Claim Missing Document
Check
Articles

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V GUGUS III CAKRANEGARA Christ Sarah; I Nyoman Karma; Awal Nur Kholifatur Rosyidah
PROGRES PENDIDIKAN Vol. 2 No. 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/prospek.v2i1.60

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas V gugus III Cakranegara. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa dalam pelajaran matematika sehingga guru dapat melakukan upaya perbaikan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan dapat menjadi gambaran bagi orang tua dan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dan wali kelas V di SDN 21 Cakranegara dan SDN Model Mataram yang berjumlah 37 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengisian angket dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa berminat dalam pelajaran matematika. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah yaitu 1) rasa ingin tahu siswa seperti materi yang menarik, penjelasan guru yang mudah dimengerti serta matematika merupakan pelajaran favorit, 2) motivasi siswa seperti siswa ingin membuktikan bahwa siswa mampu berprestasi serta ingin mendapatkan nilai bagus dan menjadi juara kelas, 3) faktor jasmani. Sedangkan faktor eksternal yaitu 1) lingkungan keluarga berupa perhatian orang tua, relasi anggota keluarga, suasana rumah serta keadaan ekonomi keluarga, 2) faktor lingkungan sekolah yaitu strategi mengajar guru, hubungan antar siswa serta sarana dan prasarana di sekolah, 3) faktor lingkungan masyarakat berupa media massa serta kondisi lingkungan sekitar seperti teman bergaul.
META-ANALISIS PENGARUH STRATEGI KWL (KNOW, WANT, LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR Fitriana Fitriana; I Nyoman Karma; Heri Setiawan
PROGRES PENDIDIKAN Vol. 2 No. 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/prospek.v2i1.96

