Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Karet

SINTESIS ASAM DIMER DARI MINYAK BUNGA MATAHARI DENGAN REAKSI DIELS-ALDER UNTUK MENGHASILKAN BAHAN BAKU SELF-HEALING RUBBER Purbaya, Mili; Nor, Hussin Moh; Suwardin, Didin
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 33, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v33i1.174

Abstract

Sintesis asam dimer yang bersumber dari minyak bunga matahari telah dilakukan dengan menggunakan reaksi Diels-Alder. Reaksi ini dilakukan dengan mereaksikan asam  linoleat yang terkandung di dalam minyak bunga matahari dengan asam akrilat. Hasil reaksi diharapkan dapat digunakan untuk sintesis self healing rubber. Karet ini memiliki kemampuan untuk dapat tersambung kembali setelah diputuskan menjadi beberapa bagian. Reaksi Diels-Alder dikonfirmasi dengan melakukan analisis nuclear magnetic resonance (NMR) dan infra merah spektroskopi. Hasil reaksi menunjukkan bahwa ikatan rangkap karbon di dalam asam linoleat bereaksi dengan asam akrilat untuk menghasilkan asam dimer. Reaksi ini dikonfirmasi dengan munculnya sebuah puncak infra merah yang cukup luas pada kisaran 3600 – 2300 cm-1.  Puncak ini mewakili ikatan hidrogen yang terbentuk dalam asam dimer. Hasil analisis karbon NMR juga menunjukkan pembentukan asam dimer pada puncak 173,2 ppm. Puncak NMR ini mewakili karbon yang berada di dalam gugus fungsional asam karboksilat (- COOH). Diterima : 24 Desember 2014; Direvisi : 15 Februari 2015; Disetujui : 10 April 2015 How to Cite : Purbaya, M., Nor, H., & Suwardin, D. (2015). Sintesis asam dimer dari minyak bunga matahari dengan reaksi diels-alder untuk menghasilkan bahan baku self-healing rubber. Jurnal Penelitian Karet, 33(1), 83-90. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/174
SIMULASI PENETAPAN KARAKTERISTIK PENGERINGAN SEMPROT LATEKS BERDASARKAN TEKNIK KOMPUTASI DINAMIKA FLUIDA Vachlepi, Afrizal; Suwardin, Didin; Abidin, A. Zainal
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 31, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v31i1.131

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik proses pengeringan lateks karet alam dengan alat pengering semprot menggunakan pendekatan teknik komputasi dinamika fluida (computational fluid dynamic/CFD). Kegiatan penelitian ini meliputi penentuan model CFD untuk menggambarkan sistem pengeringan semprot, penentuan kondisi batas simulasi, penentuan parameter operasi, dan simulasi pengeringan. Variasi perlakuan berupa kadar air lateks terdiri atas 65%, 70%, 75%, dan 80%. Sedangkan suhu udara pengering terdiri atas 140°C, 150°C, 160°C, 170°C, dan 180°C. Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar air lateks dan suhu udara pengering berpengaruh terhadap proses pengeringan kaitannya dengan kecepatan udara-partikel, waktu pengeringan, diameter partikel, kadar air produk, dan perubahan suhu udara-partikel. Simulasi CFD memprediksi diameter partikel produk akhir sekitar 130-135 micrometer dengan kadar air sekitar 0,32-0,58%. Suhu produk akhir yang keluar dari ruang pengering sekitar 37-54 °C. Diterima : 1 November 2012; Disetujui : 7 April 2013 How to Cite : Vachlepi, A., Suwardin, D., & Abidin, A. Z. (2013). Simulasi penetapan karakteristik pengeringan semprot lateks berdasarkan teknik komputasi dinamika fluida. Jurnal Penelitian Karet, 31(1), 30-44. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/131
PENGAWETAN KAYU KARET MENGGUNAKAN BAHAN ORGANIK DENGAN TEKNIK PERENDAMAN PANAS Vachlepi, Afrizal; Suwardin, Didin; Hanifarianty, Sherly
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 33, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v33i1.171

