Gracianus Edwin Tue P. Lejap
Universitas Katolik Widya Mandira

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pembentukan Karangtaruna Desa Waijarang Sebagai Main Power Pemberdayaan Pemuda Oleh Mahasiswa KKNT-PPM Unwira 2022 Lede Adju; Andriano G. Suban Yunior; Kornelius Laga Waleng; Yosefina Peni Bean; Agripina Alma Frida Paus; Ermilando Lobain; Leonardus Rivaldiy Ganggut; Maria Longa Pegan; Charles Bay Koda; Eko Rahaman Kadir; Chrisleman Adi Putra Amalo; Ulrikus Jeferius Naya; Frafilius Don Bosko Manu; Gracianus Edwin Tue P. Lejap
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 4 (2022): Agustus: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Gajah Putih, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/jppmi.v1i4.323

Abstract

Karangtaruna merupakan sebuah organisasi sosial yang menjadi kekuatan kaum muda di desa. Pembentukan karangtaruna desa oleh mahasiswa KKNT-PPM Unwira 2022 merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang mengambil peran khusus dalam pemberdayaan pemuda desa. Tujuan pembentukan karangtaruna ini adalah bentuk partisipasi aktif dan kepedulian terhadap permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat desa. Kegiatan yang dilakukan di Kantor desa Waijarang Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata memberikan banyak manfaat. Manfaat kegiatan ini adalah pemuda secara lebih spesifik wajib menjadi penerus tanggungjawab kelompok sosial dengan bebas ruang berkreasi sehingga langkah-langkah dinamis yang dirumuskan maupun direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu pembentukan karangtaruna telah memberikan warna positif dalam membangun peran masing-masing pemuda dan pemudi dalam mempersiapkan momen kemerdekaan tahun ini
Konsep Amancalistung Sebagai Kontribusi Edukatif Mahasiswa KKN-T PPM Di Desa Laranwutun Ile Ape Karolus Renggo; Mario L. A. Wuwur; Sergio M. Gonsalves; Katharina B. Dey; Anastasia D. Gergoria; Nehwil M. Atamau; Roland R. Lutu Edo; Aloysius P. D Goran; Maria Y. Pehok Bataona; Maria Yuliana Inang; Dedi Yohanis Otu; Rudolfus W. Wongo; Rafael Ola Niha; Fesilitas B. W. Tobin; Gracianus Edwin Tue P. Lejap
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 4 (2022): Agustus: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Gajah Putih, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/jppmi.v1i4.324

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan Amancalistung yakni anak mantap membaca, menulis dan berhitung selama kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di kelas 1, 2 dan 3. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Fun Learning. Metode pembelajaran ini merupakan metode dimana seorang guru dapat menciptakan suasana hangat dan menyenangkan apapun yang kita ajarkan akan mudah diterima dengan senang hati mudah di terima maka siswa/i akan mudah melakukan suatu perubahan. Dari hasil kegiatan tersebut, ditemukan bahwa seluruh peserta didik sangat senang dan sangat tertarik dengan konsep ini sehingga mereka benar benar terlibat aktif selama kegiatan itu berlangsung. Ada beberapa kendala masih ditemukan sebagian besar siswa belum bisa menulis dan membaca secara baik. Hasil pendampingan yang dilakukan selama 7 kali pertemuan telah banyak membantu peserta didik sehingga hampir 50% dari mereka telah bisa menulis dan membaca walaupun belum sempurna.
“KONSELOR SADAR BUDAYA” : STUDI TENTANG TEORI DAN IMPLIKASINYA Gracianus Edwin Tue P. Lejap
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 8, No 1 (2023): RISTEKDIK: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING - JANUARI-MARET 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i1.47-54

Abstract

Konselor yang sadar budaya akan memandang klien atau konseli sebagai individu yang luar biasa. Hal ini bisa dibuktikan jika konselor memiliki kesadaran dalam menghargai perbedaan budaya dari kliennya sebagai kekuatan dalam mencapai keberhasilan kegiatan layanan. Karakteristik Konselor yang sadar budaya selalu berawal dari bagaimana memahami diri sendiri sebelum memahami pribadi klien dan sampai pada kesadaran untuk memahami kliennya secara utuh. Konselor sadar budaya merupakan salah satu prinsip yang menjadi kekuatan dalam pelaksanaan kegiatan  konseling. Dengan demikian konselor harus memiliki kesadaran akan perbedaan karakteristik baik itu budaya, pribadi, nilai dan moral sehingga akan mencapai suatu tingkat keefektifan dalam setiap perkembangan kegiatan layanan yang diberikan dan muncul sikap terbuka dan saling menghargai antara konselor dan kliennya. Sebagai bentuk Implementasi maka gambaran utuh pelaksanaan kegiatan layanan harus memperhatikan sisi kepribadian dan profesionalitas dari konselor.