Jeny Harianto
Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda Jakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT (KECERDASAN MENGHADAPI RINTANGAN ATAU KESULITAN) DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI INTRINSIK ORANG TUA DALAM PENDIRIAN PAUD YANG BERCIRIKAN BUDDHIS (STUDI KASUS DI DUKUH GUWO DESA BLINGOH, KEC. DONOROJO, KAB. JEPARA) Jo Priastana; Jeny Harianto; Sutrisno
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 2 No. 2 (2019): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v2i2.9

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient (kecerdasan menghadapi rintangan atau kesulitan) dengan peningkatan motivasi intrinsik orang tua dalam pendirian PAUD yang bercirikan Buddhis. Penelitian ini dilakukan di Vihara Giri Santi Loka, Dukuh Guwo, Desa Blingoh, Kecamatan Donorojo, Jepara. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-random sampling yang disebut dengan convenience sampling. Dari populasi sebanyak 30 orang, diambil sampel sebanyak 28 orang. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah angket. Sebelum disebarkan, angket sudah divalidasi dengan menggunakan uji reliabilitas Cronbach’S Alpa, dan content validity meminta pendapat ahli. Berdasarkan perhitungan formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS 15.0 for windows reliabilitas variabel X dan Y di atas 0,7 yang berarti reliabel. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 15.0 for windows diperoleh hasil nilai r sebsar 0,702 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara adversity quoteint dengan peningkatan motivasi orang tua dalam pendirian PAUD yang bercirikan Buddhis. Berdasarkan hasil tersebut, variabel X berkontrinusi terhadap Y sebesar 49,28%. Untuk t hitung sebesar 5,02 dan t tabel untuk 30 respoden dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,056, maka t hitung lebih besar dari t tabel, yang artinya ada hubungan yang significan antara adversity quotient dengan peningkatan motivasi intrinsik orang tua dalam pendirian PAUD yang bercirikan Buddhis. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan para pihak berupa langkah konkrit untuk mendirikan PAUD di Dukuh Guwo, Desa Blingoh, dan Kabupaten Jepara.
HUBUNGAN MOTIVASI BERORGANISASI PEMUDA BUDDHIS DENGAN AKTUALISASI NILAI NASIONALISME-RELIGIUS (STUDI KASUS DI KABUPATEN TEMANGGUNG, JAWA TENGAH) Jo Priastana; Jeny Harianto; Sutrisno
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 2 No. 2 (2019): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v2i2.13

Abstract

Pemuda adalah garda terdepan perubahan sosial dan politik masyarakat. Oleh karena itu, peran yang diemban pemuda sarat dengan nilai. Idealisme pada diri pemuda sering kali menjadi modal dasar dalam merespon keadaan lingkungan sosial dan alam di sekitarnya. Berdasarkan realita dan dinamika kehidupan beragama di Temanggung dan sekitarnya, maka pada 10 April 2016 sejumlah pemuda membentuk organisasi Pemuda Buddhis Temanggung-Kendal-Semarang. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan membina potensi pemuda Buddhis, memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam, dan berperan dalam membentuk tatanan masyarakat yang inklusif berdasarkan kearifan lokal. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya dorongan berorganisasi sebagai perwujudan nilai keagamaan Buddha ke dalam aksi sosial-kebangsaan. Kemudian, Pemuda Buddhis Temanggung-Kendal-Semarang mengadakan beragam kegiatan yang meliputi: penyelanggaraan ritual hari-hari keagamaan secara bersama-sama, kegiatan seni budaya, safari napak tilas, visitisasi pada tokoh sesepuh, leluhur, usaha budidaya jamur, kopi dan kafe-terminal kopi, sarasehan kebangsaan. Keadaan ini menarik untuk diteliti dengan melihat korelasi antara motivasi berorganisasi dengan aktualisasi nilai nasionalisme religius. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif strategi survei dan pengelolaan data menggunakan aplikasi perangkat pengolah statistik diperoleh hasil bahwa R= 0,805. Artinya, antara motivasi berorganisasi dengan nilai nasionalisme religius memiliki hubungan positif dengan taraf hubungan sangat kuat. Berdasarkan uji dua pihak diperoleh hasil bahwa motivasi berorganisasi berkontribusi terhadap aktualisasi nilai nasionalisme religius sebesar 64,8%, artinya sebesar 35,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji hipotesis dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa antara motivasi intrinsik dengan aktualisasi nilai nasionalisme religius diperoleh t hitung sebesar 3,961 > t tabel 1,671, sedangkan motivasi ekstrinsik dengan aktualisasi nilai nasionalisme religious diperoleh hasil t hitung sebesar 4,414 > t tabel 1,671. Hal itu menunjukkan bahwa hipotesis d alam penelitian ini terbukti.
Analisis Sistem Pembelajaran Boarding School Pada Jenjang Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha (Studi Kasus Di Stab Kertarajasa Malang Dan Stab Maha Prajna Jakarta) Agustina Sri Rahayu; Jeny Harianto; Sutrisno
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 3 No. 2 (2020): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v3i2.18

Abstract

This research aims to know and to analyze the boarding school learning system applied at STAB Maha Prajna Cilincing and STAB Kertarajasa Malang. This research uses qualitative research methods and the results of the study are delivered descriptively with purposive sampling taken to the STAB leaders, lecturers, boarding carers, dormitories and students. Based on the results of the analysis shows that STAB Kertarajasa approached the ideal in the applied boarding school system compared to STAB Maha Prajna because the boarding school participants at STAB Kertarajasa were all Samanera and Atthasilani and the boarding school learning system at STAB Kertarajasa was considered more ideal and almost referring to education in the past, namely education at Nalanda University.
Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Solidaritas Mekanik Umat Beragama (Studi Kasus Di Desa Karangsari, Kec. Cluwak, Kab. Pati, Jawa Tengah) Sutrisno Sutrisno; Jeny Harianto; Jo Priastana
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 3 No. 2 (2020): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v3i2.20

Abstract

Research on the relationship between spiritual intelligence and the mechanical solidarity of religious people (Case Study in Ngawen Village, Cluwak District, Pati Regency, Central Java) is important research for the development of religious life in Indonesia. That is because, the appreciation of religion is something that accompanies religious life, but at the same time religion also requires a strong bond of brotherhood. This study tries to look at the relationship between the individual and social dimensions of religious life. This study discusses the discussion of spiritual intelligence with the mechanical solidarity of Buddhists in Karangsari Village, Kec. Cluwak, Kab. Starch. Obtained from ex-post facto research because the facts or symptoms that were collected already existed before the respondent or symptoms appeared without the presence of consultation. The data in this study were obtained based on respondents' answers in the questionnaire research. Data collected includes ordinal data. This data refers to the resolution or classification of responses to instrument approval. This research proves that there is no difference between Spiritual Intelligence and Mechanical Solidarity. Based on data processing, the results of the relationship between the two variables are positive, but in the low category. The low relationship between Spiritual Intelligence and Mechanical Solidarity can be interpreted as Buddhist social piety, not fully relying on the internal values of Buddhism. However, awareness can be determined by values and norms that are given together. The facts that occur in the field can show a phenomenon that is getting stronger and closer, the social ties of society, the deeper the religious feelings and the feelings about the sacred things that accompany each manifestation are gathered