Pada masa pandemi membuat anak semakin aktif dalam menggunakan gadget dan sosial media untuk pembelajaran daring ataupun mengisi kebosanan sehingga anak dapat memiliki perilaku cyberbullying. Cyberbullying merupakan penyerangan terhadap seseorang secara online berupa hinaan, pengucilan hingga pencemaran nama baik di sosial media. Penyebabnya diawali dengan mencoba-coba hingga terbiasa karena kurangnya pengawasan orang tua. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola asuh orang tua dengan perilaku cyberbullying pada anak sekolah selama SFH pada masa pandemi covid-19 di SDN Banyuates 1 Kabupaten Sampang. Metode : Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan populasi sebanyak 115 responden. Teknik sampel menggunakan cluster sampling sehingga didapatkan responden sebanyak 92 responden. Pola asuh orang tua diukur dengan Parenting Styles and Dimensions Questionnaire (PSDQ) dan kejadian cyberbullying diukur dengan kuisioner cyberbullying yang diadaptasi dari teori Willard (2007) dengan uji analisa fisher’s exact test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis (39,1%) dan sebagian besar anak memiliki perilaku cybebullying kategori sedang (54,3%). Uji analisis menunjukkan bahwa nilai nilai ρ = 0,000 (ρ<α=0,05) dengan r = 20,772 yaitu adanya hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku cyberbullying pada anak selama SFH pada masa pandemi covid-19 di SDN Banyuates 1 Kabupaten Sampang. Kesimpulan: Implikasi dari hasil penelitian diharapkan orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis agar dapat meminimalisir tingkat perilaku cyberbullying pada anak serta perlunya pemberian jadwal pemakaian gadget dan pengawasan secara langsung saat anak menggunakan gadget dan sosial media agar anak tetap berperilaku baik.