Asa, Ferdian Ondira
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Padang

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

FENOMENA KORUPSI: TIKUS SEBAGAI INSPIRASI LUKIS Ferdian Ondira Asa; San Ahdi; Angga Elapatsa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28059

Abstract

Corruption is a serious crime that can harm people and even the state. This crime is often done in groups. The perpetrator frequently weren’t penalized and can live freely without being exposed to legal cases due to undetected crimes. They silently steal from others for their personal gain. This action are often being compared to the behaviour of a rat, therefore corruption are often symbolized with rat. This paper use elaboration and synthesis methodology. Elaboration means that the author acquire, explore and, analyse data accurately. The data were elaborate so the author could claim originality by comparing to previous similar paintings. While, synthesis is a combination of elaborative ideas to construct a painting artwork. This painting aims to describe the corruption phenomena that occur in society. Through this work, the author address that corruption can undermine unity, raise conflict, and harm society. Moreover, the author emphasize that corruptors disregard of other people’s right will create disharmony.Keywords: corruption, phenomenon,mouse. AbstrakKorupsi merupakan tindakan yang berbahaya dan dapat merugikan orang lain bahkan negara.  Tindakan ini tidak jarang dilakukan secara berkelompok. Tidak jarang pelaku korupsi (korupsi) dapat hidup bebas tanpa terkena kasus hukum. Hal itu dikarenakan perbuatan mereka sulit terdeteksi. Mereka secara diam-diam merampas hak orang lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Tindakan koruptor tersebut sering disamakan dengan tindakan seekor tikus. Oleh karena itu, koruptor disimbolkan dengan seekor tikus. Metode penciptaan penelitian ini adalah dengan elaborasi dan sintesis. Elaborasi maksudnya penulis menggali tentang data-data yang diperoleh serta pengerjaan dengan teliti. Menganalisis dengan teliti dan rinci tentang data-data yang sudah didapat dari proses persiapan. Mengelaborasi data-data tersebut dan membuat orisinalitas dengan tujuan membandingkan karya seni lukis yang akan dibuat dengan karya seni lukis yang serupa sebelumnya. Sedangkan sintesis adalah perpaduaan atau penggabungan semua hasil gagasan pokok yang telah dielaborasi untuk diwujudkan pada karya seni. Pada tahap ini menyatukan semua hasil gagasan pokok yang telah dielaborasi untuk diwujudkan dalam bentuk konsepsi karya. Penciptaan karya lukis ini bertujuan untuk mendeskripsikan terkait fenomena yang terjadi di tengah masyarakat akibat tindakan korupsi. Melalui karya, penulis menjelaskan bahwa tindakan korupsi dapat meruntuhkan persatuan, menimbulkan konflik, dan merugikan masyarakat. Banyak koruptor yang tidak peduli dengan kehidupan orang lain, sehingga timbullah perpecahan. Kata Kunci:korupsi, fenomena, tikus. Authors:Ferdian Ondira Asa : Universitas Negeri PadangSan Ahdi : Universitas Negeri Padang Angga Elpatsa : Universitas Negeri Padang References:Abbas, K. (1975). The Cancer of Corruption. Delhi: Chetana.Arsip. (2021). Arsip Galeri Nasional. arsip.galeri-nasional.or.id/uploads/kliping/3475/_MG_3872.pdf (diakses 12 Juli 2021).Asa, Ferdian Ondira. (2019). “Fenomena Korupsi”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 9 Juni 2019, Padang.Bahari, Nooryan. (2008). Kritik Seni Wacana: Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Batukarinfo. (2015). Kompetisi Internasional. http://www.batukarinfo.com/news/kompetisi-internasional-trienale-seni-grafis-indonesia-v-2015 (diakses tanggal 6 Juni 2021).Berger, Peter L. dan Thomas Luckmann. (1996). The Social Construction of Reality. Englewod Cliffs, N.J. Pretince-Hall.Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia.Hamzah, A. (1991). Korupsi di Indonesia dan Pemecahannya . Jakarta: Garamedia Pustaka Utama.I Wayan Agus Gunada. (2020). Ajaran Agama Hindu sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis Tradisional Bali. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 9(1), 158-165.Jhon, M Echol dan Hassan Shadily. (2003). Kamus Inggris Indonesia.  Gramedia: Jakarta.Leff, Nathaniel H., dkk. (2003). Corruption A Sociological Interpretative Study with Special Reference to Selected Southeast Asian Case. Kuala Lumpur: Departement of Antropology and Sociology, Faculty of Arts and Social SciencesKartika, Darsono Sony. (2004). Pengantar Estetika. Bandung. Rekayasa Sains.Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (2006). Memahami Untuk Membasmi. KPK: Jakarta.Maulana, A. (2009). Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut.Mocktar, M. A. (2006). Memberantas Korupsi di Indonesia. Jakarta: Q-Communication.Poerwadarminta. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Sidik, Fadjar dan Aming Prajitno. (1981). Desain Elementer. Yogyakarta: ASRI.Susanto, Mikke. (2012). Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad Art House.
KEHIDUPAN SURAU DI MINANGKABAU SEBAGAI INSPIRASI DALAM KARYA SENI LUKIS Ferdian Ondira Asa; Sahrul N
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2018): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v7i2.11003

