Muhammad Hafizh Basyiruddin
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Merekontekstualisasi Tafsir Hukmi di Era Kontemporer Sandi Nugraha; Muhammad Hafizh Basyiruddin
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 3 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i3.18901

Abstract

Tulisan ini menelaah lebih lanjut mengenai tafsir hukmi dengan menjelaskan sejarah kemunculan corak hukum dalam dunia tafsir al-Quran, batasan istilah pembahasannya, perdebatan para ulama serta contoh kitab-kitab tafsir bercorak hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis berbasis penelitian kepustakaan dengan pendekatan sejarah dan tafsir. Temuan dari penelitian ini bahwa Tafsir Hukmi merupakan salah satu nuansa penafsiran yang menggunakan teori-teori dan pendekatan hukum. Sejarah kemunculan corak hukum ini sudah muncul pada masa Nabi SAW yang berkelanjutan hingga munculnya imam-imam madzhab sampai adanya  fanatisme madzhab. Adapun batasan istilah tafsir hukmi  mencakup pembahasan yang berkenaan dengan hukum-hukum syariat dalam al-Qur’an. Dalam praktik penafsiran bercorak hukmi ini tidak terlepas dalam perbedaan pandangan dalam istibath hukum, kitab-kitab tafsir bercorak hukum dapat ditemukan dalam Tafsir-tafsir yang bermadzhab seperti madzhab syi’ah imamiyah, syiah zaidiyah, tafsir bermadzhab maliki, hanafi, hanbali, syafi’i dan zahiri.
Makna Kautsar Dalam Alquran (Studi Komparatif Tafsir Al-Hadis dan Tafsir Ma’arij al-Tafakkur Wa Daqaiq al-Tadabbur Dalam QS. Al-Kautsar ayat 1-3) Muhammad Hafizh Basyiruddin; Asep Ahmad Fathurrahman; Ade Jamarudin
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 6 No 1 (2023): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56594/althiqah.v6i1.96

Abstract

Artikel ini bertujuan membahas term Al-Kautsar dari dua sudut pandang, yakni tafsir Al-Hadits karya Muhammad izzat Darwazah dan tafsir Ma’arij al-Tafakkur wa Daqaiq al-Tadabbur karya ‘Abd al-Rahman Hasan Habannakah al-Maidani serta komparasi kedua kitab tafsir tersebut. Hasilnya didapati bahwa antara kedua kitab tafsir ini terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah bahwa kedua kitab tafsir ini memiliki sistematika penulisan dengan tartib nuzuli atau kronologis turunnya al-Qur’an. Sementara perbedaan yang didapati adalah tafsir al-Hadis menggunakan metode tahlili sementara tafsir ma’arij al-Tafakkur menggunakan metode maudhu’i. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan analisis-deskriptif.
Pelembagaan Al-Qur'an dan Tafsir Melalui Lembaga-lembaga Pengembangan Tilawah dan Kajian Al-Qur'an Muhammad Hafizh Basyiruddin
Al-Thiqah : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 6 No 1 (2023): April
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56594/althiqah.v6i1.99

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pelembagaan al-Qur’an dan tafsir melalui lembaga-lembaga pengembangan tilawah dan kajian al-Qur’an. Secara ringkas dibahas pula latar belakang berdirinya lembaga-lembaga tersebut, tujuan kehadirannya, kegitan di dalamnya, serta efektifitasnya. Teknik penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Hasilnya didapati bahwa lembaga-lembaga tersebut hadir sebagai upaya memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur’an, baik melalui pemerintah ataupun swasta. Sebagiannya lagi bahkan didanai langung oleh pemerintah. Berbagai even dan kegiatan dilangsungkan untuk menunjang tujuan mulia ini sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Namun demikian, efektifitas dari kehadiran lembaga tersebut tidak sepenuhnya maksimal. Ada beberapa yang dirasa sebatas formalitas. Pada akhirnya, bagaimanapun tanggapan masyarakat terhadap lembaga-lembaga ini, perlu disikapi secara bijak. Sesuatu yang tidak dapat tercapai seluruhnya, hendaknya tidak ditinggalkan seluruhnya.