Dwi Jantarto
Dosen Pengajar Prodi S1 Hidrografi, STTAL

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Keselamatan Penyelaman Menggunakandata Kedalaman, Temperatur dan Jenis Dasar Laut (Studi Kasus di Perairan Teluk Ambon): Application of Geographic Information System for Diving Safety Using Depth, Temperature and Types of Seabed Data (Case Study in Ambon Bay Waters) Sigit Tatag Yuwono; Eddy Prahasta; Doddy Pramono; Dwi Jantarto
Jurnal Chart Datum Vol. 1 No. 2 (2015): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1190.443 KB) | DOI: 10.37875/chartdatum.v1i2.110

Abstract

-
Analisis Perbandingan Perhitungan Volume Pengerukan dengan Perhitungan Manual dan Program Surfer (Studi Kasus Pelabuhan Khusus Batubara PT. Indominco Mandiri Bontang): Comparative Analysis of Dredging Volume Calculation with Manual Calculation and Surfer Program (Case Study of PT. Indominco Mandiri Bontang Coal Special Port) Iskandar Zulkarnain; Eka Djunarsjah; Johar Setiyadi; Dwi Jantarto
Jurnal Chart Datum Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v2i1.68

Abstract

Salah satu bagian pemeliharaan kolam pelabuhan adalah mempertahankan kedalaman pada kolam pelabuhan. Usaha yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengerukan. Untuk mendukung pelaksanakan pengerukan tersebut, diperlukan perhitungan luas area dan volume yang akan dikeruk secara teliti. Salah satu metode perhitungan volume yang lebih teliti adalah dengan menggunakan metode 1/3 Simpson. Dalam penulisan ini dilaksanakan analisis perbandingan perhitungan volume pengerukan dengan metode 1/3 Simpson secara manual dan metode 1/3 Simpson dalam program Surfer. Dari perhitungan yang telah dilaksanakan dengan menggunakan data batimetri dari hasil Survei Hidro-Oseanografi dan Pemetaan di Pelabuhan Khusus Batubara PT. Indominco Mandiri Bontang Kalimantan Timur, didapat perbedaan hasil perhitungan volume antara perhitungan 1/3 Simpson secara manual dan 1/3 Simpson pada program Surfer yaitu sebesar 45.386,5326 m3 (6,91%).
Ekstraksi Kedalaman Laut Untuk Mendukung Daerah Latihan Pendaratan Pasukan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Pulau Damar Provinsi DKI Jakarta): Extraction of Sea Depths to Support Troop Landing Training Areas Using Remote Sensing Technology and Geographic Information Systems (Case Study of Damar Island, DKI Jakarta Province) Ricardo Sirait; Kuncoro Teguh Setiawan; Agus Iwan Santoso; Dwi Jantarto
Jurnal Chart Datum Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v3i2.119

Abstract

Dengan Kondisi Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Merupakan Negara kepulauan yang berbentuk republik. Masing-masing pulau mempunyai corak dan struktur yang berbeda-beda mulai dari bentuk pulau dan jenis tanah yang ada di pulau tersebut. Oleh karena itu perencanaan dan penentuan suatu operasi amfibi membutuhkan informasi yang benar terhadap kondisi permukaan dan hidrografi pantai, dengan adanya teknologi penginderaan jauh untuk menentukan suatu medan pendaratan amfibi dapat dilakukan dengan citra satelit SPOT-6 Walaupun terdiri dari kepulauan, Pertahanan suatu Negara tentu tidak dapat diukur dari seberapa besar alokasi anggaran ideal untuk bidang pertahanan, namun dalam arti tersebut bagaimana meningkatkan sumber daya manusia berkualitas tinggi dan semakin kompetitif dari segi pemikiran dan penguasaan teknologi. Dalam Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi informasi kedalaman laut dengan menggunakan citra satelit SPOT-6 dimana area tersebut untuk menentukan daerah pendaratan amfibi dipulau damar kepulauan seribu DKI. Jakarta. Serta harus mengetahui parameter-parameter untuk penentuan daerah pendaratan amfibi yang dapat di ekstraksi untuk mendapatkan nilai kedalaman dan tingkat akurasi dengan menggunakan metode Van Hengel dan Spitzer penginderaan jauh SPOT-6 dengan resolusi tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan 4 band yang terdiri dari band 1,2,3,4 citra satelit SPOT-6 dipulau damar kepulauan seribu dapat memberikan informasi kedalaman laut dari 0 meter sampai dengan 20 meter. Adapun pemetaan batimetri menghasilkan nilai akurasi dengan interval 0 meter-5 meter tingkat ketelitian 0,9103 meter, sedangkan kedalaman 5 meter-10 meter tingkat ketelitian 1,2549 meter, dan kedalaman 10 meter-15 meter tingkat ketelitian 4,3241 meter. Informasi peta pendaratan dari hasil pengolahan adalah pada area yang dibatasi dengan titik kordinat A. 106° 84' 64.3" E - 05° 96' 17.3" S dan B. 106° 84' 52.4" E - 05° 95' 96.67" S dan C. 106° 84' 61.1" E - 05° 95' 96.67" S dan D.106° 84' 71.5" E - 05° 96' 06.86" S.
Tinjauan Model Kadaster Kelautan dalam Perspektif Pertahanan dan Keamanan Laut (Studi Kasus Selat Madura) : Overview of the Marine Cadastre Model in the Perspective of Maritime Defense and Security (Madura Strait Case Study) Muhammad Qodar; Eka Djunarsjah; Johar Setiyadi; Dwi Jantarto
Jurnal Chart Datum Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v4i1.124

Abstract

Selat Madura memiliki potensi sumber daya laut saat ini dipandang sebagai peluang Indonesia sebagai negara berkembangdalam membangun keunggulan di wilayah pesisir dan kelautan. Maka perlu dibangun pola penyelenggaraan kadaster kelautan dalam konsep Indonesia sebagai negara kepulauan. Pola penyelenggaraan kadaster kelautan di Indonesia dibangun melalui kajian definisi-definisi kadaster kelautan serta membangun definisi kadaster kelautan untuk Indonesia sebagai negara kepulauan kemudian mengimplementasikan definisi kadaster kelautan ke dalam wilayah studi penelitian yaitu penyelenggaraan kadaster kelautan perspektif pertahanan dan keamanan laut di Indonesia. Implementasi definisi kadaster kelautan dapat digunakan sebagai perumusan penyelesaian permasalahan/konflik dalam pengelolaan sumber daya kelautan yang terjadi di Selat Madura Provinsi Jawa Timur; Model penyelenggaraan kadaster kelautan meliputi (tahap perencanaan, tahap pemanfaatan dan tahap pengawasan) menjadikan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan bersistem dan terpadu yang digunakan sebagai dasar acuandalam perumusan kebijakan untuk mewujudkan penyelenggaraan kadaster kelautan di Selat Madura.