Abstract

AbstrakSurau di Minangkabau sebagai tempat ibadah lebih dikenal sebagai mesjid, langgar dan musalla. Kehidupan surau sebagai tempat pendidikan  anak anak pada saat dahulu mendidik anak laki-laki di surau sebagai tempat bermalam, bermain, menggaji. Model pendidikan ini sudah merubah fungsi sebagai pendidikan modern. Fenomena surau masa lalu sebagai konsep dalam bekarya seni lukis, kehidupan surau di Minangkabau sebagai inspirasi dalam karya seni lukis merupakan bagian dari restrospeksi terhadap realita saat ini. Metode penciptaan karya seni lukis melalui  riset etik dan riset emik. Riset etik melalui teknik observasi, wawancara, mengamati dan mendokumentasikan fenomena yang ada di kehidupan surau. Riset emik teknik melukis membuat model dengan menggunakan plastisin untuk objek-objek utama kemudian di potret dengan kamera foto. Potret di jadikan sebagai acuan dalam melukis. Karya seni lukis yang divisualkan pada lukisan realis fotografi yang menceritakan kehidupan surau masa lalu, kehidupan tersebut seperti pendidikan, lukisan mengaji, batapian, bujang surau. Karya seni lukis tersebut bermaksud memberitahukan serta mengajak masyarakat untuk menghidupkan kembali kehidupan di surau. Sebab, kegiatan yang dilakukan di surau tersebut dapat membentuk karakter pemuda-pemudi di Minangkabau menjadi lebih baik. Ekspresi yang hadir dalam penciptaan karya merupakan perasaan marah, kecawa dan sedih, melihat fenomena yang terjadi. Kemudian diterapkan ke dalam karya seni lukis berbentuk dua dimensi, berupa simbol. Simbol yang hadir metafhor dari bentuk surau kemudian didisformasikan, sehingga hadir bentuk baru yang mewakili dari visual peranan kehidupan surau Minangkabau , dengan berpedoman pada unsur-unsur seni rupa.           Kata Kunci: surau, restrospeksi, fenomena budaya, Minangkabau AbstractSurau in Minangkabau as a place of worship is better known as mosques, langgar and musalla. The life of surau as a place for children's education when they first educated boys in surau as a place to spend the night, play, pay. This educational model has changed the function of modern education. The past surau phenomenon as a concept in the work of painting, the life of surau in Minangkabau as inspiration in painting is part of the retrospect of the current reality. Methods of creating paintings through ethical research and emic research. Ethical research through observation, interview techniques, observing and documenting phenomena that exist in surau life. Emik research painting techniques make models using plasticine for the main objects and then portrayed with a photo camera. Portrait is used as a reference in painting. The visualized artworks in realist photography that tell the life of the past, life such as education, mangaji  painting, bujang surau. The artwork aims to inform and invite people to revive life in surau. Because, the activities carried out in the surau can shape the character of young people in Minangkabau to be better.Expressions that are present in the creation of works are feelings of anger, laughter and sadness, seeing the phenomena that occur. Then it is applied to two-dimensional painting, in the form of symbols. The symbol that metaphor comes from the surau form is then informed, so that there is a new form representing the visual role of the life of the Minangkabau surau, guided by the elements of art.  Keywords: surau, restrospect, cultural phenomenon, Minangkabau
PENGARUH SCIENTIFIC APPROACH TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMP NEGERI 2 GUNUNG TALANG Siti Aisyah; Eliya Pebriyeni; Ferdian Ondira Asa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.33170

