Eka Fadillah Bagenda
Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Lingkar Lengan Atas (Lila) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tallunglipu Tahun 2021 Eka Fadillah Bagenda; Irmayanti A. Oka; Sri Devi Syamsuddin
Maternal & Neonatal Health Journal Vol 3 No 2 (2022): Maternal & Neonatal Health Journal
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/mnhj.v3i2.835

Abstract

The gestation period starts from conception until the birth of the fetus, where the normal length of pregnancy is 280 days or 40 weeks or 9 months 7 days calculated from the first day of the last menstruation. Anemia is a decreased level of hemoglobin and the number of red blood cells below the normal value set for individuals. LILA measurement is a way to determine the risk of protein energy deficiency (PEM) in women of childbearing age (WUS). General Objectives It is known the relationship between upper arm circumference (LILA) and the incidence of anemia in pregnant women at the Tallunglipu Health Center in 2021.This research method uses a Cross Sectional Study approach. The sampling technique used was purposive sampling. The population in this study was 65 pregnant women. The samples in this study were pregnant women with anemia who came to the Tallunglipu Health Center for the period November - December 2021, as many as 30 people. Bivariate analysis was carried out on each dependent and independent variable using the Fisher's Exact Test. the results of the Fisher's Exact Test showed the value of P = 0.006 with a significant level of = 0.05. The results showed that there was a relationship between upper arm circumference (LILA) and the incidence of anemia in pregnant women. North Toraja needs to be more intensively carried out by health workers.
Hubungan Pendidikan dan Dukungan Suami dengan Keputusan Menjadi Akseptor KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Mungkajang Irmayanti A. Oka; Eka Fadillah Bagenda; Resky Resky
Maternal & Neonatal Health Journal Vol 4 No 1 (2023): Maternal & Neonatal Health Journal
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/mnhj.v4i1.948

Abstract

Salah satu kunci kesuksesan program KB adalah partisipasi individu baik istri maupun suami dalam pemakaian kontrasepsi. Pemilihan penggunaan alat kontrasepsi dalam rumah tangga memerlukan pertimbangan terkait memilih cara atau metode mana yang tepat dan baik untuk digunakan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pendidikan dan dukungan suami dengan keputusan menjadi akseptor KB pada pasangan usia subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Mungkajang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan studi kolerasi. Pendekatan waktu yang digunakan yaitu cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua PUS di wilayah kerja Puskesmas Mungkajang yang berjumlah 497 orang. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian dari PUS di wilayah kerja Puskesmas Mungkajang yang berjumlah 83 orang. Pada penelitian ini sampel diambil menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan Chi Square Test. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pendidikan dengan keputusan menjadi akseptor KB pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Mungkajang, nilai signifikan p = 0,000 < ? = 0,05. Ada hubungan dukungan suami dengan keputusan menjadi akseptor KB pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Mungkajang, nilai signifikan p = 0,000 < ? = 0,05.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN STUNTING BERBASIS KEARIFAN LOKAL DIKELURAHAN BOTING KOTA PALOPO Sugiyanto Sugiyanto; Eka Fadillah Bagenda; Sumarlan Sumarlan
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 7, No 2 (2023): December
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v7i2.1712

Abstract

Masalah stunting pada anak/balita tidak bisa dianggap sepele, karena dampak dari stunting dapat mempengaruhi masa depan generasi bangsa. Guna menanggulangi masalah stunting maka perlu suatu kerjasama lintas sektoral, salah satunya yaitu dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan masyarakat dalam mepertahankan hidup. Tujuan  dari  kegiatan  ini  adalah  untuk  meningkatkan  pengetahuan,  keterampilan  dan peran-serta masyarakat dalam menanggulangi masalah stunting. Metode pelaksanaan kegiatan ini dibagi mejadi tiga bagian berdasarkan jenis kegiatannya yaitu: penyuluhan atau edukasi kesehatan, pelatihan pembuatan makanan tambahan, dan pemebentukan kader peduli stunting. Adapun hasil dari kegiatan ini adalah; a) edukasi kesehatan berjalan denagn lancar, dihadiri oleh puluhan ibu-ibu dan terjadi peningkatan pengetahuan tentang stunting setelah diberikan penyuluhan, b) pelatihan pembuatan makanan tambahan bergizi berbahan dasar daun kelor yang merupakan tanaman lokal telah berjalan dengan baik, kegiatan ini menghasilkan beberapa produk makanan berbahan dasar daun kelor seperti bubur daun kelor dan pudding daun kelor, c) pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan membentuk kader atau satgas peduli stunting yang berjumlah 8 orang, pemilihan kader/satgas tersebut berdasarkan tudang sipulung bersama masyarakat, pemerintah setempat dan pihak Puskesmas.  Abstract. The problem of stunting in children/toddlers cannot be considered trivial, because the impact of stunting can affect the future of the nation's generations. In order to overcome the problem of stunting, cross-sectoral cooperation is needed, one of which is community empowerment activities. Community empowerment activities are efforts made to improve the quality of life and the community's ability to survive. The aim of this activity is to increase knowledge, skills and community participation in overcoming the problem of stunting. The method for implementing this activity is divided into three parts based on the type of activity, namely: health counseling or education, training in making additional food, and forming stunting care cadres. The results of this activity are; a) health education went smoothly, attended by dozens of mothers and there was an increase in knowledge about stunting after being given counseling, b) training in making additional nutritious food made from Moringa leaves which is a local plant has gone well, this activity produced several food products made from Moringa leaves such as Moringa leaf porridge and Moringa leaf pudding, c) community empowerment is carried out by forming a stunting care cadre or task force totaling 8 people, the selection of these cadres/task forces is based on tudang sipulung together with the community, local government and the Community Health Center.