Hermawan Judawisastra, Hermawan
Program Studi Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung, Ganesa 10 Bandung 40132

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBUATAN SERAT NANO KITOSAN TANPA BEADS MELALUI PENAMBAHAN PVA DAN HDA Judawisastra, Hermawan; Winiati, Wiwin; Ramadhianti, Prisa Annisa
Arena Tekstil Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Arena Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1297.821 KB)

Abstract

Serat nano kitosan telah berhasil dibuat melalui penambahan polyvinyl alcohol (PVA), denganpermasalahan pada kadar kitosan diatas 50% berat dengan derajat deasetilasi kitosan di bawah 70%, pembentukanbutiran (beads) masih terjadi sepanjang serat nano kitosan/PVA. Penelitian ini dilakukan untuk membuat serat nanotanpa beads yang berbahan dasar kitosan dengan derajat deasetilasi lebih kecil dari 70%. Pembuatan serat nanokitosan dilakukan melalui penambahan polimer PVA dan surfaktan kationik Hexadecylamine (HDA). Sintesiskitosan dilakukan melalui deasetilasi kitin dari kulit udang windu selama 4 jam. Kajian literatur yang mendalampada pembuatan serat nano kitosan/PVA dilakukan dengan analisis mengenai hubungan antara derajat deasetilasikitosan dengan jumlah PVA yang diperlukan untuk membuat serat nano tanpa beads. Larutan dengan variasi rasiokitosan/PVA/HDA dibuat dan diproses menjadi serat nano kitosan/PVA/HDA melalui proses electrospinning.Karakterisasi serat nano dilakukan untuk menentukan morfologi dan diameter serat nano dengan menggunakanScanning Electron Microscope (SEM). Suatu persamaan untuk menentukan kadar PVA yang diperlukan dalammembuat serat nano kitosan/PVA tanpa beads telah diperoleh. Namun, penambahan PVA saja tidak akan efektifdalam mengurangi jumlah beads pada serat nano kitosan. Penambahan HDA pada larutan kitosan/PVA efektifmenghilangkan beads serat nano berbahan dasar kitosan (kadar kitosan 60% berat) dengan derajat deasetilasi 65%.Serat nano kitosan tanpa beads dengan derajat deasetilasi 65% dapat dibuat melalui proses electrospinning denganpenambahan PVA sebesar 40% berat larutan dan penambahan HDA 1x10-6 mol/L.
KOMPOSIT SUNVISOR TAHAN API DARI BAHAN BAKU SERAT NENAS Eriningsih, Rifaida; Mutia, Theresia; Judawisastra, Hermawan
Jurnal Riset Industri Vol 5, No 3 (2011): Peningkatan Nilai Tambah dan Produktivitas Industri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8126.128 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan pemanfaatan serat nenas sebagai bahan baku alternatif untuk pembuatan komposit otomotif sunvisor tahan api untuk kendaraan/mobil. Bahan penguat komposit dalam percobaan ini berupa bentuk potongan serat nenas degummed sistem acak, Sebagai pengikat untuk membentuk komposit dipilih matriks resin epoksi dan poliuretan. Proses dilakukan dengan sistem hot press moulding dengan tekanan 40 kg/cm2 dan suhu 130°C.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa proses degumming pada serat nenas mempengaruhi struktur morfologi serat,  sehingga    derajat  kekristalan  serat menjadi  lebih tinggi.  Untuk  pembuatan  komposit    dengan  serat degummed berpengaruh terhadap peningkatan sifat fisika yang dibuktikan dari hasil uji SEM.    Zat aditif untuk mendapatkan sifat tahan api digunakan ZnCI2, KSCN, Na2Si03 dan MgCI2. Dari hasil percobaan diperoleh sifat tahan api relatif baik dengan proses impregnasi zat aditif, sedangkan dengan cara pelarutan bersama resin pengikat menghasilkan komposit yang tidak tahan api (terbakar).Dari hasil pengujian komposit sunvisor serat nenas baik dengan resin epoksi maupun poliuretan, disarankan menggunakan Na2Si03 untuk mendapatkan sifat tahan api. Kondisi optimum pembuatan komposit tersebut baik dengan resin epoksi maupun poliuretan meliputi uji tebal, densitas, moisture content, absorpsi air, perubahan ukuran pada kondisi normal dan setelah pemanasan, ketahanan bending dan modulus elastisitas (pada kondisi normal, kondisi suhu 110°C selama 5 menit dan  kondisi suhu 50°C selama 48 jam), tahan api  serta smell (bau), memenuhi persyaratan sesuai standar perusahaan otomotif, Rev7,"  Fiberboardfor Moulding Trim".Kontinyuitas  serat  nanas diharapkan  berjalan baik  dengan  harga  serat  dapat ditekan,  melalui  pengelolaan perkebunan sistem penanaman bergilir dan melakukan budi daya samping misalnya pembuatan kompos klorofil atau pakan ternak.Kata kunci  : Serat nenas, produk otomotif, sunvisor, polimer resin, tahan api.
KOMPOSIT SUNVISOR TAHAN API DARI BAHAN BAKU SERAT NENAS Eriningsih, Rifaida; Mutia, Theresia; Judawisastra, Hermawan
Jurnal Riset Industri Vol 5, No 3 (2011): Peningkatan Nilai Tambah dan Produktivitas Industri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8126.128 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan pemanfaatan serat nenas sebagai bahan baku alternatif untuk pembuatan komposit otomotif sunvisor tahan api untuk kendaraan/mobil. Bahan penguat komposit dalam percobaan ini berupa bentuk potongan serat nenas degummed sistem acak, Sebagai pengikat untuk membentuk komposit dipilih matriks resin epoksi dan poliuretan. Proses dilakukan dengan sistem hot press moulding dengan tekanan 40 kg/cm2 dan suhu 130°C.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa proses degumming pada serat nenas mempengaruhi struktur morfologi serat,  sehingga    derajat  kekristalan  serat menjadi  lebih tinggi.  Untuk  pembuatan  komposit    dengan  serat degummed berpengaruh terhadap peningkatan sifat fisika yang dibuktikan dari hasil uji SEM.    Zat aditif untuk mendapatkan sifat tahan api digunakan ZnCI2, KSCN, Na2Si03 dan MgCI2. Dari hasil percobaan diperoleh sifat tahan api relatif baik dengan proses impregnasi zat aditif, sedangkan dengan cara pelarutan bersama resin pengikat menghasilkan komposit yang tidak tahan api (terbakar).Dari hasil pengujian komposit sunvisor serat nenas baik dengan resin epoksi maupun poliuretan, disarankan menggunakan Na2Si03 untuk mendapatkan sifat tahan api. Kondisi optimum pembuatan komposit tersebut baik dengan resin epoksi maupun poliuretan meliputi uji tebal, densitas, moisture content, absorpsi air, perubahan ukuran pada kondisi normal dan setelah pemanasan, ketahanan bending dan modulus elastisitas (pada kondisi normal, kondisi suhu 110°C selama 5 menit dan  kondisi suhu 50°C selama 48 jam), tahan api  serta smell (bau), memenuhi persyaratan sesuai standar perusahaan otomotif, Rev7,"  Fiberboardfor Moulding Trim".Kontinyuitas  serat  nanas diharapkan  berjalan baik  dengan  harga  serat  dapat ditekan,  melalui  pengelolaan perkebunan sistem penanaman bergilir dan melakukan budi daya samping misalnya pembuatan kompos klorofil atau pakan ternak.Kata kunci  : Serat nenas, produk otomotif, sunvisor, polimer resin, tahan api.
Kajian Penentuan Modulus Elastisitas Baja dan Aluminium dengan Metoda Ultrasonic Pitch & Catch Priambodo, Toni Agung; Judawisastra, Hermawan; Wirawan, Riza
Mesin Vol 30 No 2 (2025)
Publisher : Faculty of Mechanical and Aerospace Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/MESIN.2025.30.2.4