Abstract

The purpose of this study was to determine the application of the scientific approach to student learning activities and student responses after being applied in learning fine arts at SMP Negeri 2 Gunung Talang, Solok Regency, West Sumatra. This study used a quasi-experimental method, while the population were all students of class VII. The sampling technique used simple random sampling with a sample size of 50 students. Data was collected using interviews, documentation, questionnaires and observations. The technique of data analysis on student activities was calculating the percentage, the questionnaire carried out descriptively. There were 3 research results, namely student activities during the learning process, student learning outcomes and student responses to the scientific approach. Student activity shows that the first trial class was 89.97% and the second trial class was 87.99%, thus, it can be concluded that the two classes with scientific approach learning were not much different and make learning activities with a high or good percentage. The results of the experimental class students' responses in general obtained positive results, namely 88.29% and negative 58.5%, and the second experimental class response was 83% positive and 61.62% negative. Based on the percentage of student responses, it showed the implementation of learning with the scientific approach was successful. Student learning outcomes showed an increase in learning outcomes before (pretest) and after (posttest) with the application of the scientific approach. So the final target with the application of the scientific approach to art learning was the formation of high learning activity.Keywords: scientific approach, learning activities.AbstrakTujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui penerapan scientific approach terhadap aktivitas belajar siswa dan  respon  siswa setelah diterapkan dalam pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 2 Gunung Talang Kabupaten Solok Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen, adapun populasinya yaitu seluruh siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, dokumentasi, angket dan observasi. Teknik analisis data terhadap aktivitas siswa melakukan perhitungan persentase, angket dilakukan secara deskriptif. Terdapat 3 hasil penelitian yaitu aktivitas siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa serta respon siswa terhadap scientific approach. Aktivitas siswa menunjukkan kelas uji coba pertama adalah 89,97 % dan kelas uji coba kedua 87,99 %, sehingga disimpulkan bahwa dari kedua kelas dengan pembelajaran scientific approach tidak jauh berbeda serta menjadikan aktivitas belajar dengan persentase yang tinggi atau baik. Hasil belajar siswa menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebelum (pretest) dan sesudah (postest) dengan penerapan scientific approach.  Hasil respon siswa kelas eksperimen secara umum memperoleh hasil yang positif yaitu 88,29% dan negatif 58,5%, dan  respon  kelas eksperimen kedua tanggapan positif  83%  dan negatif 61,62%. Berdasarkan persentase dari respon siswa menunjukkan keterlaksaan  pembelajaran dengan scientific approach berhasil. Jadi sasaran akhir dengan penerapan scientific approach pada pembelajaran seni rupa adalah terbentuknya aktivitas belajar yang tinggi. Authors: Siti Aisyah: Universitas Negeri PadangEliya Pebriyeni : Universitas Negeri PadangFerdian Ondira Asa : Universitas Negeri Padang References:Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.Agustin, M., Yensy, N. A., & Rusdi, R. (2017). Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing di smp negeri 15 kota bengkulu. Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), 1(1), 66-72.A.M, Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Diani, R. (2016). Pengaruh pendekatan saintifik berbantukan LKS terhadap hasil belajar fisika peserta didik Kelas XI SMA Perintis 1 Bandar Lampung. Jurnal ilmiah pendidikan fisika Al-Biruni, 5(1), 83-93.Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.Hamzah B, Uno. (2012). Model Pembelajaran Menciptakan Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Kemdikbud. (2014). Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik.Lubis, S. K., Retnowati, T. H., & Syawalina, S. (2020, July). Predictive Power of Intellectual Ability Test Score on Students’ Fine Art Learning Outcomes. In 3rd International Conference on Arts and Arts Education (ICAAE 2019) (pp. 41-44). Atlantis Press. Majid, Abdul (2014). Implementasi kurikulum 2013 kajian teoritis dan praktis. Bandung: Interes Media.Purnomo, Eko. dkk. (2014). Seni budaya. Jakara: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.Sani, Ridwan Abdullah. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.Syafei, S., Efrizal, E., Sami, Y., Zubaidah, Z., Ariusmedi, A., & Kharisma, M. (2021). Penerapan Ragam Hias Minangkabau dalam Pembelajaran Membatik bagi Guru Seni Budaya SMPN dan MTsN Kabupaten Padang Pariaman. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 522-529.Yamin, Martinis. (2007). Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.
Obat Kimia Sebagai Ide Penciptaan Karya Lukis Kontemporer Novando Mushil; Ferdian Ondira Asa
Serupa The Journal of Art Education Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/stjae.v13i2.127108

