Bullying that occurs in the boarding school environment can occur due to the seniority culture that occurs in that environment. This seniority can occur because there is a misunderstanding about the concept of masculinity that is understood by senior students. So that from this wrong concept, bullying acts carried out by seniors with excuses to make junior students become more disciplined. This study aims to determine the correlation between toxic masculinity and the tendency to bully male senior students in Islamic boarding school X. This study uses a quantitative approach, this study using likert scale that is bullying scale and toxic masculinity scale. The population in this study amounted to 160 students and the sample of this study was 104 male senior students selected using purposive sampling technique. The data collection method used is the scale of bullying and toxic masculinity. The result showed that the value of r count = 0.617 and p = 0.000 < 0.05. The results of these calculations show that there is a relationship between toxic masculinity and bullying tendencies in male senior students at Islamic boarding school X. Perundungan yang terjadi di lingkungan pesantren dapat terjadi dikarenakan adanya budaya senioritas yang terjadi dilingkungan tersebut. Senioritas tersebut dapat terjadi dikarenakan terjadi kesalahpahaman mengenai konsep maskulinitas yang dipahami oleh para santri senior. Sehingga dari konsep yang salah tersebut munculnya tindakan-tindakan perundungan yang dilakukan oleh senior dengan beralasan untuk membuat para santri junior menjadi lebih disiplin. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara maskulinitas beracun dengan kecenderungan melakukan perundungan pada santri senior laki-laki di pesantren X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan skala likert yaitu skala perundungan dan skala maskulinitas beracun. Populasi pada penilitian ini berjumlah 160 santri dan sample penelitian ini adalah sebanyak 104 santri senior laki-laki dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala perundungan dan maskulinitas beracun. Hasil penelitian didapatkan nilai r hitung = 0.617 dan p = 0.000 < 0.05. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan adanya hubungan antara maskulinitas beracun dengan kecenderungan perundungan pada santri senior laki-laki di pesantren X.