Abstract

Kebutuhan kayu terus mengalami peningkatan. Sementara itu, ketersediaan kayu hutan semakin berkurang dan terbatas. Kayu karet dapat menjadi salah satu alternatif pengganti kayu alam. Untuk meningkatkan ketahanan kayu karet dari organisme perusak kayu seperti serangga dan jamur, perlu dilakukan pencegahan dan pengawetan. Penggunaan pengawet kimia diduga mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu perlu alternatif pengawet organik yang lebih ramah lingkungan. Aplikasi bahan pengawet pada kayu karet alam dapat menggunakan teknik perendaman panas. Faktor perlakuan terdiri atas jenis bahan pengawet dan lama perendaman. Bahan pengawet yang digunakan berupa asap cair 5%, ekstrak kunyit 5%, formalin 5% dan boraks 5%. Sedangkan waktu perendaman kayu karet terdiri dari 0 (kontrol), 1, 3, dan 5 jam. Parameter yang diamati yaitu retensi bahan pengawet, penyusutan berat, warna dan derajat proteksi terhadap kerusakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan asap cair sebagai bahan pengawet kayu karet lebih baik dibandingkan ekstrak kunyit. Retensi dan derajat proteksi asap cair sebagai bahan pengawet tidak berbeda dibandingkan dengan bahan pengawet kimia, boraks dan formalin. Penggunaan asap cair hanya akan mempengaruhi warna kayu karet menjadi cokelat muda setelah perendaman. Warna ini akan berubah selama proses penyimpanan menjadi cokelat sangat pucat. Aplikasi terbaik bahan pengawet asap cair adalah perendaman selama 1 jam. Diterima : 12 Maret 2015; Direvisi : 28 April 2015; Disetujui : 7 Mei 2015  How to Cite : Vachlepi, A., Suwardin, D., & Hanifarianty, S. (2015). Pengawetan kayu karet menggunakan bahan organik dengan teknik perendaman panas. Jurnal Penelitian Karet, 33(1), 57-64. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/171 
KARAKTERISASI KONDISI PENGGUMPALAN DAN MUTU KARET YANG DIGUMPALKAN DENGAN KOAGULAN DEORUB FORMULA BARU Vachlepi, Afrizal; Suwardin, Didin; Purbaya, Mili
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 33, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v33i2.182

Abstract

Penggunaan koagulan menentukan kondisi penggumpalan dan mutu karet yang akan dihasilkan. Koagulan anjuran, asam format dan asap cair murni, masih belum digunakan secara luas oleh petani karet. Asam format menghasilkan bokar berbau busuk, berbahaya bagi manusia dan lingkungan serta harganya mahal. Sedangkan asap cair murni memerlukan konsentrasi dan dosis yang lebih banyak sehingga kurang ekonomis. Sekarang ini sudah dikembangkan koagulan Deorub formula baru yang memiliki kelebihan dibandingkan kedua koagulan anjuran tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik kondisi penggumpalan dan mutu karet yang digumpalkan dengan koagulan Deorub formula baru. Parameter yang diamati terdiri atas kondisi penggumpalan, kadar karet kering koagulum, karakteristik karet mentah, mutu teknis, karateristik vulkanisasi, dan sifat fisik vulkanisat karet yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu, pH penggumpalan, mutu teknis, modulus torsi, dan sifat fisik vulkanisat karet yang digumpalkan dengan koagulan Deorub formula baru tidak berbeda dibandingkan asam format dan lebih baik dari Deorub K. Koagulum yang digumpalkan dengan Deorub formula baru ini mempunyai warna coklat muda dan bau asap ringan dengan kadar karet kering lebih tinggi. Mutu teknis karet dari kedua koagulan juga tidak berbeda nyata. Diterima : 15 April 2015; Direvisi : 30 Juni 2015; Disetujui : 3 Agustus 2015  How to Cite : Vachlepi, A., Suwardin, D., & Purbaya, M. (2015). Karakterisasi kondisi penggumpalan dan mutu karet yang digumpalkan dengan koagulan deorub formula baru. Jurnal Penelitian Karet, 33(2), 175-182. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/182
PENGGUNAAN GARAM AMMONIUM DALAM PRODUKSI KARET VISKOSITAS RENDAH DARI LATEKS Vachlepi, Afrizal; Suwardin, Didin
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 33, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v33i2.184

