Johar Setiyadi
Dosen Pengajar Prodi D-III Hidro-Oseanografi, STTAL

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pembangunan Model Informasi Pelabuhan Indonesia dengan Sistem Informasi Geografis (GIS) (Studi Kasus Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta): Development of Indonesian Port Information Model with Geographic Information System (GIS) (Case Study of Jakarta Tanjung Priok Port) Marman Setiyo; Eddy Prahasta; Kamija Kamija; Johar Setiyadi
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v2i1.37

Abstract

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas perpindahan intra dan antar moda transportasi. Informasi pelabuhan dibutuhkan oleh para pengguna laut, memuat letak pelabuhan, keadaan hidrografi, morfologi daerah, keadaan iklim, identifikasi pelabuhan, area lego jangkar, daerah karantina, sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP), stasiun radio pantai, bahaya navigasi, fasilitas pelabuhan, kepanduan, fasilitas umum, fasilitas pendukung, pelayanan umum, keagenan kapal, pejabat pelabuhan dan perhubungan. Sebagai wajah negara maritim pelabuhan harus menjadi prioritas, termasuk masalah teknologi informasinya. Model informasi pelabuhan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) dibangun dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.2, meliputi langkah penyiapan peta dasar dengan digitasi peta laut setempat. Pengisian detail area, dengan referensi dari Peta Laut No. 85, Peta Laut No. 86, Buku Informasi Pelabuhan, Buku Daftar Suar Indonesia, serta Publikasi dari Pelabuhan Tanjungpriok. Detail area dan objek selanjutnya diberikan atribut identifikasi objek, penambahan atribut khas (unique), penambahan atribut kapasitas, selanjutnya disusun dalam bentuk geodatabase. Hasil model informasi pelabuhan berbasis SIG dalam bentuk geodatabase ini, memuat informasi mengenai letak pelabuhan, identifikasi pelabuhan, area pelabuhan, area lego jangkar, daerah karantina, SBNP, fasilitas umum, fasilitas pendukung, pelayanan umum, dan keagenan kapal. Model informasi pelabuhan dalam format geodatabase ini cocok digunakan bagi kantor hidrografi dan otoritas pengelola pelabuhan. Pemanfaatan langsung bagi para pelaut dalam bentuk terapan di kapal, masih memerlukan langkah pekerjaan selanjutnya dengan mengadopsi geodatabase tersebut kedalam peta navigasi elektronik (electronic navigational chart/ENC).
Penentuan Kedalaman Menggunakan Metode Rtk Tides (Studi Kasus Perairan Ancol Teluk Jakarta): Determination of Depth Using the Rtk Tides Method (Case Study of Ancol Waters in Jakarta Bay) Sunaryo Sunaryo; Sudarman Sudarman; Ahmad Lufti Ibrahim; Johar Setiyadi
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v2i1.41

Abstract

Batimetri adalah pengambilan data kedalaman di bawah air yang menunjukkan nilai ukuran kedalaman atau topografi 3-Dimensi dari dasar perairan. Sekarang ini tuntutan untuk mendapatkan peta batimetri secara real- time belum dapat diwujudkan. Berdasarkan International hydrographic Organization (IHO) pengamatan pasang surut harus dilakukan selama minimal 29 piantan (±30 hari) untuk mendapatkan koreksi pasut, guna mereduksi data kedalaman hasil survei batimetri. Untuk itu dengan metode RTK Tides, survei batimetri real-time diharapkan dapat memberikan metode alternatif di dalam melaksanaan kegiatan survei batimetri, dengan tuntutan hasil yang efisien dan sesuai standar IHO. Dengan mengganti komponen koreksi pasut ini dengan parameter undulasi geoid, selisih nilai tinggi Mean Sea Level (MSL)/Geoid ke chart datum dan mengukur tinggi antena GPS di kapal terhadap permukaan air laut, survei batimetri real-time bisa diwujudkan.
Prototipe Alat Ukur Pasang Surut Menggunakan Microcontroller Arduino dengan Sensor Ultra Sonic : Prototype of Tidal Measurement Tool Using Arduino Microcontroller with Ultra Sonic Sensor Sunardi Sunardi; Nanang Hadi P; Adhi Kusuma N; Johar Setiyadi
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 2 (2016): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v2i2.45