Abstract

Penelitian ini didasari oleh pentingnya membaca pemahaman bagi siswa sekolah dasar terutama pada kelas tinggi dan banyaknya artikel yang membahas tentang strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam membaca pemahaman khususnya strategi KWL (Know, Want, Learned). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar rata-rata pengaruh strategi KWL (Know, Want, Learned) terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas tinggi di sekolah dasar berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi meta-analisis, dengan sampel sebanyak 7 artikel ilmiah yang telah dipublikasikan di jurnal nasional, dan instrumen berupa pemberian kode (coding category) pada setiap artikel dengan berpacu pada kriteria yang telah dibuat. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada analisis gain(%) terdapat pengaruh strategi KWL (Know, Want, Learned) terhadap kemampuan membaca pemahaman kelas tinggi sekolah dasar dengan nilai gain(%) sebesar 64,48% dengan kategori cukup, sedangkan rata-rata besar pengaruh strategi KWL (Know, Want, Learned) terhadap kemampuan membaca pemahaman kelas tinggi sekolah dasar dengan menggunakan analisis effect size sebesar 1,54 dengan kategori sangat kuat. jadi dapat disimpulkan bahwa strategi KWL (Know, Want, Learned) berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman kelas tinggi sekolah dasar dengan besar pengaruh dalam kategori tinggi berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Maka dari itu, saran bagi guru atau pendidik agar coba menggunakan strategi KWL (Know, Want, Learned) khususnya dalam membaca pemahaman.
ANALISIS KESULITAN GURU DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR Ayu Astri; Ahmad Harjono; Abdul Kadir Jaelani; I Nyoman Karma
Renjana Pendidikan Dasar Vol 1 No 3 (2021): Edisi Agustus 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menggambarkan persentase kesulitan guru dalam menerapkan Kurikulum 2013 di SDN Tamekan. penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif metode naratif inquiry. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, angket, observasi dan dokumentasi. Analisi data yang digunakan yaitu Interaktif Analysis Model dari Milis dan Huberman. Hasil penelitian ini menujukan bahwa persentase kesulitan guru dalam penerapan Kurikulum 2013 di SDN Tamekan sebesar 14,44%, dalam penelitian ini terdapat 3 Aspek kesulitan yang dialami oleh guru yaitu kesulitan dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan melakukan evaluasi atau penilaian pembelajaran. Hasil penelitian dari masing-masing dimensi menujukan bahwa kesulitan dalam perencanaan pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 dengan persentase kesulitan guru sebesar 14,53% dengan letak kesulitan guru ialah dalam memahami kompenen dalam RPP, kesulitan dalam merumuskan indikator pembelajaran, kesulitan dalam mengintegrasikan tujuan pembelajaran dari beberapa mata pelajaran, kesulitan dalam meperoleh media pembelajaran, kesulitan dalam meperoleh sumber belajar dan kesulitan dalam menetukan bentuk penilain sesuai dengan Kurikulum 2013. Lalu hasil penelitian kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 dengan persesentase sebesar 10,56% dengan letak kesulitan ialah dalam menggunakan model dan metode yang bervariasi yang telah ditetapkan di RPP ,menggunakan langkah-langkah yang sudah di tetapkan di RPP, menggunakan sumber belajar yang diperoleh, mengintegrasikan antar materi pembelajaran dan menerapkan pendekatan saintifik pada pelaksanaan pembelajaran. Terakhir dengan pesentase kesulitan paling tinggi yaitu dalam mengevalusi pembelajaran dengan persentase kesulitan mencapai 19,84% dengan letak kesulitan dalam mengevaluasi pembelajaran yaitu kesulitan dalam penilaian sikap dengan mengevalusi proses pembelajaran pada aspek afektif, penilaian pengetahuan dengan melakukan penilaian hasil pembelajaran dan penilaian keterampilan dengan mengevalusi proses pembelajaran pada aspek psikomotorik serta pengelolaan penilaian hasil belajar memuat 3 aspek dalam rapot. Hasil penelitian juga menunjukan kurangnya pemahaman guru tentang K13 dan faktor penyebab kesulitan yaitu kurangnya pemahaman, kurangnya pelatihan, dan minimnya fasilitas yang mendukung penerapan K13.
IDENTIFIKASI KESULITAN GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR GUGUS 1 KEDIRI Nunung Adha; I Nyoman Karma; Husniati Husniati
Renjana Pendidikan Dasar Vol 1 No 3 (2021): Edisi Agustus 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe the difficulties of teachers in the preparation of the 2013 curriculum lesson plan (RPP) in Primary School Cluster 1 Kediri, for the Academic Year of 2020/2021. The approach used is a descriptive qualitative approach. Data collection techniques were carried out through interviews, questionnaires, and documentation. Data analysis Model Milles And Huberman were used for data analysis. The result showed that the difficulties experienced by teachers in preparing the 2013 curriculum lesson plans are; 1) difficulties of teachers in developing learning indicators, 2) difficulties of teachers in formulating learning objectives, 3) difficulties of teachers in determining learning models and methods, 4) difficulties of teachers in preparing learning steps, 5) difficulties of teachers in making and developing authentic assessments. This difficulty is caused by several factors, namely; 1) the teacher’s understanding in preparing of the 2013 curriculum RPP is still lacking, 2) lack of training in preparing the 2013 curriculum RPP, 3) not enough time. It can be concluded that teachers at SD Gugus 1 Kediri experienced difficulties in compiling the RPP component of the 2013 curriculum due to several factors. The contributing factors that had the most impact were the teacher’s lack of understanding in the preparation of the 2013 curriculum lesson plans and time insufficiency.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA BERKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUMBAWA Reta Yunita; I Nyoman Karma; Moh. Irawan Zain
Renjana Pendidikan Dasar Vol 1 No 4 (2021): Edisi November 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karater yang terdapat dalam cerita ‘Batu Nganga’ dan ‘Petung Mampes’. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan studi literatur. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis isi kualitatif (qualitative content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukannya beberapa nilai karakter dalam dua cerita tersebut. Pada cerita ‘Batu Nganga’ ditemukan 12 nilai pendidikan karakter, yakni karakter cinta damai, religius, kerja keras, disiplin, mandiri, tanggung jawab, toleransi, rasa ingin tahu, peduli sosial, peduli lingkungan, bersahabat/berkomunikatif, dan jujur. Pada cerita ‘Petung Mampes’ ditemukan 11 nilai pendidikan karakter, yakni karakter bersahabat/berkomunikatif, peduli sosial, peduli lingkungan, cinta damai, jujur, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, kreatif, toleransi, gemar membaca, dan religius. Kesimpulannya adalah pada cerita ‘Batu Nganga’ nilai pendidikan karakter yang paling dominan yaitu pendidikan karakter religius. Pesan cerita ini tentang pentingnya beragama bagi para pembacanya. Prosentase tertinggi nilai pendidikan pendidikan karakter dalam cerita ‘Batu Nganga’ adalah karakter religius yaitu 33,3%. Kemudian pada cerita ‘Petung Mampes’ nilai pendidikan karakter yang paling dominan yaitu pendidikan karakter bersahabat/berkomunikatif. Pesan cerita ini adalah tentang caranya berkomunikasi atau bergaul dengan orang lain dengan tutur kata yang sopan dan santun. Prosentase tertinggi nilai pendidikan karakter dalam cerita ‘Petung Mampes’ adalah karakter bersahabat/berkomunikatif yaitu 47,3%. Kedua cerita ini sangat bagus untuk mengembangkan nilai karakter anak, sehingga sangat cocok dibaca oleh anak-anak sekolah dasar pada khususnya kelas tinggi.
Penyuluhan dan Pelatihan Penggunaan Intrumen Diagnosa Kesulitan Belajar Siswa Bagi Guru SDN 2 Tamansari Lombok Barat Hari Witono; Mansur Hakim; I Nyoman Karma; Heri Setiawan
Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v5i2.2850

