Latar Belakang : Metode kontrasepsi suntik merupakan kontrasepsi yang paling banyak diminati, sebanyak 157.734 (42,14%) akseptor di Yogyakarta. Kontrasepsi ini termasuk metode hormonal yang memiliki efektifitas tinggi untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi suntik terdiri atas dua jenis yaitu, Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang mengandung hormone sintetik progesterone saja dan kombinasi yang mengandung hormone estrogen dan progesterone. Efek samping kontrasepsi hormonal DMPA dan kombinasi yang umum terjadi adalah kenaikan berat badan. Efek samping lain yang cukup mengkhawatirkan yaitu gangguan pada kadar gula darah. Selain berefek samping terhadap gula darah, kontrasepsi DMPA dan kombinasi juga bisa menyebabkan kenaikan profil lipid salah satunya kolesterol.Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan berat badan, kolesterol, dan gula darah puasa akseptor kontrasepsi Depo Medroksi Progesteron Asetat dan kombinasi terhadap di PMB Appi Amelia Kasihan Bantul YogyakartaMetode : Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan desain penelitian post test two group design. Dengan jumlah sampel 32 responden, masing-masing 16 responden untuk kelompok suntik DMPA dan suntik kombinasi, pengambilan sampel menggunakan simpel random sampling. Analisis data menggunakan uji Mann WithneyHasil Penelitian : Nilai P Value ditunjukkan oleh nilai Asimp. Sig. Apabila nilai P Value > Batas kritis penelitian maka keputusan hipotesis adalah menolak H1 dan menerima H0 atau yang berarti tidak ada perbedaan. Untuk P Value Kolesterol 0,964 > 0,05, GDP 0,07 > 0,05, dan BB 0,293>0,05, sehingga disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara jenis kontrasepsi DMPA dan Kombinasi terhadap Berat Badan, Gula Darah Puasa, dan KolesterolKesimpulan dan Saran : Penelitian ini tidak ada perbedaan antara suntik DMPA dengan kombinasi pada kadar gula darah puasa, kolesterol dan berat badan akseptornya, Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa efek dari kontrasepsi hormonal memang memiliki potensi terhadap gangguan metabolisme yang berakibat pada kesehatan tubuh, akan tetapi dengan pola aktivitas hidup sehat yang rutin dilakukan yang tentu dapat mengurangi risiko tersebut.