Suhendra Suhendra
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Kampus IV, Jl. Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, D.I Yogyakarta 55164

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Bioprocess Potentials of Squalene from Thraustochytrids Microalgae for Nutraceuticals in New Normal Era Isolated from Indonesian Mangroves: A Review Suhendra Suhendra; Tresya Pantoiyo; Sarah Fazlia; Endah Sulistiawati; Rachma Tia Evitasari
CHEMICA: Jurnal Teknik Kimia Vol 8, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/chemica.v8i1.19121

Abstract

The covid-19 pandemic has been increasing people's awareness of good eating habits and consumption to maintain their health. Accordingly, the choice shifted more to consume nutraceutical and functional food to provide a beneficial impact. One of the essential and attractive nutraceuticals is squalene (C30H50). Squalene is a precursor for biosynthesis in all human steroids and has a long history as an essential compound in the pharmaceutical industry. A common source of this terpenoid comes from the liver oil of a deep-sea shark. However, the strategy for squalene production from liver sharks encountered environmental and political barriers due to strict nature protection regulations. The renewed scientific interest has found microalgae from the thraustochytrids family as a promising future source of squalene. Thraustochytrids is a group of Osmo-heterotrophic marine microalgae, which can be found commonly in mangrove are, has recently gained increased attention owing to its promising biotechnological potentials. As the country with the largest mangrove forest globally, Indonesia has the highest biodiversity potentials of Thraustochytrids. Unfortunately, the study on the potential of bioprocess technology using Thraustochytrids microalgae from Indonesian mangrove forests for squalene production has received less attention from researchers. Therefore, this paper presents Thraustochytrids' potential from Indonesian mangrove forests as a sustainable source of squalene production that can replace raw material from shark liver oil. This paper summarizes all selected strains used in the previous study and their operating parameters. Based on our review study, the most productive Thraustochytrid producing squalene comes from the Aurantiochytrium sp. 18W-13a–1, which operated in a temperature-controlled reciprocal 500 mL shaker of Sakaguchi flask (25 °C, 100 strokes min − 1,70 mm amplitude) and used nutrients of 2.0% glucose, 1.0% tryptone, 0.5 g /l yeast, and 50% artificial seawater (ASW). Compared to squalene from other sources (yeast, bacteria, and plants), Thraustochytrid can yield more squalene. Bioprocess engineering aspects and the general uses of squalene are also presented, including the notable developments in the adjuvant vaccine of Covid-19, anti-aging substance, and anti-cancer applications. 
Pembuatan Hand Sanitizer dan Promosi Kesehatan dalam Pengendalian Covid-19 di Ma’had Al Atsar Qur’anic Dewi Yuniasih; Suhendra Suhendra; Nuni Ihsana; Mar’atu Roisa Amini; Faiyana Nurul Arrifqi; Saumi Syahri Finanda; Tri Aulia Aflah
Jurnal Pengabdian Masyarakat (abdira) Vol 1, No 2 (2021): Abdira, Oktober
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v1i2.33

Abstract

Religious activities at the taklim assembly, several local Islamic boarding schools and al-quran education parks managed collectively by residents are still running face-to-face activities (offline). The desire to organize religious education as a moral foundation for future generations by preventing the spread of COVID-19 is a dilemma. Therefore, activities are needed to promote health protocols and their implementation to support the conditions of a healthy religious learning process in these places. The main purpose of this service is to provide an understanding of health promotion in the prevention and control of Covid-19 and provide training on the manufacture and use of sanitation materials to partners. Methods for implementing community service activities include contact and discussion with partners, preparation of health promotion tools and media, preparation and purchase of tools and materials for making hand sanitizers as well as FGD discussions related to activities. The result of this activity is an increase in understanding and application of health promotion regarding the prevention and control of the spread of Covid-19, both in the mosque environment, religious study rooms and around mosques.
Isolasi mikroalga Aurantiochytrium dari Raja Ampat dan potensinya pada industri bahan baku adjuvant vaksin Suhendra Suhendra; Lia Septianingsih; Tifanny Rizka Ariandi; Maratul Husna; Zen Adi Laksana; Dewi Yuniasih; Andri Hutari
Jurnal Rekayasa Proses Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.72045