Abstract

Tujuan pengabdian masyarakat ini agar guru-guru yang menjadi objek pengetahuan menguasai sejumlah pengetahuan (insight) tentang konsep teori dan keterampilan  (skill)  menggunakan instrument dalam  diagnosis kesulitan belajar. Materi pengabdian masyarakat ini menyangkut: (1) Pengertian Instrumen Diagnosis Kesulitan Belajar, (2)  jenis instrument dagnosis, (3) prinsip Penggunaan Instrumen Diagnosis Kesulitan Belajar (4) langkah menggunakan isntrumen Diagnosis Kesulitan belajar, (5) Evaluasi, dan (6) Pelaporan. Strategi yang digunakan yaitu ceramah, tanya jawab atau diskusi dan pendampingan. Pelaksanaan pengabdian ini yaitu pada hari sabtu, 10 Juli 2021 di SDN 2 Tamansari karena SDN 2 Tamansari sedang mengalami renovasi. Peserta sejumlah 15 orang terdiri dari 1 kepala sekolah, 13 guru, dan 1 orang operator sekolah. Acara terlaksana dengan baik dimana materi yang disampaikan. Terlihat data pretes menunjukkan sebanyak 7 orang atau sekitar 46 % tidak memahami, 5 orang atau sekitar 34% peserta kurang memahami, dan hanya 3 orang atau sekitar 20% peserta yang memahami terkait dasar-dasar penggunaan instrumen untuk diagnosa kesulitan belajar siswa SD. Setelah di laksanakan pelatihan terjadi kenaikan pemahaman guru  dimana tinggal 1 orang atau 6% yang belum memahami, 3 orang atau sekitar 20% peserta yang cukup paham, dan 11 orang atau 74 % peserta memahami tentang penggunaan instrumen untuk diagnosa kesulitan belajar siswa SD.
Analisis Strategi Guru dalam Pengelolaan Kelas Daring di Kelas V SDN 35 Ampenan Tahun 2020/2021 Misnawati Misnawati; I Nyoman Karma; Itsna Oktaviyanti
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i1.416

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan pengelolaan kelas daring yang dilakukan oleh guru serta hambatan dan upaya dalam pelaksanaan pengelolaan kelas daring di Sekolah Dasar Negeri 35 Ampenan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan penyajian secara deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru/wali kelas V yaitu VA dan VB. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan trianggulasi teknik. Analisis data pada penelitian menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman, dengan tahapan pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru telah (1) Melakukan pengelolaan kelas daring yang berkaitan dengan pengelolaan kelas jarak jauh melalui media teknologi berupa aplikasi WhatsApp dan Youtube. Adapun dalam menunjukkan sikap tanggap guru selalu berinteraksi dengan peserta didik, membantu peserta didik yang kesulitan dalam mengerjakan tugas dan memberikan komentar positif dalam menegur. Dalam membina hubungan baik guru melakukan pendekatan sosial, melakukan bimbingan kepada peserta didik yang bermasalah serta mengkomunikasikan dengan orangtuanya. (2) Hambatan terbesar dalam pelaksanaan pengelolaan kelas daring yaitu anak-anak banyak yang tidak memiliki handphone, selain itu kuota mahal dan jaringan internet yang sering gangguan sedangkan hambatan dari sekolah yaitu kurangnya fasilitas yang tersedia di sekolah untuk mendukung pembelajaran. Upaya yang dilakukan oleh guru yaitu memberi keringan untuk peserta didik yang tidak memiliki handphone, mengelompokkan peserta didik ke kelompok belajar dan menerapkan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), diskusi dengan guru yang bersangkutan dalam penggunaan fasilitas yang akan digunakan. Hambatan terakhir yaitu kurangnya kedisiplinan peserta didik, upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu memberi teguran, nasehat dan mengkomunikasikan dengan orang tua peserta didik yang bermasalah.
Analisis Proses Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 di SDN 25 Ampenan Tahun Ajaran 2021/2022 Nurul Hidayah; I Nyoman Karma; Lalu Hamdian Affandi
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 2 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i2.506