Abstract

Modulus elastisitas adalah salah satu sifat material yang menyatakan nilai kekakuan dari material tersebut. Modulus elastisitas menunjukkan kemampuan material untuk menahan deformasi elastis saat diberi tegangan, yang mencerminkan hubungan antara tegangan dan regangan dalam batas elastisitas material tersebut. Metoda paling umum untuk menentukan nilai modulus elastisitas adalah dengan uji tarik tetapi masih mempunyai kekurangan harus merusak benda uji. Metoda uji tidak rusak yang dapat digunakan untuk menentukan nilai modulus elastisitas salah satunya adalah dengan menggunakan uji ultrasonik. Penentuan nilai modulus elastisitas dengan metoda ultrasonik pada material logam sudah dilakukan sebelumnya namun belum dapat menentukan nilai modulus elastisitas pada material pipa atau pada material dengan permukaan yang luas. Penelitian ini bertujuan mengkaji penentuan nilai modulus elastisitas pada material baja dan aluminium dengan metoda ultrasonik pitch & catch dengan variasi formula, variasi frekuensi probe dan variasi tebal benda uji. Validasi hasil uji dilakukan dengan membandingkan modulus elastisitas hasil metoda ultrasonik pitch & catch dengan modulus elastisitas dari referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi frekuensi probe, jarak antar probe dan tebal benda uji diatas 5mm menghasilkan nilai modulus elastisitas yang sesuai dengan referensi. Tebal benda uji dibawah 5mm menjadi batasan dari metoda ultrasonik pitch & catch dalam menentukan nilai modulus elastisitas karena data kecepatan gelombang longitudinal tidak akurat pada material yang tipis.