Abstract

Ekspor karet alam Indonesia masih didominasi SIR 20 yang digunakan sebagai bahan baku produksi ban. Untuk mengurangi konsumsi energi, sebagian pabrik ban sudah mulai mensubstitusi karet SIR 20 dengan jenis mutu yang lebih sesuai berupa karet viskositas mantap dan viskositas rendah. Kedua jenis karet alam ini mampu mengurangi konsumsi energi. Penambahan aditif diperlukan untuk memproduksi karet viskositas rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mencari aditif terbaik dari kelompok senyawa garam ammonium yang dapat digunakan dalam pembuatan karet alam viskositas rendah sesuai dengan persyaratan mutu ekspor. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor perlakuan, yaitu jenis bahan aditif terdiri dari ammonium sulfat, ammonium klorida, ammonium dihidrogen fosfat dan ammonium nitrat  serta HNS sebagai kontrol dengan dosis 0,15% berat per berat (b/b) karet kering dan tanpa aditif (blanko). Parameter yang diamati terdiri atas kondisi penggumpalan (pH dan waktu penggumpalan), Po, PRI, ASHT, viskositas Mooney, SVI, kadar abu dan kadar gel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dua jenis senyawa garam ammonium yang dapat digunakan sebagai aditif untuk menghasilkan karet viskositas rendah yaitu ammonium sulfat dan ammonium dihidrogen fosfat. Mutu kedua karet tersebut memenuhi persyaratan sebagai karet viskositas rendah sesuai dengan SNI No. 1903-2011 tentang SIR. Diterima : 28 Juli 2015; Direvisi : 31 Agustus 2015; Disetujui : 27 September 2015  How to Cite : Vachlepi, A., & Suwardin, D. (2015). Penggunaan garam ammonium dalam produksi karet viskositas rendah dari lateks. Jurnal Penelitian Karet, 33(2), 193-202. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/184
PENGUJIAN KUALITATIF TERHADAP JENIS KOAGULAN DALAM BAHAN OLAH KARET Purbaya, Mili; Suwardin, Didin
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 35, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v1i1.284

Abstract

Peningkatan mutu bahan olah karet (bokar) dapat dilakukan sejak awal proses pengolahan lateks menjadi bokar. Jenis koagulan merupakan salah satu parameter utama di dalam penentuan mutu bokar, selain tingkat kebersihan. Berdasarkan SNI bokar No. 06-2047-2002, koagulan yang dianjurkan untuk menggumpalkan lateks adalah asam format dan bahan penggumpal lain yang direkomendasikan oleh lembaga yang kredibel. Tetapi sebagian  besar petani masih menggunakan koagulan non anjuran. Untuk itu perlu dilakukan suatu metode tertentu yang dapat mendeteksi bahan penggumpal bokar yang digunakan petani. Dengan metode ini, diharapkan petani akan menggunakan koagulan anjuran untuk meningkatkan mutu bokar. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mendeteksi kandungan koagulan adalah pengujian secara kualitatif. Identifikasi dilakukan dengan cara mereaksikan serum atau air rendaman koagulum dengan pereaksi-pereaksi tertentu, kemudian diamati perubahan pada campuran yang menandakan karakteristik dari ion-ion yang terkandung di dalam koagulan. Koagulan non anjuran seperti tawas, cukapara dan pupuk TSP dapat dideteksi dengan menggunakan pereaksi : 1) BaCl2, 2) campuran pereaksi NH4Cl dan  NH4OH, 3) campuran pereaksi etanol dan asam sulfat dan 4) campuran pereaksi HNO3 dan ammonium molibdat. Hasil pengujian sensistivitas menunjukkan bahwa bahan penggumpal non ajuran dapat dideteksi pada dosis minimal 50 mL/L lateks (1 g/L lateks) untuk cukapara (asam sulfat), 25 mL/L lateks (0,5 g/L lateks) untuk pupuk TSP dan 75 mL/L lateks (1,5 g/L lateks) untuk tawas dengan konsentrasi masing-masing 2%. Pengujian kualitatif ini kemudian diaplikasikan untuk mengetahui kandungan ion pada koagulan “X”. Hasil pengujian menunjukkan bahwa koagulan “X” mengandung ion sulfat yang diduga berasal dari asam sulfat.