Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perkembangan Kepribadian Ali Akbar dalam Cerpen Orang Kalah Karya Dadang Ari Murtono Ari Setiawan; Sukarjo Waluyo; M. Suryadi
Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi Vol 6, No 3 (2022): September
Publisher : Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/anuva.6.3.269-278

Abstract

Akhir-akhir ini psikoanalisis umumnya digunakan untuk mengkaji tokoh-tokoh dalam karya sastra. Cerpen berjudul Orang Kalah dengan tokoh utama Ali Akbar yang merantau ke Kota Surabaya untuk mencari makan kemudian memutuskan menjadi pencopet hingga akhirnya berhenti mencopet dan memilih menjadi pegawai di sebuah warung kopi dengan gaji yang kecil. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan kepribadian tokoh utama dari mulai sebelum menjadi pencopet, saat menjadi pencopet, dan setelah berhenti pencopet. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra dengan teori Sigmund Freud khususnya pada aspek id, ego, dan superego. Perkembangan kepribadian Ali Akbar dipengaruhi oleh aspek kepribadian yaitu id, ego, dan superego. Sebelum menjadi pencopet, aspek "id" Ali Akbar begitu hebat sedangkan superegonya lemah. Ketika Ali Akbar menjadi pencopet, superego Ali Akbar lebih besar dari aspek id dan ego, sehingga Ali Akbar memilih untuk menghentikan pencopet. Setelah berhenti menjadi pencopet, Ali Akbar masih memiliki dorongan “id” yang merupakan dorongan untuk bertahan hidup sehingga mewujudkan ego mogok kerja selama dua minggu namun gagal.
Semiotika Nonverbal dalam Musik Video “Azza” Karya Rhoma Irama (Kajian Semiotika Roland Barthes) Anindita Fikri Amalia; Nurdien Harry Kristanto; Sukarjo Waluyo
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 5 No 4 (2022)
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/diglosia.v5i4.494

Abstract

This study aims to describe non-verbal semiotics and its relation to Roland Barthes' semiotics, namely connotation and denotation. This research with the object of the study of the music video "Azza" by Rhoma Irama uses qualitative research methods to find non-verbal semiotics contained in the object of study. The results of this study, namely in the music video "Azza" by Rhoma Irama, there are seven body signs, namely (a) signals; (b) facial expressions; (c) eye contact; (d) body language; (e) touch; (f) cue; and (g) dance. It is also related to Roland Bathes' semiotics. Signs expressed in the music video have connotative and denotative meanings that the singer wants to convey through his music and videos. The connotative meaning in the music video "Azza", sung by Rhoma Irama, can be seen in the scenes glorifying God's power.
The Negotiation of Social Sanctions towards Karman in Ahmad Tohari’s Kubah Ilham Awaliyah Pimay; Sukarjo Waluyo; M. Suryadi
SUAR BETANG Vol 18, No 1 (2023): June 2023
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v18i1.6460

Abstract

This research examines the negotiation of social sanctions against the main character Karman in the novel Kubah by Ahmad Tohari. This research uses literary sociology theory with text analysis to identify the factors of the negotiation of social sanctions against former PKI sympathizers in the novel. The results show that (1) Pegaten Village community is thick with rural life and Javanese philosophy inherent in each individual; (2) Javanese philosophy described in the novel includes kamanungsan, tepa slira, sikap perwira, aja dumeh, manungaling kawula gusti, and budi luhur, (3) negotiation of social sanctions materialized in the novel due to Javanese cultural values in life adopted by the local community. Instead of punishing former PKI sympathizers, Pegaten villagers gave Karman the opportunity to make a mosque dome as a form of acceptance of one's dark past. AbstrakPenelitian ini mengkaji negosiasi atas sanksi sosial terhadap tokoh utama Karman dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari. Penelitian ini menggunakan teori sosiologi sastra dengan analisis teks untuk mengidentifikasi faktor adanya negosiasi sanksi sosial terhadap eks simpatisan PKI dalam novel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) masyarakat Desa Pegaten kental akan kehidupan perdesaan dan falsafah Jawa yang melekat dalam diri tiap individu; (2) falsafah Jawa yang digambarkan dalam novel Kubah meliputi kamanungsan, tepa slira, sikap perwira, aja dumeh, manungaling kawula gusti dan budi luhur, (3) negosiasi atas sanksi sosial terwujud dalam novel Kubah disebabkan oleh nilai-nilai kebudayaan Jawa dalam berkehidupan yang dianut oleh masyarakat setempat. Alih-alih menghukum eks simpatisan PKI, masyarakat desa Pegaten justru memberi Karman kesempatan untuk membuat kubah masjid sebagai wujud penerimaan atas masa lalu seseorang yang kelam.
Cities in Kalimantan in the Short Story “Kota-kota Air Membelakangi Air” by Raudal Tanjung Banua Septian Rifki Sugiarto; Eta Farmacelia Nurulhady; Sukarjo Waluyo
SUAR BETANG Vol 18, No 2 (2023): December 2023
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v18i2.14229

