Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PSIKOEDUKASI PENDIDIKAN SEKSUAL SEBAGAI BAGIAN DARI MENGENALI SEKSUALITAS SECARA SEHAT BAGI REMAJA Debora Basaria; Maria Theresia Kelly; Priska Maharani Setiawati
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.18763

Abstract

The onset of puberty marks the adolescent period. During this period, adolescents will experience hormonal changes related to the maturity of their reproductive organs. The rapid development of technology makes it easy for adolescents to learn about sex. However, there is a challenge behind convenience in this digital era. Many individuals often misuse the internet as a place to commit crimes, one of which is the crime of illegal content, including pornography. Adolescents have the potential to get inaccurate information and endanger their development by accessing the internet without their parent's assistance. Discussion about sex is taboo, so it is rarely discussed in family or school. Not all adolescents live with their parents; many live in orphanages due to many factors. One of the orphanages, Al-Fatih, located in Palembang, stated that they had difficulties properly understanding the sex of children entering their teens to avoid negative behavior. The provision of psychoeducation on sexual education for adolescents at the Al-Fatih Orphanage was carried out on November 6, 2021, involving 12 teenagers aged 11-17. Psychoeducation is carried out as seminars by providing material about sexuality in adolescents, film discussions, and coping strategies. The post-test results show that adolescents have a better understanding of their sexuality at this time of puberty and understand maintaining and protecting their bodies ABSTRAK: Periode remaja ditandai oleh munculnya pubertas. Pada periode tersebut, remaja akan mengalami perubahan hormon yang berkaitan dengan kematangan organ reproduksi mereka. Perkembangan teknologi yang pesat memberikan kemudahan bagi remaja untuk mencari tahu segala hal tentang seks. Remaja berpotensi mendapatkan informasi yang tidak tepat dan membahayakan perkembangan mereka mengakses internet jika tanpa adanya pendampingan dari orang tua. Namun, dibalik kemudahan di era digital ini terdapat sebuah tantangan tersendiri, di mana banyaknya oknum yang sering kali menyalahgunakan media internet sebagai tempat untuk melakukan tindak kriminalitas, salah satu nya seperti kriminalitas konten ilegal yang meliputi pornografi. Pembahasan mengenai seks masih tabu sehingga jarang dibahas dalam keluarga maupun sekolah. Tidak semua remaja tinggal bersama orangtua, cukup banyak remaja yang tinggal di panti asuhan. Salah satu panti asuhan, Al-Fatih di Palembang, memiliki kendala dalam memberikan pemahaman mengenai seks secara tepat pada anak yang memasuki usia remaja agar terhindar dari perilaku negatif. Solusi berupa pemberian psikoedukasi pendidikan seksual pada remaja di Panti Asuhan Al-Fatih dilaksanakan tanggal 6 November 2021. Peserta terdiri dari 12 remaja berusia 11-17 tahun. Psikoedukasi mengambil bentuk berupa pemberian seminar, diskusi film, serta cara strategi coping. Berdasarkan hasil dari post-test menunjukkan remaja memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai seksualitas mereka dan memiliki pemahaman dalam menjaga dan melindungi tubuh dan diri mereka