Abstract

Terdapat 2 (dua) tipe peralatan pengukur pasang surut air laut yaitu manual dan otomatis. Pengukuran pasang surut sendiri dalam pelaksanaan survei Hido-Oseanografi yang dilaksanakan Pushidrosal bertujuan sebagai koreksi data kedalaman. Prototipe alat pengukur pasut ini menggunakan sensor ultra sonic dengan basis microcontroller arduino. Perancangan alat dilakukan dengan sistem kerja terintegrasi secara menyeluruh terdiri dari rangkaian master dan slave (sensor). Data yang dihasilkan alat berupa tanggal, waktu dan tinggi air dalam satuan cm (sentimeter). Pada saat pengujian, alat memiliki nilai rata-rata error sebesar 1.3% pada jarak 1m, 9.44% pada jarak 2m, 0.71% pada jarak 3m dan 4.81% pada jarak 4m. Pengambilan sampel data pasang surut dilaksanakan selama 3 (tiga) hari mulai tanggal 31 Oktober sampai dengan 03 November 2016 dengan rambu ukur sebagai pembanding, data disajikan dalam bentuk grafik pasang surut.
Pengolahan Data Bathymetry Dan Side Scan Sonar System Edgetech 6205 Untuk Pemetaan Kondisi Permukaan Dasar Laut (Studi Kasus Perairan Tanjungkubu, Kepulauan Riau): Bathymetry Data Processing And Side Scan Sonar System Edgetech 6205 For Mapping Seabed Surface Conditions (Case Study of Tanjungkubu Waters, Riau Islands) Darminto Darminto; Dikdik S. Mulyadi; Agung Prasetyo; Johar Setiyadi
Jurnal Hidropilar Vol. 3 No. 1 (2017): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v3i1.52

Abstract

Pemetaan kondisi permukaan dasar laut di daerah-daerah kritis seperti alur masuk pelabuhan, tempat berlabuh kapal-kapal, jalur pipa serta kabel bawah laut sering digunakan perpaduan beberapa alat survei yang berbeda seperti kombinasi penggunaan alat survei batimetri dan Side Scan Sonar (SSS) secara terpisah maupun dalam satu sounding boat. Dengan kemajuan teknologi peralatan survei batimetri, kini telah hadir peralatan survei Edgetech 6205 yang dapat menghasilkan output dua data dalam proses akuisisinya yaitu data Multibeam Echosounder (MBES) dan SSS. Proses akuisisinya telah dilaksanakan oleh tim survei PT. Pageo Utama di Perairan Tanjungkubu, Kepulauan Riau. Tulisan ini membahas pengolahan data MBES dan SSS Edgetech 6205. Hasil pengolahan data MBES diperoleh data angka kedalaman, image seabed surface (*.tiff) dan objek dasar laut yang belum diketahui secara pasti. Sedangkan hasil pengolahan data SSS diperoleh citra (foto) fitur dasar laut (*.tiff) . Sapuan data MBES dan sapuan data SSS sangat representatif sehingga objek temuan hasil pengolahan data MBES dapat diverifikasi dan didigitasi untuk mendapatkan data posisi dari fitur dasar laut yang dianggap benar. Dari dua data tersebut diperoleh informasi yang cukup akurat tentang kondisi permukaan dasar laut yang berupa fitur dasar laut, angka kedalaman dan kontur.
Perbandingan Konstanta Harmonik Antara Suhu Permukaan Laut Dan Pasang Surut di Perairan Tanimbar: Comparison of Harmonic Constants Between Sea Surface Temperature and Tides in Tanimbar Waters Koswara Koswara; Sahat Monang S; Johar Setiyadi; Widodo S. Pranowo
Jurnal Hidropilar Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v3i2.80