Abstract

The city and its people are not free from the problems that surround them. Moreover, for cities that depend a lot for their continuity and life on nature, for example, the water sector. As time progresses, these cities often begin to abandon the way of life they have lived for a long time. Such a picture is depicted in the short “Kota-Kota Air Membelakangi Air” (The water cities are rejecting the water) by Raudal Tanjung Banua. These various problems certainly did not arise suddenly without a reason behind them. This article tries to look at the picture of cities in Kalimantan, past and present, which seem to have changed a lot. To uncover this problem, the author uses a literary sociology approach and the theory of social change. The analysis carried out is based on the interpretation of the objectives, which is then supported by various related references. The results show that there have been social changes in people's lives in various cities in Kalimantan. The majority of people live in the water sector. As a result, cities in Kalimantan that used to live in the water sector began to recede and die. An indication that there has been social and cultural change in society in various cities in Kalimantan. This is caused by various factors, such as modernization and industrialization, which have a direct impact on changes in the physical environment, changes in population, attitudes and values, and needs that are deemed necessary.AbstractKota beserta masyarakatnya tidak lepas dari problematika yang melingkupinya. Terlebih, bagi kota-kota yang banyak menggantungkan kelangsungan dan kehidupannya terhadap alam, misalnya sektor perairan. Seiring perkembangan zaman, kota-kota tersebut acap mulai meninggalkan cara hidup yang telah dijalani sejak lama. Gambaran yang demikian terpotret dalam cerpen “Kota-Kota Air Membelakangi Air” karya Raudal Tanjung Banua. Berbagai persoalan tersebut pastinya tidak lahir secara serta-merta tanpa ada suatu sebab yang melatarbelakanginya. Tulisan ini mencoba melihat gambaran kota-kota di Kalimantan dulu dan sekarang yang tampak jauh telah berubah. Untuk mengungkap masalah tersebut, penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan teori perubahan sosial. Analisis yang dilakukan didasarkan pada interpretasi objektif, kemudian didukung oleh berbagai referensi terkait. Hasilnya menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran dan perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat di berbagai kota di Kalimantan. Mayoritas masyarakat meninggalkan kehidupan dari sektor perairan. Alhasil, kota-kota di Kalimantan yang dulunya hidup dari sektor perairan mulai surut dan padam. Suatu indikasi bahwasanya telah terjadi perubahan sosial dan budaya masyarakat di berbagai kota di Kalimantan. Hal tersebut diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti modernisasi dan industrialisasi yang berakibat langsung terhadap perubahan lingkungan fisik, perubahan penduduk, sikap dan nilai-nilai, serta kebutuhan yang dianggap perlu.
Citra Perempuan Aristokrat Inggris Abad-19 dalam Novel Persuasion Karya Jane Austen Dinda Aprilia Putri; Eta Farmacelia Nurulhady; M Suryadi; Sukarjo Waluyo
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i3.3829

Abstract

Cara pandang masyarakat Inggris pada abad-19 membentuk keterikatan akan tatanan sosial terutama bagi perempuan bangsawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap citra perempuan bangsawan atau aristokrat di Inggris pada awal abad-19. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari kepustakaan dengan objek material novel Persuasion karya Jane Austen. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode simak catat yang dianalisis menggunakan pendekatan feminisme oleh Sugihastuti. Hasil penelitian ditemukan 8 data yang mejelaskan citra diri perempuan bangsawan Inggris meliputi aspek fisik dan psikis, serta citra sosial perempuan dalam aspek keluarga maupun masyarakat pada novel Persuasion. Keseluruhan citra menjelaskan bahwa perempuan bangsawan Inggris pada abad-19 masih terbelenggu dalam aturan budaya yang membatasi perempuan dalam mengambil suatu keputusan, meskipun begitu tokoh utama yaitu Anne dalam novel Persuasion berhasil mendobrak ikatan tersebut dengan pilihan hidupnya.
Feminist Standpont Theory Melalui Tokoh Firdaus dalam Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal El Saadawi Brelian Stefani; Sukarjo Waluyo; M. Suryadi
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 4 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i4.4607

Abstract

Penelitian ini membuka perspektif sudut pandang mengenai ketidakdilan yang dihadapi oleh Firdaus sebagai wanita yang hidup dalam konstruksi sosial patriarkal. Perempuan dikenal sebagai the second sex yang menempati posisi lebih rendah daripada laki-laki. Firdaus pada Perempuan di Titik Nol yang ditulis oleh Nawal El Saadawi mendapati ketidadilan gender yang menempatkan dirinya sebagai perempuan tertindas yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan laki-laki di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan feminisme dengan feminist standpoint theory yang menghasilkan tiga konsep utama yaitu 1) stanpoint (sudut pandang) Firdaus sebagai wanita dalam masyarakat patriarki bahwa hanya laki-laki yang pantas mendapatkan pendidan karena perempuan disapkan untuk bekerja di ranah domestik 2) Situated Knowledge (pengetahuan tersituasi) Firdaus tentang pernikahan yang melegalkan suami melakukan kekerasa pada istri 3) Sexual division of labor (pekerjaan dibagi berdasarkan jenis kelamin) menempatkan Firdaus untuk melakukan semua pekerjaan rumah tangga karena laki-laki tidak diperkenankan untuk menyentuh pekerjaan domestik. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui sudut pandang Firdaus, perempuan memiliki kedudukan lebih rendah daripada laki-laki dan pernikahan dalam sudut pandang Firdaus merupakan bentuk penindasan paling kejam bagi wanita.