Willy Santika Dewi
Universitas Mataram

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementasi Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Pada Literasi Baca Tulis di SDN 30 Ampenan Tahun Ajaran 2022/2023 Willy Santika Dewi; I Nyoman Karma; Itsna Oktaviyanti
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.931

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi program gerakan literasi sekolah pada literasi baca tulis di SDN 30 Ampenan, mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi program gerakan literasi sekolah pada literasi baca tulis di SDN 30 Ampenan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 kepala sekolah, 2 guru kelas, 3 peserta didik dari kelas 4, 5 dan 6. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model Miles & Hubberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program Gerakan Literasi Sekolah pada literasi baca tulis di SDN 30 Ampenan cukup baik melalui tiga tahapan yaitu, tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Pada tahap pembiasaan melakukan literasi religius, membangun lingkungan fisik GLS, dan pelibatan publik. Pada tahap pengembangan melakukan membaca bersama dan membaca bergiliran. Pada tahap pembelajaran guru menggunakan strategi untuk memahami teks mata pelajaran dengan presentasi dan menggunakan buku garis tiga serta pemberian motivasi dan adanya Tim literasi. Faktor pendukungnya yaitu adanya kebijakan dari pemerintah, adanya bahan bacan yang dibaca oleh peserta didik, adanya dukungan dari orang tua, sumber dana yang memadai, terdapat area baca seperti perpustakaan, adanya mading, dan adanya Tim literasi sekolah. Faktor penghambatnya yaitu kurangnya fasilitas seperti pojok baca di masing-masing kelas, kurangnya minat baca dalam diri peserta didik, dan perpustakaan yang kurang difungsikan secara optimal.
Implementasi Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Pada Literasi Baca Tulis di SDN 30 Ampenan Tahun Ajaran 2022/2023 Willy Santika Dewi; I Nyoman Karma; Itsna Oktaviyanti
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.931

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi program gerakan literasi sekolah pada literasi baca tulis di SDN 30 Ampenan, mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi program gerakan literasi sekolah pada literasi baca tulis di SDN 30 Ampenan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 kepala sekolah, 2 guru kelas, 3 peserta didik dari kelas 4, 5 dan 6. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model Miles & Hubberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program Gerakan Literasi Sekolah pada literasi baca tulis di SDN 30 Ampenan cukup baik melalui tiga tahapan yaitu, tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Pada tahap pembiasaan melakukan literasi religius, membangun lingkungan fisik GLS, dan pelibatan publik. Pada tahap pengembangan melakukan membaca bersama dan membaca bergiliran. Pada tahap pembelajaran guru menggunakan strategi untuk memahami teks mata pelajaran dengan presentasi dan menggunakan buku garis tiga serta pemberian motivasi dan adanya Tim literasi. Faktor pendukungnya yaitu adanya kebijakan dari pemerintah, adanya bahan bacan yang dibaca oleh peserta didik, adanya dukungan dari orang tua, sumber dana yang memadai, terdapat area baca seperti perpustakaan, adanya mading, dan adanya Tim literasi sekolah. Faktor penghambatnya yaitu kurangnya fasilitas seperti pojok baca di masing-masing kelas, kurangnya minat baca dalam diri peserta didik, dan perpustakaan yang kurang difungsikan secara optimal.