Abstract

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah komparasi (perbandingan) dengan tujuan untuk mendapatkan karakteristik berdasarkan analisis konstanta harmonik dan mawar arahnya, serta untuk mengetahui tipe pasutnya. Sehingga dapat dicari kemungkinannya apakah tipe pasut dari konstanta harmonik hasil pengolahan data Suhu Permukaan Laut tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk prediksi pasang surut ataukah tidak. Adapun data pasang surut diperoleh dari Stasiun Pasang Surut di Saumlaki milik Badan Informasi Geospasial. Proses pengolahan data Suhu Permukaan Laut dan Pasang Surut dilaksanakan dengan menggunakan perangkat lunak t_tide-v1.3beta sampai dengan mendapatkan 9 (sembilan) konstanta harmonik yang biasa dipakai dalam survei Pushidrosal, yang terdiri dari konstanta Harian Ganda (M2, S2, N2, K2), konstanta Harian Tunggal (K1,O1, P1) dan konstanta Perairan Dangkal (M4, MS4). Secara umum berdasarkan analisis harmonik, 9 konstanta harmonik diperoleh dari hasil pengolahan kedua data utama. Namun, untuk konstanta harmonik K2 dari data SPL adalah tidak signifikan, sedangkan konstanta harmonik M4 dari data pasang surut adalah yang tidak signifikan. Kedua konstanta harmonik tersebut tidaklah berpengaruh terhadap penentuan tipe pasut. Secara eksperimental, dengan asumsi nilai amplitudo konstanta harmonik adalah sebagai nilai indek tidak bersatuan, berdasarkan selisih indeks konstanta pasang surut dikurangi indeks elevasi suhu permukaan laut maka tipe pasang surut di Tanimbar adalah campuran condong ke harian ganda. Tipe tersebut sama dengan tipe pasut yang dihasilkan oleh konstanta harmonik berdasarkan data pasut.
Analisis Perbandingan Perhitungan Volume Pengerukan dengan Perhitungan Manual dan Program Surfer (Studi Kasus Pelabuhan Khusus Batubara PT. Indominco Mandiri Bontang): Comparative Analysis of Dredging Volume Calculation with Manual Calculation and Surfer Program (Case Study of PT. Indominco Mandiri Bontang Coal Special Port) Iskandar Zulkarnain; Eka Djunarsjah; Johar Setiyadi; Dwi Jantarto
Jurnal Chart Datum Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v2i1.68

Abstract

Salah satu bagian pemeliharaan kolam pelabuhan adalah mempertahankan kedalaman pada kolam pelabuhan. Usaha yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengerukan. Untuk mendukung pelaksanakan pengerukan tersebut, diperlukan perhitungan luas area dan volume yang akan dikeruk secara teliti. Salah satu metode perhitungan volume yang lebih teliti adalah dengan menggunakan metode 1/3 Simpson. Dalam penulisan ini dilaksanakan analisis perbandingan perhitungan volume pengerukan dengan metode 1/3 Simpson secara manual dan metode 1/3 Simpson dalam program Surfer. Dari perhitungan yang telah dilaksanakan dengan menggunakan data batimetri dari hasil Survei Hidro-Oseanografi dan Pemetaan di Pelabuhan Khusus Batubara PT. Indominco Mandiri Bontang Kalimantan Timur, didapat perbedaan hasil perhitungan volume antara perhitungan 1/3 Simpson secara manual dan 1/3 Simpson pada program Surfer yaitu sebesar 45.386,5326 m3 (6,91%).
Koreksi Hasil Pengukuran Kedalaman Akibat Gerakan Oleng dan Angguk Wahana Apung: Correction of the Result of Depth Measurement Due to the Swing and Angk of the Floating Ride Luddy Andreas D; Eka Djunarsjah; Johar Setiyadi; Nur Riyadi
Jurnal Chart Datum Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v2i1.76

Abstract

Wahana apung yang digunakan dalam kegiatan pengukuran kedalaman akan mengalami gerakan oleng dan angguk. Gerakan oleng dan angguk menyebabkan terjadinya kesalahan pada hasil pengukuran kedalaman. Untuk mendapatkan hasil pengukuran kedalaman yang benar, harus dilaksanakan koreksi terhadap hasil pengukuran kedalaman yang masih mengandung kesalahan-kesalahan akibat gerakan oleng dan angguk. Koreksi dapat dilakukan apabila sudut-sudut oleng dan angguk diketahui. Pada tugas akhir ini, akan dibuat sebuah alat yang dapat mengukur besar sudut oleng dan angguk yang terjadi pada wahana apung. Pada pelaksanaan ujicoba, diketahui bahwa alat yang telah dibuat mampu mengukur sudut oleng dan angguk maksimal sebesar 40º. Hasil pengukuran kedalaman yang mempunyai tingkat kepercayaan 95% seperti yang telah direkomendasikan dalam SP-44 IHO edisi 5 Tahun 2008 akan diperoleh apabila : terjadi gerakan oleng atau gerakan angguk saja, maka besar sudut oleng ≤15º atau besar sudut angguk ≤15º. bila gerakan oleng dan gerakan angguk terjadi bersamaan, maka sudut oleng ≤10º dan sudut angguk ≤15º atau sudut oleng ≤15º dan sudut angguk ≤10º.