Abstract

Tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi akademis potensi mikroalga Aurantiochytrium dari hutan bakau Indonesia. Tulisan ini mempresentasikan gambaran awal penelitian tentang mikroalga Aurantiochytrium mulai dari teknik isolasi mikroalga dari habitatnya, gambaran produksinya, teknik analisa kualitatif squalene hingga analisa potensi ekonomi dan fungsinya untuk bahan baku adjuvant vaksin. Sebanyak 10 sampel daun bakau diambil dari hutan bakau Raja Ampat, Papua Barat. Teknik isolasi menggunakan metode direct plating method. Setelah aplikasi teknik streaking dari koloni mikroalga yang ada pada sampel ke dalam medium agar, dihasilkan 4 isolat murni.  Produksi awal biomassa berbahan baku mikroalga Aurantiochytrium ditampikan dengan nutrisi glucosa, yeast extract, peptone dan campuran air laut dan aquadest. Analisa kualitatif produk yang dihasilkan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan hasil positif adanya sqalene pada biomassa hasil kultivasi isolat mikroalga Aurantiochytrium. Squalene dari hasil fermentasi mikroalga Aurantiochytrium telah banyak dikaji sebagai sumber bahan baku alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable), Beberapa adjuvant vaksin, termasuk vaksin covid-19 menggunakan bahan baku mikroalga Aurantiochytrium untuk menggantikan adjuvant vaksin yang bersumber dari ikan hiu laut dalam. Di masa depan, potensi produk mikroalga Aurantiochytrium akan semakin dibutuhkan di banyak industri nutrisi kesehatan dan kosmetik. Mengingat relevansinya untuk masa depan industri strategis terkait di Indonesia, seyogyanya perlu riset mendalam yang lebih banyak dari isolat mikroalga Aurantiochytrium dari hutan bakau Indonesia.
Isolasi mikroalga Aurantiochytrium dari Raja Ampat dan potensinya pada industri bahan baku adjuvant vaksin Suhendra Suhendra; Lia Septianingsih; Tifanny Rizka Ariandi; Maratul Husna; Zen Adi Laksana; Dewi Yuniasih; Andri Hutari
Jurnal Rekayasa Proses Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.72045

Abstract

Tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi akademis potensi mikroalga Aurantiochytrium dari hutan bakau Indonesia. Tulisan ini mempresentasikan gambaran awal penelitian tentang mikroalga Aurantiochytrium mulai dari teknik isolasi mikroalga dari habitatnya, gambaran produksinya, teknik analisa kualitatif squalene hingga analisa potensi ekonomi dan fungsinya untuk bahan baku adjuvant vaksin. Sebanyak 10 sampel daun bakau diambil dari hutan bakau Raja Ampat, Papua Barat. Teknik isolasi menggunakan metode direct plating method. Setelah aplikasi teknik streaking dari koloni mikroalga yang ada pada sampel ke dalam medium agar, dihasilkan 4 isolat murni.  Produksi awal biomassa berbahan baku mikroalga Aurantiochytrium ditampikan dengan nutrisi glucosa, yeast extract, peptone dan campuran air laut dan aquadest. Analisa kualitatif produk yang dihasilkan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan hasil positif adanya sqalene pada biomassa hasil kultivasi isolat mikroalga Aurantiochytrium. Squalene dari hasil fermentasi mikroalga Aurantiochytrium telah banyak dikaji sebagai sumber bahan baku alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable), Beberapa adjuvant vaksin, termasuk vaksin covid-19 menggunakan bahan baku mikroalga Aurantiochytrium untuk menggantikan adjuvant vaksin yang bersumber dari ikan hiu laut dalam. Di masa depan, potensi produk mikroalga Aurantiochytrium akan semakin dibutuhkan di banyak industri nutrisi kesehatan dan kosmetik. Mengingat relevansinya untuk masa depan industri strategis terkait di Indonesia, seyogyanya perlu riset mendalam yang lebih banyak dari isolat mikroalga Aurantiochytrium dari hutan bakau Indonesia.