Abstract

Pembelajaran daring merupakan model pembelajaran yang dilakukan di masa pandemi, karena dalam prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi yaitu lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan dalam rangka memenuhi layanan pendidikan selama masa pandemi Covid-19. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring guru dapat memanfaatkan beberapa aplikasi atau platform seperti zoom, whatsapp group dan lain sebagainya. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring, hambatan pada pelaksanaan pembelajaran daring serta solusi untuk mengatasi hamabatan pada pelaksanaan pembelajaran daring. Subjek dalam penelitian ini yaitu guru kelas IV dan guru kelas V, kepala sekolah serta peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring di kelas IV dan kelas IV termasuk dalam kategori baik dengan memperoleh persentase untuk kelas IV yaitu 77,27 dan untuk kelas V yaitu 79,54. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring dikelas IV dan kelas V sudah terlaksana dengan baik. Terdapat hambatan pada pelaksanaan pembelajaran daring yaitu handphone, koneksi internet, penyampaian materi pembelajaran dan peserta didik yang jarang/tidak mengumpulkan tugas. Adapun solusi untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu meminta peserta didik yang tidak memiliki handphone untuk ke sekolah mengambil materi pelajaran, guru membagi pembelajaran menjadi 2 shift yaitu pagi dan sore hari dengan menerapkan pembelajaran yang sama, guru memberikan perbaikan melalui pengulangan materi pembelajaran yang tidak dipahami oleh peserta didik dan guru juga akan lebih mengfokuskan fokus kepada peserta didik yang jarang/tidak mengumpulkan tugas.
Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 3 Gunungsari Tahun Ajaran 2021/2022 Novi Kurniawati; I Nyoman Karma; Nur Hasanah
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 2b (2022): Juni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i2b.524

Abstract

Motivasi belajar merupakan daya dorong utama umum pada siswa yang melahirkan latihan-latihan pembelajaran, yang menjamin kemajuan latihan-latihan pembelajaran dan memberikan bimbingan kepada latihan-latihan pembelajaran, sehingga tujuan yang diinginkan oleh mata pelajaran pembelajaran dapat tercapai. Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat kemajuan siswa dalam memperoleh topik yang dikomunikasikan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes terhadap berbagai topik. Terlebih lagi, Ilmu Sosial Sosial (IPS), adalah ilmu yang mempelajari berbagai disiplin ilmu sosiologi dan humaniora serta latihan dasar manusia yang digabungkan secara eksperimental untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam kepada siswa.Penelitian ini bertujuan untuk memutuskan hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN 3 Gunungsari tahun ajaran 2021/2022. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 SDN 3 Gunungsari yang terdiri dari 2 kelas dan objek hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar yang masing-masing memiliki 24 siswa, sehingga mutlak 84 siswa. Pengumpulan informasi motivasi belajar dengan menggunakan instrumen berupa angket, sedangkan pengumpulan hasil belajar menggunakan bahan ajar meliputi hasil belajar IPS kelas IV. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang sangat besar antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN 3 Gunungsari dengan hasil yang diperoleh rhitung > rTabel (0,540 > 0,284) dengan koefisien kepastian sebesar 29,16%. Sehingga cenderung beralasan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN 3 Gunungsari yang berada pada rentang nilai 0,40-0,599, dan memiliki hubungan yang sangat tinggi.
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 1 Beleka Tahun 2021/2022 Melya Mariskhantari; I Nyoman Karma; Khairun Nisa
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 2b (2022): Juni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i2b.613

Abstract

Pendidikan adalah usaha  agar manusia mengembangkan potensi  dirinya melalui proses belajar di sekolah. Perlu adanya variasi mengajar yang berbeda dalam proses pembelajaran agar siswa lebih aktif, antusias dan senang dalam belajar, seperti menggunakan model pembelajaran Problem based Learning. Problem Based Learning  adalah sebuah model pembelajaran kontekstual menggunakan masalah sebagai fokus utama pembelajaran. Model Problem Based Learning menjadi model pembelajaran yang mampu mengasah berpikir kritis siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Beleka tahun ajaran 2021/2022.  Metode penelitian ini dalah metode kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Design serta populasi penelitian ini ialah 81 siswa yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis, dan uji effect size. Sedangkan untuk teknik penyajian data histogram dan Tabel. Hasil identifikasi pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA kelas IV SDN 1 Beleka menunjukkan adanya pengaruh  model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA kelas IV  serta uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan rumus independent sample t test. Hasil analisis data menunjukkan df=79, di peroleh hasil t hitung =3,122 > t Tabel, maka hipotesis (Ha) yang diajukan diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA kelas IV SDN 1 Beleka tahun 2021/2022.