Perkecambahan merupakan kegiatan penting sejak benih dorman sampai kebibit yang sedang tumbuh tergantung dari viabilitas benih, lingkungan yang cocok dan pada beberapa tanaman tergantung pada usaha pemecahan dormansi. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pengujian benih untuk mengetahui viabilitas benih atau kemampuan benih untuk tumbuh menjadi bibit pada kondisi lingkungan yang optimum. Untuk membuktikan sterililitas benih dilakukan uji daya kecambah benih. Penelitian ini menggunakan metode skarifikasi sebagai salah satu teknik pematahan dormansi pada benih secara mekanik dan fisik. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan infertilitas benih dari tetua A. mangium M2 yang diperoleh dari teknik pemuliaan mutasi. Perkecambahan benih A. mangium generasi M2 dengan 5 cara perlakuan yaitu: (A) tanpa perlakuan (kontrol), (B) perlakuan menggunting bagian kotiledon benih, (C) pengamplasan benih dibagian hylum, (D) perendaman air Hasil dari penelitian ini menunjukkan persentase perkecambahan benih akasia untuk masing-masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda. Secara keseluruhan, pengaruh perlakuan terbaik untuk perkecambahan benih A. mangium adalah dengan menggunakan perlakuan B, C dan E yaitu pencelupan selama 30 detik dalam air mendidih (pada suhu 90°C), menggunting bagian kotiledon benih dan mengampas benih. Perlakuan B, C dan E memiliki daya berkecambah di atas 80 %. Hal ini dikategorikan daya berkecambah benih yang tinggi. Kecepatan berkecambah tertinggi pada benih A. mangium dengan perlakuan E adalah 2,27% hari. Nilai perkecambahan terbaik juga dihasilkan pada benih dengan perlakuan E yaitu 3,52%/hari. Sehingga membuktikan bahwa benih A. mangium generasi M2 hasil radiasi tidak bersifat steril.