsi) dapat hidup bebas tanpa terkena kasus hukum. Hal itu dikarenakan perbuatan mereka sulit terdeteksi. Mereka secara diam-diam merampas hak orang lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Tindakan koruptor tersebut sering disamakan dengan tindakan seekor tikus. Oleh karena itu, koruptor disimbolkan dengan seekor tikus. Metode penciptaan penelitian ini adalah dengan elaborasi dan sintesis. Elaborasi maksudnya penulis menggali tentang data-data yang diperoleh serta pengerjaan dengan teliti. Menganalisis dengan teliti dan rinci tentang data-data yang sudah didapat dari proses persiapan. Mengelaborasi data-data tersebut dan membuat orisinalitas dengan tujuan membandingkan karya seni lukis yang akan dibuat dengan karya seni lukis yang serupa sebelumnya. Sedangkan sintesis adalah perpaduaan atau penggabungan semua hasil gagasan pokok yang telah dielaborasi untuk diwujudkan pada karya seni. Pada tahap ini menyatukan semua hasil gagasan pokok yang telah dielaborasi untuk diwujudkan dalam bentuk konsepsi karya. Penciptaan karya lukis ini bertujuan untuk mendeskripsikan terkait fenomena yang terjadi di tengah masyarakat akibat tindakan korupsi. Melalui karya, penulis menjelaskan bahwa tindakan korupsi dapat meruntuhkan persatuan, menimbulkan konflik, dan merugikan masyarakat. Banyak koruptor yang tidak peduli dengan kehidupan orang lain, sehingga timbullah perpecahan. Kata Kunci:korupsi, fenomena, tikus. Authors:Ferdian Ondira Asa : Universitas Negeri PadangSan Ahdi : Universitas Negeri Padang Angga Elpatsa : Universitas Negeri Padang References:Abbas, K. (1975). The Cancer of Corruption. Delhi: Chetana.Arsip. (2021). Arsip Galeri Nasional. arsip.galeri-nasional.or.id/uploads/kliping/3475/_MG_3872.pdf (diakses 12 Juli 2021).Asa, Ferdian Ondira. (2019). “Fenomena Korupsi”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 9 Juni 2019, Padang.Bahari, Nooryan. (2008). Kritik Seni Wacana: Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Batukarinfo. (2015). Kompetisi Internasional. http://www.batukarinfo.com/news/kompetisi-internasional-trienale-seni-grafis-indonesia-v-2015 (diakses tanggal 6 Juni 2021).Berger, Peter L. dan Thomas Luckmann. (1996). The Social Construction of Reality. Englewod Cliffs, N.J. Pretince-Hall.Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia.Hamzah, A. (1991). Korupsi di Indonesia dan Pemecahannya . Jakarta: Garamedia Pustaka Utama.I Wayan Agus Gunada. (2020). Ajaran Agama Hindu sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis Tradisional Bali. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 9(1), 158-165.Jhon, M Echol dan Hassan Shadily. (2003). Kamus Inggris Indonesia.  Gramedia: Jakarta.Leff, Nathaniel H., dkk. (2003). Corruption A Sociological Interpretative Study with Special Reference to Selected Southeast Asian Case. Kuala Lumpur: Departement of Antropology and Sociology, Faculty of Arts and Social SciencesKartika, Darsono Sony. (2004). Pengantar Estetika. Bandung. Rekayasa Sains.Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (2006). Memahami Untuk Membasmi. KPK: Jakarta.Maulana, A. (2009). Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut.Mocktar, M. A. (2006). Memberantas Korupsi di Indonesia. Jakarta: Q-Communication.Poerwadarminta. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Sidik, Fadjar dan Aming Prajitno. (1981). Desain Elementer. Yogyakarta: ASRI.Susanto, Mikke. (2012). Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad Art House.
EKSPRESI WAJAH DALAM KARYA KERAMIK Angga Elpatsa, Drs. Syafril R, M. Sn Dra. Jupriani, M.Sn
Serupa The Journal of Art Education Vol 2, No 1 (2013): Seri A
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.025 KB) | DOI: 10.24036/sr.v2i1.2846

Abstract

Ekspresi wajah merupakan cara seseorang untuk mengungkapkanperasaan, semua yang dirasakan di dalam hati akan tergambar secara otomatispada wajah. Bentuk gambaran ekspresi wajah dikemas dalam karya keramikdengan judul: 1), “Ternyata Dalam Selimut”, 2), “Pangeran Katak”, 3),“Sisi Sunyi Dirinya”, 4), “Kosong”, 5), “2-Sejoli”, 6), “Takut”, 7), “…..”.Karya akhir ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi tentangekspresi wajah dan menvisualisasikan berbagai macam bahasa ungkapkedalam bentuk tiga dimensi salah satunya seni keramik.Selanjutnya dalam karya akhir ini, penulis lebih mengutamakan potretberbagai macam ekspresi wajah manusia seperti wajah marah, senyum,menangis, ketakutan, kesakitan, dan kamuflase perasaan yang kemudian akandikemas dalam karya keramikdengan menonjolkan sisi ekspresi danmengekplorasi semua kemungkinan bentuk tanpa menghilangkan karakterasli wajah. Pada ketujuh karya akhir ini menampilkan berbagai macambahasa ungkap wajah manusia.Kata kunci : Ekspresi Wajah, Ekspresionis.
BUSHCRAFT DALAM KARYA UKIR BATU Angga Elpatsa; San Ahdi; Defrizal Saputra
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38312