Abstract

Penciptaan karya akhir ini bertujuan untuk menggambarkan obat kimia sebagai ide penciptaan karya lukis kontemporer adalah gambaran kesenjangan sosial ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di lingkungan penulis yang dijadikan tema utama dan menghadirkan simbol obat-obat kimia sebagai metafora dalam mengkritisi masalah kesenjangan sosial dalam masarakat.  Penulis berhasil mewujudkan ide tersebut kedalam 10 karya dengan judul : “overdosis”, “Paracetamol”, “ Boom”,”Asam mefenamat”,“Promang”,”Death”,  “Ekspayer”,”Emergency”,”Recover”, ”WAR
Alat Make Up Sebagai Objek Dalam Karya Seni Lukis Hanifa Hafshah; Ferdian Ondira Asa
Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media Vol. 2 No. 1 (2023): April : Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrsendem.v2i1.1393

Abstract

The purpose of this work is to convey a message by visualizing negative behavior in the form of women's insecurity with the object of make-up tools that are metaphorized in contemporary painting. The method of creating works using an art consortium through five stages, namely, the preparation stage (observation and exploration), the elaboration stage (searching and collecting references), the synthesis stage (application of main ideas), the realization of concepts (making works), and the completion stage (artist report and final work exhibition). So that the realization of ten works that the author made with the theme of feelings of insecurity, the resulting works are 9 works with a size of 120x100 cm and 1 work with a size of 150x100 cm, with the titles lipatan, keinginan, paksaan, apakah aku sudah berbeda?, logika, kenyataan, pengangggu, penyamaran, mencoba, dan obsesi.
Dosa Manusia sebagai Ide Penciptaan Seni Lukis Kontemporer Izzati, Mahmuda Aqidatul; Asa, Ferdian Ondira
AHKAM Vol 2 No 2 (2023): JUNI
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/ahkam.v2i2.1173

Abstract

Sin is a violation of the law for actions that have been prescribed by religion. Humans have reason and mind to think logically, dynamically and can distinguish between good and bad actions. But often humans do not use their minds to think whether the actions taken are acts that are prohibited by religion or not, so that humans fall into sin. The purpose of making this final work is to visualize human sin in the form of a painting, as well as to remind again of human sins that should be avoided in life, because as a human being one should continue to live by strengthening faith and avoiding major sins that are prohibited by religion. The creation of the work was done using the acrylic paint technique on canvas measuring 100 x 100 and 100 x 120 cm. The creation method for the final work is carried out in stages, starting from the preparation, elaboration, synthesis, concept realization, and finishing stages in the work. After completing these stages, 10 paintings were created with the titles: : (1) Uang Haram; (2) Guna-guna; (3) Candu; (4) Kenikmatan Sesaat; (5) Perenggut Nyawa; (6) Air Mata Orang Tua; (7) Gantung diri; (8) Fitnah; (9) Penyekutu Tuhan; dan (10) Pencuri Hak anak yatim.
Dampak Negatif Pernikahan Dini Pada Kehidupan Anak dalam Karya Seni Lukis Surealis Wella Monica Ardilla; Nessya Fitryona; Ferdian Ondira Asa
Realisasi : Ilmu Pendidikan, Seni Rupa dan Desain Vol. 1 No. 4 (2024): Oktober : Realisasi : Ilmu Pendidikan, Seni Rupa dan Desain
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/realisasi.v1i4.345