Abstract

So far, many people don't know the term Bushcraft in detail, even though we see this language very often on our social media. In a narrow sense, some of us think that bushcraft is about adventure in the wild, or there are also those who think that this is the same as the science of survival in the wild. Indeed, some of these points of view are a bit close to the notion of bushcraft itself, both are related to survival in the wild, but there are differences. Bushcraft is more about using primitive tools made by hand as a medium for survival in the wild. This is one of the author's goals in the creation of this stone carving, using primitive human knowledge as a technique for survival. The method of creating this stone carving work is by elaboration and synthesis. Elaboration is an activity carried out by the author to find and collect the required data and work carefully. Then the data is analyzed in detail in the preparation process. Synthesis is a process of combining the results of the elaboration to be realized in a form of concept work. The creation of this work is an implementation of primitive culture as a way to survive. This stone carving later developed into a work of art that has aesthetic value in today's society. Not only as a form of survival in the wild, even bushcraft scholarship can also be a medium of survival in this era of globalization.Keyword : bushcraft, carving, stone. AbstrakIstilah Bushcraft sejauh ini masih banyak yang belum mengetahui secara detail, walaupun penggunaan bahasa ini sangat sering kita lihat dalam media sosial kita. Dalam makna sempitnya sebagian kita menganggap bushcraft ialah tentang berpetualang di alam liar, atau ada juga yang menganggap hal ini sama dengan keilmuan bertahan hidup di alam liar. Memang beberapa sudut pandang tersebut sedikit berdekatan dengan pengertian bushcraft itu sendiri, sama-sama berkaitan dengan bertahan hidup di alam liar, namun ada perbedaannya. Bushcraft lebih kepada penggunaan alat-alat primitif yang dibuat oleh tangan sebagai media untuk bertahan hidup di alam liar. Inilah salah satu tujuan penulis dalam penciptaan karya ukir batu ini, menggunakan keilmuan manusia primitif tersebut sebagai teknik untuk bertahan hidup. Metode penciptaan karya ukir batu ini adalah dengan elaborasi dan sintesis. Elaborasi merupakan kegiatan yang dilakukan penulis untuk mencari dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan serta pengerjaan karya dengan teliti. Kemudian data-data tersebut dianalisis secara rinci dalam proses persiapan. Sedangkan Sintesis merupakan suatu proses penggabungan hasil dari elaborasi untuk diwujudkan dalam sebuah bentuk konsep karya. Penciptaan karya ini merupakan   implementasi dari budaya primitif sebagai salah satu cara untuk bertahan hidup. Ukiran batu ini kemudian berkembang menjadi sebuah karya seni yang bernilai estetik di tengah kehidupan masyarakat sekarang. Bukan hanya sebagai bentuk bertahan hidup di alam liar bahkan keilmuan bushcraft ini juga bisa menjadi sebagai media bertahan hidup di era globalisasi seperti sekarang ini.Kata kunci: bushcraft, ukiran, batu. Authors:Angga Elpatsa : Universitas Ngeri PadangSan Ahdi : Universitas Ngeri PadangDefrizal Saputra : Universitas Ngeri Padang References:Adiyuwono, N. S. (2008). Survival. Teknik Bertahan Hidup Di Alam Bebas. Bandung: Angkasa.Bahari, N. (2008). Kritik Seni Wacana: Wacana Apresiasi  dan  Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Fenton, L. (2016). Bushcraft and Indigenous Knowledge : Transformation of a Concept in the Modern World. Doctoral of Philosophy (PhD) Thesis, Inggris: University of Kent.Justin, M. R., Rohiman, R., & Darmawan, A. (2022). Desain Identitas Visual pada UMKM Ruang Keramik Studio Kota Metro Lampung. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 156-164. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.34948.Grave, R. (1984). Australian Bushcraft: A Guide To Survival & Camping. Australia: Pty Ltd.Kusrianto, A. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset.Kartika, D. S. (2003). Tinjauan Seni Rupa Modern. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional STSI Surakarta.Marah, R. (1988). Ragam Hias Minangkabau. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Maulana, A. (2009). Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut.Oxford, E. D. (1989). A New English Dictionary on Historical Principles (NED).English: Oxford University Pressamadhan, M. S., Yulianti, K. N., & Ananta, D. (2022). Inovasi Produk Fashion dengan Menerapkan Karakter Visual Chiaroscuro Menggunakan Teknik Cetak Tinggi Cukil Kayu Block Printing. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 192-201. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.33052.Susanto, M. (2012). Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad Art House.
PELATIHAN GERABAH DALAM KRIYA KERAMIK SERTA STRATEGI PROMOSI IBU-IBU PKK KELURAHAN KOTO PANJANG DI KOTA PADANG Angga Elpatsa; Siti Aisyah; San Ahdi; Ary Ramadhan; Zubaidah Zubaidah
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 11 (2023): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, November 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v2i11.999

Abstract

Gerabah dalam kriya keramik salah satu jenis kerajinan yang bisa menambah keterampilan Ibu-ibu PKK Kelurahan Koto Panjang, Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah, dengan bertambahnya wawasan mengenai kriya keramik maka akan menambah income untuk Ibu-ibu yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga. Selain pengetahuan mengenai kriya keramik, pada pelatihan ini juga memberikan teori mengenai strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Seperti kiat-kiat menggunakan media sosial yang bisa dimaksimalkan untuk memasarkan produk yang telah dihasilkan dari pelatihan. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan evaluasi. Pada umumnya masyarakat memerlukan keterampilan, khususnya Ibu-ibu PKK yang berasal dari Kelurahan Koto Tangah, Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah. Dimana kelompok PKK sangat antusias dan bersemnagat untuk memperoleh ilmu dan keterampilan. Hal ini terbukti dengan aktivnya diberbagai kegiatan, hal ini menjadikan kelompok PKK menjadi teladan bagi kelompok PKK lainnya. Namun sejak tahun 2021, kelompok PKK tidak mendapat pelatihan dibidang kerajinan tangan karena tidak adanya dana dari kelurahan.
PELATIHAN GERABAH DALAM KRIYA KERAMIK SERTA STRATEGI PROMOSI IBU-IBU PKK KELURAHAN KOTO PANJANG DI KOTA PADANG Angga Elpatsa; Siti Aisyah; San Ahdi; Ary Ramadhan; Zubaidah Zubaidah
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 11 (2023): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, November 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v2i11.999

Abstract

Gerabah dalam kriya keramik salah satu jenis kerajinan yang bisa menambah keterampilan Ibu-ibu PKK Kelurahan Koto Panjang, Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah, dengan bertambahnya wawasan mengenai kriya keramik maka akan menambah income untuk Ibu-ibu yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga. Selain pengetahuan mengenai kriya keramik, pada pelatihan ini juga memberikan teori mengenai strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Seperti kiat-kiat menggunakan media sosial yang bisa dimaksimalkan untuk memasarkan produk yang telah dihasilkan dari pelatihan. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan evaluasi. Pada umumnya masyarakat memerlukan keterampilan, khususnya Ibu-ibu PKK yang berasal dari Kelurahan Koto Tangah, Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah. Dimana kelompok PKK sangat antusias dan bersemnagat untuk memperoleh ilmu dan keterampilan. Hal ini terbukti dengan aktivnya diberbagai kegiatan, hal ini menjadikan kelompok PKK menjadi teladan bagi kelompok PKK lainnya. Namun sejak tahun 2021, kelompok PKK tidak mendapat pelatihan dibidang kerajinan tangan karena tidak adanya dana dari kelurahan.
Video Tutorial Dalam Mendukung Perkuliahan Daring Departemen Seni Rupa Maltha Kharisma; Nessya Fitryona; Rifqi Aulia Zaim; Angga Elpatsa
DEKAVE : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/dekave.v14i2.130316

Abstract

Beberapa waktu lalu pada masa Covid-19 yang memaksa situasi pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka di kelas harus dialihkan ke pembelajaran online atau virtual, hal ini menghadirkan polemik baru di bidang pendidikan terutama mengenai tata cara pembelajaran. Minimnya sumber belajar utama seni rupa dalam bentuk media belajaraudio visual yang ditampilkan dosenpada mahasiswa pada mata kuliah praktikum. Adanya media audio visual belajar “Point Of View” ini di asumsikan mahasiswa termotivasi dan lebih mudah mengerti materi perkuliahan. Dalam riset ini media pembelajaran audio visual di coba untuk di wujudkan . Perolehan uji validity dan praktikality materi media menyiratkan media belajar audio visual dengan revisi yang minor, nilai validasi media 93,5% dan nilaivalidasi media pada area materi oleh dosen adalah 86,45%. Sedangkan dari tinjauan praktikalitas olehmahasiswa media audio visual belajar yang dihasilkan sangat praktis digunakan dengan nilai 87,62%.