Abstract

This final work aims to visualize the various negative impacts caused by early marriage on the lives of children resulting from the marriage in a surrealist painting. The hope of this work is to increase public knowledge and awareness and enrich ideas in realizing surrealist painting. The method used by the author is the art concertium method which consists of: (1) Preparation, in the form of observation, collection of information and ideas. (2) Elaboration, to determine the main idea through analysis, abstraction, generalization, and transmutation. (3) Synthesis, to realize the concept of the artwork. (4) Realization of the concept into various art media. (5) Completing it into the final form of the artwork. These stages are a reference for the author in working on the painting. Based on the understanding and determination of the idea, the author can visualize 10 works with the titles: first "Cage", second "Control", third "Silent", fourth "Gloomy", fifth "Free", sixth "Grow", seventh "Towards Light", eighth "Tertindih", ninth "Melebur", tenth "Anger".
Aktivitas Petani Padi Dalam Karya Seni Lukis Realis Tiara Putri; Ferdian Ondira Asa
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i2.18288

Abstract

Penciptaan karya akhir ini bertujuan untuk memvisulisasikan tentang permasalahan sosial melalui gambaran aktivitas petani padi dalam karya seni lukis realis. Harapan dari penciptaan karya ini untuk meningkatkan rasa kesadaran diri untuk saling menghargai dan saling membantu sesama makhluk sosial, serta meningkatkan pengetahuan dan memperkaya ide-ide dalam menciptakan sebuah karya seni lukis dengan teknik realis. Proses penciptaan karya ini melalui lima tahapan diantaranya: (1)Persiapan, (2)Elaborasi, (3)Sintesis, (4) Realisasi Konsep, (5)Penyelesaian. Dari tahapan tersebut tercipta 10 karya yang divisualkan diatas bidang kanvas menggunakan cat akrilik yang masing-masing memiliki judul antara lain: “Masuk an aia”, “Mambajak“, “Mamayak”, “Batanam”, “Basiang”, “Mamupuk”, “Manggaro”, “Malambuik”, “Manimbang”, “Manuai hasil”.
Masalah Kejiwaan sebagai Inspirasi Karya Seni Lukis Surealis Putri, Rika; Asa, Ferdian Ondira
TSAQOFAH Vol 5 No 1 (2025): JANUARI
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/tsaqofah.v5i1.4667

Abstract

The purpose of the final work is to provide education about several types of mental health problems that originate from social factors of surrealist paintings. The author took data through observations of people with mental health problems around the author, and developed it into an idea using I Bandem method as an art consortium the has five stages, from the preparation stage, the elaboration stage, the synthesis stage, the realization stage, the concept and the completion stage. Based on observation and development of ideas, the author can visualize ten surrealist paintings, with various size ranging from 100cm x 100cm to 100cm x 130cm with the title of the :“Nolep”, “Lebay”, “Bodoh”,“Jangan”, “Pembohong”, “Caper”, “Moodyan”, “Istirahat”, “Liburan”, “Pikun”.
Pesona Alam Kabupaten Kerinci dalam Karya Lukis Naturalis Fikri Hidayat; Ferdian Ondira Asa
Realisasi : Ilmu Pendidikan, Seni Rupa dan Desain Vol. 1 No. 4 (2024): Oktober : Realisasi : Ilmu Pendidikan, Seni Rupa dan Desain
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/realisasi.v1i4.381

Abstract

The creation of this final work aims to visualize the natural charm of Kerinci Regency in Naturalist Painting Works. This is a form of the author's response to the beauty of nature, how beautiful nature would be if it were not damaged. As well as a means to deepen the concepts and techniques of painting work. The creation of this final work applies a creation method that is carried out in stages. Starting from the preparation stage, Exploration stage, Improvisation stage, Formation stage, and completion stage. Based on the method that has been carried out, ten work titles were obtained, namely: "Gunung Kerinci", "Telun Berasap Waterfall", "Mountain Seven Lake", "Panorama of Khayanga Hill", "Aro Kayu Tea Garden", "Panorama of Longing for a Sekepal Tanah Heaven”, “Lake Kaco”, “Rawa Bento”, “Pancuran Rayo Waterfall”, “Bukit Curtain Dew”.